Pacarkeling Solusi Pembasmi Hama, warga Tambaksari
Oleh:Robiatur Rosydah
Berangkat dari persiapan mengikuti Surabaya Smart City (SSC) 2020, warga kampung RT 02 RW 10 Pacar Keling mencari beragam inovasi untuk memenangkan progam tersebut. Selain memoles kampung jadi lebih hijau, warga dan ketua RT membuat cairan pembasmi hama dari paduan tembakau rokok, daun mimbo, dan daun sirsak.
Begitu sampai di halaman Jalan Pacar Keling II, Tambaksari, suasana hijau menyambut siapap saja yang datang. Aneka tanaman obat keluarga (toga) serta kondisi perumahan yang bersih memanjakan mata pengunjung. Di depan rumah warga terdapat tempat sampah dan bunga-bunga hias yang dipoles semenarik mungkin. Ada pula wadah berbentuk botol yang menampung bekas puntung rokok masyarakat.
Wadah itu berjumlah puluhan. Posisinya dibuat berjajar di sisi barat dan timur rumah. "Nah, di dalam wadah ini, kami buat air. Kami ingin menghancurkan tembakau puntung rokok tersebut," ujar ketua RT 2 RW 10 Pacar Keling HM Soetikno saat dijumpai kemarin (28/6). Lantas apa manfaatnya?
Dia mengatakan, hasil dari peleburan tembakau itu lah yang dijadikan bahan dasar pembuatan cairan pembasmi hama. "Kami padukan dengan daun mimbo dan daun sirsak mas," kata pria 56 tahun tersebut saat menunjukkan produk. Prosesnya dimulai dengan menyiapkan 30 lembar daun mimbo serta 5 daun sirsak yang telah dicacah kecil. "Cairan tembakau tadi lantas ditambahkan sebanyak satu sendok," ungkapnya.
Seluruh bahan itu dimasukkan dalam satu wadah. "Kemudian ditunggu selama 24 jam untuk proses peleburan secara keseluruhan," paparnya. Dari hasil pengolahan itu bisa didapat sebanyak enam botol cairan pembasmi hama dengan volume 300 ml. "Produk ini sudah bisa digunakan," katanya.
Bagaimana caranya? Soetikno menerangkan cairan itu bisa langsung disemprotkan ke tanaman. Apapun jenisnya. "Mulai dari toga hingga bunga-bunga," kata dia. Hasilnya bagus. Hama seperti ulat dan lalat tak mau mendekat. "Efeknya tidak ada sama sekali. Karena mayoritas berbahan organik," tuturnya.
Soetikno menambahkan, pembuatan cairan pembasmi hama itu terinspirasi dari laman youtube. "Saya lihat ada produk berbahan dasar tembakau. Bedanya, kami menambahkan daun sirsak dan daun mimbo. Di video itu tidak," ujar dia. Mengapa memilih tambahan dua daun tersebut? Kader Lingkungan RT 02 RW 10 Pacar Keling Listiyawati menambahkan, jika tanaman tersebut ada di sekitar kampung. "Kami memaksimalkan apa yang ada di sini," ungkap perempuan 50 tahun tersebut.
Dia semula tak paham manfaat dari sisa puntung rokok tersebut jika dipadukan dengan kedua daun tanaman itu. Justru kesannya di awal aneh. Bagaimana bisa. "Karena kotor mas," ungkap dia. Namun, setelah mendapat pencerahan dari Soetikno, dia dan warga lain akhirnya turut serta mencoba pengolahan. "Kami diajari perlahan-lahan sampai bisa," paparnya.
Listiyawati menerangkan, selain bisa digunakan untuk pembasmi hama yang melekat di tanaman, cairan berwarna cokelat bening itu juga cocok digunakan untuk WC mampet. "Di rumah saya, WC nya kadang susah berfungsi. Namun, setelah dibuat cairan itu jadi lancar. Saya tuangkan sebanyak satu setengah liter," katanya.