Nyaring suara orang berteriak beradu isak tangis. Kupercepat langkah menuju rumah. Astaga, ada apa dengan keluargaku? Tak kutemukan cara lain untuk segera masuk ke rumah itu, melainkan menerjang orang-orang.
_
Jasadku ditemukan.
Hingga detik ini, nadi itu masih terasa perih berdenyut-denyut. Konon katanya, rasa perih ini tidak akan pernah berhenti hingga hari kiamat. Ia akan terus menyakiti orang-orang yang sengaja pulang tanpa menunggu Tuhan menjemput. Sakit, dan akan terus sakit berulang-ulang tiada akhir. Meski berharap dengan tangisan dan taubat, tetap saja nyawa telah lepas dari kerongkongan. Hanya satu harapanku saat ini, kuharap ampunan segera datang, dan sakit ini segera hilang. Tapi apakah mungkin?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H