Pertama kali memakan plecing ayam kampung yang dimasakkan oleh bibi di rumah mertua, lidahku sama sekali tidak protes, karena menurutku rasanya sangat cocok di lidahku.Masakan yang identik dengan rasa pedas ini langsung bikin saya menyukainya.
Jika di daerah Lombok kita sering mendengar kata plecing kangkung, maka di Bali ada juga plecing. Hanya saja yang di Bali plecingnya adalah plecing ayam.Â
Di kampung Melayu, plecing ayam kampung itu seperti menu yang wajib ada dan menjadi favorit saat ada acara pernikahan dan terkadang acara menghias telur maleh dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.
Sedangkan tepeng-tepengan adalah acara panggang-panggangan ikan yang dilanjutkan dengan makan bersama. Dan biasanya yang melakukan acara panggang memanggang ini adalah kelompok pria. Sedangkan kelompok wanita biasanya kebagian menanak nasi. Dalam tepeng-tepengan yang tradisinya dari zaman dahulu, Â makannya adalah beralaskan daun pisang utuh.Â
Sebetulnya tepeng-tepengan bisa juga berupa ikan laut, akan tetapi kalau dalam acara-acara tertentu yang digunakan adalah ayam kampung.
Dan di kampungku, tepeng-tepengan tidak harus menunggu acara tertentu, akan tetapi terkadang hanya sekedar ingin kumpul bareng tetangga sambil mempererat tali silaturrahim.  Kalau  acara mandiri seperti itu, kami mengadakan tepeng-tepengan dengan cara iuran seikhlasnya untuk membeli ayam dan beras. Bahkan ada yang menyumbang ayam dan beras, kemudian mengajak tetangga sekitar untuk sekedar makan bareng. Biasanya  kalau sudah begini, dari mulai manggang ayam dan menghaluskan bumbu adalah kaum pria yang melakukannya. Bahkan kadang sampai memasak plecingnyapun orang mereka jugaFoto: Jepretan dari anak pertama
Serunya bukan main. Peserta tepeng-tepengan mulai dari kawula muda sampai kawula yang sudah tidak muda lagi..hehe. Dan tepeng-tepengan ini identik dengan suasana malam.Karena memang hampir selalu diadakan di malam hari, bahkan kadang sampai menjelang dini hari baru menikmati plecing ayam kampung ini.
Syukur, saat keluarga dari Jawa  bersilaturrahim ke rumah kami, mereka juga menyukainya. Dan pernah waktu saya pulang kampung, saya memasak plecing ayam kampung, dan sepupu saya request untuk dibikinkan lagi.
Dan alhumdulillahnya, beberapa kali saya mendapat pesanan plecing ayam kampung dari beberapa teman suami yang berasal dari kabupaten lain, baik untuk dikonsumsi sendiri bersama keluarganya, maupun digunakan dalam sebuah acara.
Sebetulnya diseluruh wilayah bali ada yang namanya plecing ayam, cuma mungkin rasanya beda-beda, karena mungkin ada tambahan bahan lainnya sesuai selera yang membuatnya. Â Tapi kalau di kampung Melayu tempat saya tinggal, bahan dasarnya seperti yang akan saya bagikan berikut ini.
Bahan:Â