Mohon tunggu...
Rosyidatul Awwaliyah
Rosyidatul Awwaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Saya mahasiswi jurusan ekonomi syariah di kampus Institut Agama Islam Tazkia. Saya tertarik dengan dunia sejarah dan ekonomi sebelum saya duduk di bangku kuliah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Salman Al-Farisi, Pemuda Dibalik Kemenangan Umat Islam di Perang Khandaq

2 November 2023   20:57 Diperbarui: 2 November 2023   21:59 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada zaman Rasulullah, terdapat seorang pemuda yang mengukir jejak uniknya demi mencari agama Allah, demi meraih sebuah kebenaran. Dalam biografi ini, kita akan mengungkap perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan, pencapaian luar biasa, dan kontribusi berharga yang telah dia berikan kepada umat islam.

Salman Al-Farisi, seorang pemuda Persia yang dibesarkan di kota Ishafahan. Ayahnya merupakan salah satu kepala desa di kota tersebut. Salman dibesarkan sebagai penganut Majusi, ia begitu taat kepada agamanya,sampai ia diberi kepercayaan untuk menjaga api pemujaan agar tidak padam.

Salman Al-Farisi Masuk Agama Kristen

Ayah Salman begitu menyayanginya dan menjaganya,sehingga Salman jarang merasakan dunia luar. Suatu hari ayahnya begitu sibuk sehingga ayahnya tidak sempat untuk mengurus ladang. Salman diutus oleh ayahnya pergi ke ladang tersebut untuk menyelesaikan beberapa urusan.

Salman pergi memenuhi perintah ayahnya, namun ditengah jalan,Salman melewati sebuah gereja milik orang Nasrani. Salman merasa tertarik dengan suara-suara yang berasal dari dalam gereja itu. Kemudian Salman memasuki gereja itu dan melihat cara mereka beribadah. Hati Salman berdesir dan merasa bahwa agama yang baru saja ia lihat (Nasrani) lebih baik dari agama yang selama ini ia anuti (Majusi).

Pulanglah Salman kepada ayahnya dan menceritakan tentang apa yang ia temukan dan apa yang baru saja ia yakini. Namun sang ayah marah dan menentang tentang apa yang diceritakan Salman tadi. Akhirnya, ayahnya mengurung dan merantai Salman di dalam rumahnya.

Namun Salman Al-Farisi tidak menyerah begitu saja, ia mengatakan kepada orang gereja bahwa ia telah menganut ajaran mereka dan berharap bisa ikut mereka untuk pergi ke Syam. Akhirnya Salman berhasil kabur dari sang ayah.

Sesampainya di Syam, Salman belajar memperdalam agama Nasrani bersama dengan seorang uskup gereja disana. Namun, Salman kurang menyukai salah satu perangai dari uskup tersebut,dimana sang uskup meminta sedekah kepada para jamaahnya tetapi harta tersebut hanya disimpan oleh uskup itu sendiri.

Salman hidup bersama sang uskup sampai akhir hayatnya. Sang uskup digantikan oleh uskup yang baru, yang mana perangai uskup ini begitu baik dan taat dalam beragama. Sayangnya Salman tidak bisa hidup lama dengan sang uskup,karena sang uskup tutup usia. Sebelum sang uskup meninggal, Salman bertanya kepada siapa ia harus berguru. Kemudian sang uskup memberi pesan kepada Salman kepada siapa ia berguru. Salman mendatangi orang yang dimaksud gurunya. Hal tersebut terus berulang hingga Salman berguru kepada seorang laki-laki di daerah Amuria,Romawi.

Perjalanan Salman Mencari Agama Islam

Sang guru mengatakan kepada Salman bahwa telah datang seorang utusan yang membawa risalah Nabi Ibrahim. Sang guru menjelaskan bagaimana ciri-ciri dari seorang Nabi tersebut. Salman pun memikirikaan bagaimana caranya ia bertemu dengan Nabi tersebut. Hingga suatu hari ia bertemu dengan sebuah kafilah yang mampu mengantarkan ia dengan imbalan hewan ternak

Salman begitu senang dan bergegas untuk berangkat kesana. Sayangnyaa,setibanya di Wadil Qura, rombongan tersebut malah menjual Salman untuk menjadi budak orang Yahudi.

Hiduplah Salman sebagai seorang budak,namun ia masih tetap ingin mengejar risalah nabi. Sampailah suatu hari ia dibeli oleh orang yahudi dari bani Quraidhah dan dibawa ke Madinah. Dari situ Salman sudah merasa bahwa kota Madinah lah yang dimaksud oleh sang guru.

Suatu hari ia mendengar kabar bahwa Rasulullah akan hijrah ke madinah dan beliau telah sampai di Quba. Salman memutuskan untuk menemui Rasuulullah dan melakukan hal-hal untuk bisa memastikan tanda-tanda kenabian dari Rasulullah. Sampailah ia pada hari dimana akhirnya ia menemukan bukti terakhir dari kenabian. Salman langsung memeluk agama islam. Akhirnya,perjalanan panjang dalam mencari agama Allah telah mencapai garis finsish.

Sayangnya kondisi Salman yang seorang budak membuat Salman tidak mampu mengikuti beberapa peperangan seperti perang badar. Rasulullah mengusulkan kepada Salman untuk minta di merdekakan dan karena bantuan dari para sahabat,sehingga Salman bisa merdeka.

Kecerdikan Salman Al-Farisi dalam Perang Khandaq

Perang Khandaq terjadi pada tahun 5 Hijriah. Perang ini dilatarbelakangi oleh hasutan kaum yahudi yang tidak suka dengan keadaan Rasulullah dan pengikutnya. Orang yahudi pergi ke Mekkah untuk menghasut kaum musyrik untuk memerangi Rasulullah.

Terkumpulah 24.000 pasukan dari kaum musyrikin dan suku Ghatafan yang akan menyerang dari luar Madinah. Sedangkan Bani Quraidhah akan menyerang kaum muslimin dari dalam kota Madinah.

Rasulullah pun mengadakan musyawarah dengan para sahabat tentang kondisi gawat yang sedang terjadi. Kemudian Salman Al-Farisi mengusulkan untuk membuat parit sebagai penghalang. Geografis dari kota Madinah memang sudah terdiri dari gunung-gunung, namun masih ada lahan terbuka yang akan memudahkan Madinah untuk diserang.

Rasulullah dan para sahabatpun menggali parit disekeliling gerbang kota Madinah. Ditengah proses pembuatan parit, Salman menemukan batu besar yang sulit untuk dipecahkan. Kemudian ia mengatakan kepada Rasulullah ingin mengubah jalur parit karena terhalang oleh batu besar tersebut. Tapi kemudian Rasulullah mendatangi batu tersebut dan berusaha memecahkan batu tersebut. Dan muncullah kilatan api yang terang sebanyak 3 kali. Dalam kilatan tersebut memperlihatkan istana Hira dan kota-kota Persia, juga terlihat tentang istana Syiria, San'a dan negeri-negeri lainnya

Singkat cerita kaum kafir tidak bisa menyerang Madinah karena terhalang oleh parit tersebut. Selama sekitar satu bulan kaum kafir membangun tenda-tenda di seberang parit. Sampai pada akhirnya Allah mengirimkan angin topan dan menghancurkan perkemahan kaum musyrikin.

Salman Al-Farisi Tutup Usia

Salman Al-Farisi di karuniai usia yang Panjang sehingga dia bisa membuktikan sendiri bukti janji Allah dan Rasul-Nya Ketika membuat parit. Salman Al-Farisi tutup usia dalam kondisi umat islam telah berjaya. Dia meninggal dalam keadaan zuhud dan begitu sederhana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun