Tercipta sebuah larangan
Demi kepentingan  bersama...
Berharap semua dapat beradaptasi
Dengan sang aturan baru
Penerapannya menuai pro dan kontra dimasyarakat
Yang merasa terimbas dengan peraturan yang ada
Kepentingan bersama adalah tujuannya
Berharap semua segera pulih kembali
Sang pemberi aturan kehilangan eksistensinya
Dimana Peraturan dan aturan seolah hanya sebagai formalitas saja
Dan lagi lagi, mereka tidak perduli
Sang pemberi peraturan layaknya seperti ibu
Tak jera memberi nasihat dan ajakan
Agar dipatuhi sang anak
 Namun Lagi dan lagi...... semua terasa seperti angin lalu
Yang terhempas kesana kemari tanpa tujuan
Dan disaat hal yang tidak diinginkan terjadi
Maka semua tuduhan dilontarkan kepada sang  pemberi peraturan Seolah menjadi kambing hitam ditengah permasalahanÂ
Hei.....! dia tidak merasa bersalah,dengan semua ucapan yang dilontarkannya
Dia tidak memiliki hati, dan tidak berperasaan
Ketidak pedulian seolah menciptakan ruang baru
Bagi dia yang ingin memecah belah peraturan yang ada
Seandai engkau mengerti.....
Sang pemberi aturan juga memiliki rasa jenuh
Dikala ketidak pedulianmu
Mereka rela meninggalkan orang orang yang merekaÂ
Kasihi, hanya untuk memperhatikanmu....
Sampai kapan keras kepala dan kecuekanmu akan kau pertahankan?..... sampai kapan....
Kecerobohanmu melukai mereka yang tidak tau menau tentang apa yang terjadi
Mereka seolah menjadi kelinci percobaanÂ
Diketidak berdayaan mereka
Tidakkah terlintas dibenakmu
Melihat korban berjatuhan... kehilangan semangat hidup
Hanya karena ketidak perdulianmu
Dimana hati nuranimu?....
Wahai engkau si pembantah aturan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI