Imunisasi merupakan suatu cara yang dilakukan untuk menimbulkan ataupun meningkatkan kekebalan tubuh individu terhadap penyakit. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) adalah penyakit yang diharapkan dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan dengan pelaksanaan program imunisasi. Imunisasi memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan primer dan terutama dalam menurunkan angka kematian balita. Selama ini imunisasi telah terbukti sebagai program kesehatan yang efektif dan efisien dalam mencegah dan mengurangi angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat PD3I.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, pada periode 2019-2021 sebanyak 1,7 juta anak di Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Imunisasi itu mencakup, BCG, DPT-HB-Hib, polio tetes, polio suntik, hepatitis dan campak rubela. Untuk itu, pada tahun 2022 ini Kemenkes RI mencanangkan program BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) untuk mengejar cakupan imunisasi rutin yang menurun signifikan akibat pandemi COVID-19. BIAN adalah pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela serta melengkapi dosis Imunisasi Polio dan DPT-HB-Hib yang terlewat. Program ini diwujudkan sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan hamonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar (OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib).
Jumlah balita di Kelurahan per 20 Agustus adalah 192 anak. Jumlah ini cukup besar untuk ukuran kelurahan. Ditambah lagi adanya COVID 19 yang sempat menghambat imunisasi, pasti akan menaikkan jumlah kunjugan imunisasi sekarang ini karena telah diberlakukan new normal.
Puskesmas Batang I memprediksi pada Bulan Imuniasasi Anak Nasional Agustus ini, masyarakat antusias sehingga fasilitas puskesmas harus sepadan dengan masyarakat yang datang. Ruang untuk vaksinasi haruslah nyaman dan aman baik bagi anak dan orang tuanya. Ruang yang aman adalah yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal inilah yang dilakukan mahasiswa KKN Tematik Percepatan Imunisasi dalam Rangka Program KEJAR dan BIAN Tahun 2022 Universitas Diponegoro, Rosyita Dewi Khoirunisa. Mahasiswa tersebut mendesain ruang imunisasi di Puskesmas Batang I Â yang dilatarbelakangi bahwa ruang yang ada kurang sesuai dengan standar dan pemanfaatan ruang kurang optimal. Pengoptimalan ruangan diterapkan dengan pemanfaatan ruang kosong dan pengadaan ruang menyusui. Keamanan ditingkatkan melalui peningkatan standar keamanan seperti adanya tempat hydrant, dua pintu yang digunakan masing maisng untuk keluar dan masuk agar lebih mudah apabila terjadi bencana. Penyusunan ruangan juga lebih rapi karena melihat kondisi saat ini sangatlah berantakan sehingga kurang nyaman.
Inovasi ini sangat futuristik, dan akan dijadikan patokan dalam renovasi mendatang - Anie Nisfulaeli, penanggung jawab imunisasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H