Siang itu setelah pulang sekolah, sebuah pengumuman dari speaker memanggil para panitia acara kegiatan
dan ketua kelas untuk menuju ruang Ava, guna membicarakan lomba yang akan diadakan sebentar lagi. Aku
yang bukan panitia diajak temanku untuk membantunya membuat pamflet acara tersebut, lumayanlah
menambah pengalaman pikirku. Dengan sedikit bersemangat aku menuju ruangan pojok sekolah ini. Tanpa
menunggu lama aku memasuki ruangan itu, ternyata rapat sudah dimulai. Tak apalah terlambat sebentar.
Begitu memasuki ruangan aku tertuju pada seseorang yang duduk di depan. Seseorang yang sangat aku kenal
wajahnya dan postur tubuhnya yang tinggi. Ternyata benar dugaanku itu memang dia.
Kak tahukah aku memendam rasa namun saying aku telah mebuang rasa itu jauh hari. Ketika mengetahui
fotomu dengan seseorang yang terpampang di jejaring sosial, rasanya aku sudah tidak ada harapan lagi
untuk memberi rasa kepadamu. Kak tahukah setiap hari aku mengamatimu, melihatmu tersenyum itu sudah
cukup bagiku. Ketika sore hari kau berlatih voli aku sering memperhatikan mu menangkis bola yang datang,
ketika kau melompat tulah bagian terkerenmu. Tahukah kau ketika aku mengirimimu sebuah pesan di dunia
maya tapi tidak kau balas rasanya saedari hari itu aku membuang rasaku.
Tapi kini kau hadir di setiap rapat, tak dapat ku elakkan lagi, dan aku berfikir ini hanyalah sebuah forum dan
kita anggota didalamnya nggak lebih. Namun tatapanmu ketika melihatu membuatku merasa aneh, rasa itu
dating lagi. Ketika aku pulang berjalan melewati lapangan sekolah dan kau mengamatiku tahukah perasaan
ku? Perasaanku kacau tak karuan. Kau memberikanku rasa itu lagi, rasa yang telah aku buang. Aku berharap
ini hanya perasaan sesaat dan hanya sebatas mengagumi senior ya itu saja. Semoga rasa ini tak berlarut
lama.
Buat kaka kelasku
yang tadi
duduk didepan :D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H