Hai hallo... Di sini kita akan membahas tentang perkembangan moral anak usia dini, nah kita selalu mendengar kata moral teman-teman tau ngga sih apa yang di dengan moral? Yuk simak penjelasan di bawah!
Moral adalah perilaku yang baik yang dihasilkan oleh sosial atau agama tertentu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2019) arti dari moral adalah akhlak, budi pekerti, atau susil. ketika seseorang yang sudah bermoral ia akan bisa membedakan mana yang baik mana yang buruk, Moral juga didefinisikan sebagai tindakan manusia untuk berpikir, bertingkah laku, dan bersikap dengan cara yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain (Ananda, 2017;
Oladipo, 2009). Dalam perkembangan moral anak, semua pihak harus ikut andil seperti keluarga, sekolah, lingkungan, dan masyarakat supaya anak bermoral atau berakhlak baik.
Megawangi (2004) dan Hidayat (2004) mengemukakan beberapa konsep perkembangan moral anak, yaitu:
Keluarga
Pengembangan kebiasaan berperilaku yang baik dimulai dari dalam keluarga. Keluarga adalah tempat dan berperan penting dalam proses perkembangan moral anak, di mana anak dididik, dibesarkan, dan keluarga lah tempat yang pertama dan efektif untuk mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang harus dimiliki anak, yang mana kebiasaan-kebiasaan yang baik tersebut akan berpengaruh dalam pembentukan kepribadian atau karakter seorang anak. Perilaku ini menyangkut bagaimana kasih sayang, sentuhan, kelekatan emosi orang tua terutama ibu, serta penanaman nilai-nilai dapat mempengaruhi kepribadian anak. Kedua orang tua harus terlibat karena keterlibatan ayah dalam pengasuhan di masa kecil sampai usia remaja juga menentukan pembentukan karakteristik anak.
Menurut Erikson (Megawangi, 2004) kesuksesan orang tua membimbing anaknya dalam mengatasi konflik pribadi di usia dini sangat menentukan kesuksesan anak dalam kehidupan sosial di masa dewasanya nanti. Di dalam keluarga, orang tua perlu menciptakan ikatan emosional atau kedekatan psikologis (kelekatan) yang erat dengan anaknya. Kedekatan psikologis ini dapat membuat anak merasa aman, merasa diri diperhatikan dan dapat membentuk kepercayaan kepada orang lain.
Teori perkembangan moral Piaget
Menurut Piaget perkembangan moral berlangsung dalam 2 tahap, yaitu tahap realisme moral atau moralitas oleh pembatasan dan tahap moralitas otonomi atau moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik.
Tahap pertama, perilaku anak ditentukan oleh disiplin terhadap peraturan tanpa penalaran atau penilaian. Mereka menganggap orang tua dan semua orang dewasa yang berkuasa dan harus mengikuti peraturan yang diberikan pada mereka tanpa bertanya akan kebenarannya. Dalam tahap perkembangan moral, anak menilai prilaku yang benar dan salah atas akibat atau ganjaran nya dan bukan berdasarkan motivasi di belakangnya, sebab mereka belum mengetahui tujuan tindakan tersebut.
Tahap kedua perkembangan moral, anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya, tahap ini biasanya dimulai antara usia 7 atau 8-12 tahun dan lebih. Antara usia 5-7 atau 8 tahun, konsep anak tentang keadilan mulai berubah, buah pikiran yang kaku mengenai benar dan salah, tindakan yang dipelajari dari orang tua, secara bertahap akan mengalami perubahan. Nahh dampak nya adalah anak mulai mempertimbangkan keadaan tertentu yang berkaitan dengan suatu pelanggaran moral.
Teori perkembangan moral kohlbert
Masa Moral Pre konvesional
Pada masa pre konvensional ini, seseorang sangat tanggap terhadap peraturan budaya, seperti aturan baik atau buruk, salah atau benar, dan sebagainya. Individu akan menyangkut pautkan aturan tersebut sesuai dengan akibat yang akan dihadapi atas perbuatan yang dilakukan.
Masa Masa Konvensional
Pada masa perkembangan moral konvensional, melalukan perbuatan terpuji seperti memenuhi harapan keluarga, kelompok, masyarakat, maupun bangsanya. Perbuatan tersebut dilakukan tanpa harus menyangkut pautkan dengan konsekuensi yang muncul, tetapi dibutuhkan tindakan dan disiplin yang sesuai dengan harapan pribadi dan peraturan sosial yang berlaku.
Masa Masa Postkonvensional
Pada masa postkonvensional ini, terdapat usaha dalam diri individu untuk menentukan norma norma dan prinsip prinsip moral yang memiliki dasar yang diwujudkan tanpa harus mengaitkan dengan pengaruh kelompok maupun individu dan terlepas dari hubungan individu dengan kelompok.
Tidak ada Karakter Tradisional
Dalam teori kohlberg ia menolak konsep pendidikan norma atau karakter tradisional yang berdasarkan pada pemikiran bahwa ada seperangkat kebaikan seperti kejujuran, kesabaran, yang menjadi landasan perilaku moral. Konsep tersebut pada norma tidak membimbing seseorang untuk memahami kebaikan mana yang sungguh baik untuk diikuti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H