Mohon tunggu...
Rosya Megawati
Rosya Megawati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pecinta dunia pena

Membaca dan menulis merupakan olahraga untuk mempertajam pola pikir, rasa, dan panca indera agar memiliki kesadaran kritis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Suara Orang Pinggiran

14 April 2020   10:35 Diperbarui: 14 April 2020   10:39 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

SUARA ORANG PINGGIRAN

Oleh: Rosya Megawati

 

Suara orang pinggiran yang tak terdengar

Dalam dinding-dinding istana

Dalam telinga sang raja

Dalam hati para senator

Ini suara orang yang terpinggirkan

Hidup di tengah wabah penyakit mengerikan

Tak tahu kapan akan berakhir

Hidupnya jadi tergantung dan terlunta-lunta

Dengarkanlah suara minta tolong

Wahai sang raja

Rakyatmu butuh welas asihmu dan tangan adilmu

Jangan matikan pekerjaan kami

Ini suara kami, orang-orang yang terpinggirkan

Kapan kesulitan ini hilang

Kapan virus ini sirna dari bumi pertiwi kami

Kapan kami bisa hidup normal dan aman

Kapan kami bisa kembali ke bangku sekolah

Merasakan indahnya bersama guru dan teman kami

Bermain dan belajar seperti dulu lagi

Kami rindu buku dan suasana sekolah kami

Kapan kami bisa bekerja dengan nyaman

Merasakan indahnya bersama teman, kawan, dan sahabat

Merasakan suka dan duka di dunia kerja kami

Kami rindu pekerjaan kami yang dulu

Kami ingin bekerja tanpa ada rasa takut karena pandemi

Kami ingin hidup dengan sejahtera tanpa rasa takut dan panik

Kami ingin hidup bermasyarakat secara aman dan normal

Kami ingin bebas dari pandemi yang membui hidup kami

Kapan ini berakhir... wahai rajaku

Rakyatmu menantikan welas asihmu dan tangan lembutmu

Membantu kami yang terlunta-lunta

Gara-gara virus yang merajalela

Jangan biarkan kami hidup dalam kebodohan

Karena corona

Jangan biarkan kami hidup dalam kemiskinan

Karena pandemi corona

Jangan biarkan kami hidup dalam kekufuran

Karena virus itu yang telah meluluhlantahkan hak hidup kami

Ini suara orang-orang pinggiran

Yang menggantungkan hidupnya dari jalanan

Dari kedai kopi

Dari toko dan perdagangan

Ini suara orang pinggiran

Yang tak bisa hidup di rumah saja

Pekerjaan kami adanya di luar rumah

Pekerjaan yang jadi nafas hidup kami

Kami bukanlah pekerja televisi yang upahnya setinggi langit

Kami bukanlah PNS yang hidupnya terjamin oleh negara

Meski mereka bekerja dirumah

Kami pun bukanlah pekerja seni yang bisa menggelar pertunjukan melalui gadget

Wahai rajaku... dengarlah suara kami

Suara orang-orang pinggiran

Yang hidup di pinggir jalan dan luar rumah

Kami menantikan tangan adilmu dan kasihmu

Ini suara kami... oarng-orang pinggiran

Ekonomi kami bergantung pada roda jalanan

 Hidup kami tak bisa dibatasi di dalam rumah saja

Beri kami saran yang adil dan pasti untuk kesejahteraan hidup kami

Mojokerto, 31 Maret 2020

Dalam ruang kontemplasiku

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun