Mohon tunggu...
Rosya Hadisya Putri
Rosya Hadisya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Indraprasta PGRI.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Etika Berprasangka dalam Berdoa

3 Juli 2023   11:10 Diperbarui: 3 Juli 2023   11:49 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://gambarkartununik.blogspot.com/2016/10/gambar-berdoa-wanita-pria-muslim-muslimah-sujud-doa-islami.html

Di dalam agama islam, berdoa merupakan salah satu bentuk ibadah bagi seorang muslim. Doa seringkali diartikan sebagai cara seorang muslim memohon bantuan kepada Allah SWT. untuk keselamatan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Selain itu, doa juga menjadi jalan bagi seorang muslim untuk mengucap syukur atas nikmat yang diberikan serta untuk menjalin hubungan baik dengan Allah SWT.

Ketika berdoa, tentunya kita selalu mengharapkan agar setiap doa yang kita panjatkan dapat segera dikabulkan. Namun, terkabul atau tidaknya doa seseorang bisa bergantung kepada bagaimana etika atau adab seseorang ketika berdoa. Banyak ayat al-qur'an yang membahas mengenai tata cara, etika atau adab dalam berdoa, salah satunya adalah dalam surat Al-A'raf ayat 55 yang artinya sebagai berikut:

"Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lemah lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."

Banyak ulama dan ahli yang menafsirkan bahwa ayat di atas sebagai perintah bagi kita untuk berdoa kepada Tuhan dengan penuh kerendahan hati dan dengan suara yang lembut, tidak terlalu pelan maupun terlalu keras, serta tidak melampaui batas dengan memanjatkan doa kepada selain Allah SWT.

Selain hal-hal di atas, salah satu etika penting dalam berdoa adalah berprasangka baik terhadap Allah mengenai hasil dari setiap doa yang kita panjatkan. Hal yang wajar bagi kita sebagai manusia jika mengingkan doa yang dipanjatkan segera terkabul. Namun jangan sampai keinginan tersebut menjadikan kita tidak sabar dan memiliki prasangka buruk terhadap Allah apabila doa kita belum terkabul.

Islam mengajarkan kita untuk senantiasa berprasangka baik kepada Allah dan kepada sesama manusia. Saat kita berdoa, kita sedang berhadapan dengan Allah yang maha besar sehingga wajib bagi kita untuk percaya bahwa apapun hasil dari setiap doa yang kita panjatkan, cepat terkabul atau tidaknya, merupakan hal yang terbaik yang telah diputuskan Allah untuk kita.

Salah satu riwayat hadis qudsi, Allah berfirman:

"Aku (Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku terhadap Aku."

Maka dari itu, ketika memohon pertolongan melalui doa, yakinlah bahwa Allah mendengarkan dan akan segera mengabulkannya. Hal ini merupakan bentuk prasangka baik terhadap keputusan Allah akan doa yang kita panjatkan. Dengan demikian, hal tersebut akan mendatangkan pertolongan terbaik dari Allah.

Begitupun saat kita memohon doa agar diampuni dari segala perbuatan dosa, yakinlah bahwa Allah akan memaafkan kita. Kita harus menanamkan dalam diri bahwa sebesar apapun dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan, jika kita berdoa dengan ketulusan, keikhlasan, dan penuh penyesalan, Allah akan membukakan pintu maaf bagi hamba-Nya.

Kemudian saat kita berdoa mengucap syukur atas segala nikmat yang telah diberikan, percayalah Allah akan menurunkan nikmat yang lebih dari yang telah kita terima. Kepercayaan ini merupakan bentuk prasangka baik terhadap Allah yang juga akan membawa kebaikan bagi yang mempercayainya.

Lalu bagaimana jika kita mendapati doa yang sering kita panjatkan tak kunjung terkabul?

Cobalah untuk mengevaluasi diri dimulai dari bagaimana etika kita ketika berdoa. Setelah itu baru pahami kembali doa yang dipanjatkan. Apakah benar-benar akan mendatangkan kebaikan bagi kita jika doa tersebut dikabulkan?

Setelah itu ingatlah, hal yang kita minta melalui doa mungkin baik menurut kita, tetapi belum tentu baik menurut Allah. Maka kembali lagi kepada etika dalam berdoa, tanamkanlah prasangka baik. Jika memang Allah tidak menghendaki untuk mengabulkan permohonan atau doa kita, maka berprasangkalah bahwa itu bukan hal yang baik bagi kita dan akan digantikan dengan hal yang jauh lebih baik menurut Allah.

Saat berdoa, etika berprasangka ini sangatlah penting untuk diterapkan. Lihatlah kembali hadis qudsi di atas. Pahami bahwa doa-doa yang kita panjatkan akan Allah realisasikan sesuai dengan prasangka kita terhadap-Nya. Doa yang dipanjatkan dengan diiringi prasangka baik akan Allah realisasikan dengan hal yang baik pula.

Hal yang baik itu bisa berupa terkabulnya doa dengan segera, bisa juga berupa hal lain yang Allah tetapkan baik untuk kita.

Begitupun sebaliknya, doa yang kita panjatkan tanpa diiringi prasangka baik atau justru diiringi dengan prasangka buruk seperti takut tidak terkabul, maka mungkin hasilnya pun akan demikian.

Oleh karena itu, sebagai umat muslim marilah kita ikuti ajaran islam dalam menerapkan etika berprasangka baik kepada Allah ketika berdoa. Hal ini karena doa merupakan ibadah. Dengan beretika baik ketika berdoa, secara tidak langsung kita juga sedang meningkatkan kualitas ibadah kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun