Penulis: Rosyidah Nur Halimah & Dr. Muhammad Rohmadi Ratulisa, M.Hum
Lahirnya Sumpah Pemuda bermula dari Kongres Pemuda II yang digagas oleh Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh organisasi pemuda. Di antaranya Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Bataks Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Sekar Rukun, Jong Ambon, dan Pemuda Kaum Betawi.
Berikut ini adalah isi dari Kongres Sumpah Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928:
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Sumpah Pemuda adalah bukti bahwa rakyat bahwa Indonesia begitu mendambakan kemerdekaan dan kemerdekaan itu tidak akan tercapai tanpa persatuan. Sumpah Pemuda menjadi simbol bahwa di atas perbedaan suku, agama, ras, daerah, kepentingan ada sesuatu yang lebih penting yaitu persatuan untuk mencapi kemerdekaan. Persatuan itu mencakup tanah air, bangsa, dan bahasa.
Sumpah Pemuda mampu menjadi inspirasi bagi pemuda-pemudi di era ini untuk sadar bahwa perjuangan tidak boleh berhenti, meski kemerdekaan telah teraih. Sebab menghentikan perjuangan dan menyerah pada kemalasan dan membiarkan negeri ini kosong tak terisi oleh karya-karya, inovasi, dan perkembangan sama saja mengkhianati Sumpah Pemuda dan tokoh-tokoh perjuangan.
Jadi, sebagai generasi muda harus berperan melanjutkan visi Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, yaitu semangat persatuan. Muda-mudi masa kini harus bahu-membahu mengembangkan bangsa ini lebih maju.
Sebab perang sejatinya tak pernah berhenti, jika dulu pahlawan-pahlawan kita berjuang dengan senjata dan pikiran untuk terbebas dari kolonialisme, maka rakyat masa kini harus bersenjatakan akal dan budi untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
Kesimpulannya, Sumpah Pemuda adalah ajang bersatunya muda-mudi di Indonesia sebagai dambaan mereka terhadap kemerdekaan. Mereka tahu betul bahwa cita-cita besar itu---kemerdekaan---tidak akan pernah teraih tanpa adanya persatuan, mengesampingkan perbedaan ras, suku, dan bahasa, serta kepentingan. Muda-mudi masa kini harus mengambil pelajaran dari itu dengan penuh semangat berperan dalam perjuangan memajukan negeri tercinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H