Kekuasaan media menjadi sangatlah tajam aapabila dihubungkan dengan kasus seksualitas, dimana tayangan pornografi akan lebih cepat ditonton dan mendapatkan reting banyak daripada persoalan lainnya. Nah ini menjadikan manusia berlomba-lomba dalam menyajikan tayangan untuk motif ekonomi.
Menurut Foucault sendiri kekuasaan bukan tersimbol dalam kuasa Negara akan tetapi di era modern ini kuasa sudah dipegang oleh media. Dimana media mampu memberikan wacana yang mengungkap sebuah kebenaran atau kekeliruan yang tersingkap dibalik teks. Kalau Foucault memberikan gambaran kuasa media, Islam melarang adanya penyebar luasan dalam bentuk video atau foto dalam persoalan hubungan suami istri. Nah perilaku penyebaran video seks ini sendiri menyebabkan dampak negative bagi masyarakat antara lain masalah moral dimana moral masyarakat sudah diberikan racun dengan video yang semestinya bukan dalam konsumsi public. Seperti perkataan Foucault "buatlah sebuah aktivitas yang kamu alami sebagai pengetahuan untuk dirimu sendiri."Â
C. KesimpulanÂ
Media dan seksualitas tidak bisa dipisahkan. Ada suatu teks yang mencerminkan keduanya dan dibaliknya terdapat suatu makna. Dalam analisa kekuasaan seksualitas milik Foucault ini, memberikan kita asumsi bahwa perempuan selalu dijadikan subjek dalam seksualitas. Karena wacana keindahan, kemolekan, dan kecantikan yang membawa perempuan dijadikan pemuas seks. Adapun penyimpangan yang terjadi di abad modern ini mengakibatkan seksualitas sebagai bentuk capital yang menghasilkan uang hingga bukan lagi menjadi konsumsi private tapi sudah dalam konsumsi umum. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H