Hasilnya, anak-anak menunjukkan peningkatan dalam kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, serta lebih sering membantu teman mereka dalam aktivitas sehari-hari.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi
Beberapa tantangan dalam menggunakan puisi untuk mengembangkan empati di kelas rendah meliputi:
- Perbedaan Kemampuan Membaca: Tidak semua anak memiliki kemampuan membaca yang sama. Solusi: Guru dapat membacakan puisi atau menggunakan metode berkelompok.
- Minimnya Puisi yang Relevan: Tidak semua puisi anak sesuai untuk mengajarkan empati. Solusi: Guru dapat membuat puisi sendiri atau memodifikasi puisi yang ada.
- Kurangnya Waktu Pembelajaran: Keterbatasan waktu sering menjadi kendala dalam mengembangkan aktivitas kreatif. Solusi: Puisi dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain, seperti Bahasa Indonesia atau Pendidikan Karakter.
Puisi anak merupakan media yang efektif untuk mengembangkan empati di kelas rendah. Sifatnya yang sederhana, emosional, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari memungkinkan anak-anak untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Melalui strategi pembelajaran seperti pembacaan, diskusi, penulisan, atau drama, puisi dapat membantu anak-anak belajar menjadi individu yang peduli, toleran, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Selain meningkatkan keterampilan emosional, penggunaan puisi juga mendukung pembelajaran holistik yang menyenangkan dan interaktif.
Dengan melibatkan puisi anak dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya membantu mengembangkan kemampuan bahasa, tetapi juga membentuk karakter yang lebih baik pada siswa. Hal ini menjadi investasi penting dalam membangun generasi masa depan yang penuh empati dan tanggung jawab sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H