"Di masjid, coba kamu lihat diantara para jamaah shalat, mereka yang selepas salam tidak melakukan wirid, mereka itu yang disebut anak setan kata 'ulama."
Dia kemudian bergegas pergi ke masjid memburu anak setan untuk kemudian diberikan sedekah nadzarnya. Setibanya di masjid, imam selesai mengucapkan salam ada satu jamaah yang langsung berdiri hendak keluar masjid.
Kemudian ia menghampiri satu jamaah tersebut dan memberikan koper yang berisi penuh uang untuk melaksanakan nadzarnya.
"Kenapa kamu memberikan uang sebanyak ini?" Tanya jamaah itu dengan kaget dan penasaran.
"Saya ngasih kamu uang karena kamu yang menjadi penyebab saya sembuh dari stroke, saya punya nadzar kepada anak setan, ya kamu ini anaknya setan." Jawab orang kaya.
"Kata syeikh orang yang seusai salam dari shalatnya tidak melafalkan dzikir walaupun kalimat tasbih adalah sifatnya anak setan." Lanjutnya.
Mendengar kata saudagar kaya raya tadi, dengan marah uang itu kemudian dilemparkan ke mukanya, "Kurang ajar saya dibilang anak setan." Orang tersebut lalu kembali ke barisan jamaah untuk melantunkan dzikir.
Kemudian ia pergi kembali melapor ke Orang Sholeh, "Syeikh, syeikh! Anaknya setan taubat ia tidak mau menerima uang saya."
Akhirnya syeikhnya memberi tahu sifat anak setan kedua adalah anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya. "Coba kamu beri anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya, mereka itu anak setan."
Kebetulan, daalam perjalanan ia menemui anak yang sedang memarahi ibunya. Lantas saudagar kaya itu memberikan satu koper penuh uangnya kepada anak durhaka itu. Sama dengan sebelumnya si-anak yang akan diberikan uang nadzar tersebut menolak dan memilih meminta maaf kepada ibunya dan berjanji tidak marah-marah kepada orang tuanya karena tidak mau disebut anak setan.
Ia kembali mengadu ke syeikhnya lagi, "Anaknya setan tobat lagi ya Syeikh!"