Generasi Z dan Kemajuan Sastra SiberÂ
Rosyidah Khairul BariyyahÂ
1195020133Â
Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Generasi Z disebut juga sebagai generasi mobile, generasi yang sangat berkaitan erat dengan teknologi karena generasi ini tumbuh bersama teknologi, sehingga mereka merasa teknologi adalah bagian dari dirinya.
Sedang sepanjang sejarahnya sastra selalu erat hubungannya dengan media komunikasi dan informasi, terdapat banyak tantangan baru yang dihadapi, baik dalam masalah penyampaian atau penyajiannya, pun dalam masalah kreatifitas para pelakunya. "Berbagai macam faktor menentukan adanya ciri, fungsi, peran bunyi, gambar, dan aksara yang mengalami pergeseran dari satu wahana ke wahana lain. Kemajuan teknologi yang menunjang kita untuk mengalihwahanakan sesuatu menjadi lebih mudah dan praktis. Kemajuan alat tulis adalah hasil teknologi yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan berkomunikasi dan berekspresi" (Damono,2012:17).
Adanya blog dan fasilitas aplikasi web yang dapat memublikasi karya sastra di era digital ini memang membawa banyak kemungkinan baru bagi kemajuan kesusastraan di Indonesia sekaligus membuka banyak peluang bagi penulis pemula khususnya bagi penulis dari generasi Z.
Maka, di era digital ini, generasi Z dan sastra siber sangatlah berkaitan erat, dengan wadah teknologi yang semakin canggih, generasi Z dan sastra siber semakin dapat di kolaborasikan.
Sastra siber selain menjadi peluang besar bagi penulis pemula juga dapat menjadi solusi bagi perbaikan minat baca generasi Z yang rendah ditambah dengan kemajuan teknologi dimana dapat dipastikan sebagian besar generasi Z sudah memiliki gawai atau handphone, dengan munculnya berbagai aplikasi web sastra siber seperti wattpad, cabaca, PlukMe, dan webtoon.
Selain itu karakter generasi Z yang menyukai hal instan juga sejalan dengan sastra siber yang disajikan secara instan, kita dapat memublikasi karya sastra hanya dengan hitungan menit begitupun ketika ingin membaca karya sastra kita hanya perlu membuka aplikasi atau mengetik karya yang diinginkan di Internet.
Karakter generasi Z sebagai generasi yang menyukai kebebasan berekspresi pun cocok dengan sistem yang ditawarkan sastra siber yang kebebasan dalam memublikasi karya sastra seluas-luasnya ataupun kebebasan mengakses karya sastra sesuai dengan keinginan.
Maka generasi Z dan Sastra siber tidak dapat dipisahkan karena keduanya tumbuhan berkembang pada era yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H