Aku akui hari ini aku bukanlah orang yang berfokus pada orang lain. Aku memang tidak secara intens dan aktif berbagi selama aku kecil, dan itu mempengaruhiku sekarang. Meskipun begitu, aku tetap memiliki kepedulian terhadap orang-orang di sekitarku. Aku memang tidak selalu langsung memberi, tapi setidaknya aku memperhatikan meskipun itu seringnya tidak disadari.
Dan yang paling kentara adalah sosokku yang mandiri. Aku selalu membutuhkan "me-time" dan "me-space". Bertolak belakang dengan asumsi Adler bahwa anak tunggal cenderung dependen atau ketergantungan. Didikan Papa Mama padaku cukup keras sehingga aku tak mungkin bisa terlalu bermanja-manja. Concern mereka adalah menyiapkanku untuk bisa hidup di atas kakiku sendiri.
Sisi manjaku memang ada. Aku masih kadang minta disuapin makan. Kalau ada mama, ia mengambilkan aku makanan, membuatkan aku minuman. Mama juga memperhatikan tiap detail pakaianku, mukaku, dll. Tapi alhamdulilah, itu hanya untuk menjaga sisi kanak-kanakku. Hihi. Di luar konteks itu, aku akan berdiri secara mandiri kembali.
Melalui tulisan ini, aku ingin memberi semangat kepada para orang tua yang memiliki anak tunggal atau sedang menanti hadirnya anak kedua. Aku hanya ingin mengatakan meskipun mendidik anak tunggal itu punya tantangan tersendiri, tapi bukan berarti akan gagal dalam menjawab tantangan itu. Memiliki anak tunggal justru membawa seni tersendiri yang justru bisa membawa banyak pelajaran bagi orang tua. Jika diniatkan untuk mendidik anak sebaik-baiknya, pasti akan ada cara untuk melakukannya mau berapa pun anak yang dimiliki. Semua tergantung niat dan keteguhan hati dalam menjalankannya.
Sampailah aku pada ingatan tentang percakapanku dengan Papa tahun lalu. Berikut kalimat beliau,
"Sejak Papa diberi kesempatan untuk mengasuh kamu, Papa tahu betul mendidik anak tunggal itu susah. Kamu ga kan pernah benar-benar belajar gimana berbagi dengan orang lain. Dan bagi Papa, kamu cuma satu-satunya kesempatan untuk berhasil sebagai orang tua. Papa akan menjadi 100% berhasil, atau 100% gagal menjadi orang tua. Cuma itu pilihannya."
Semoga aku bisa menjadi anak yang membuatmu berhasil sebagai orang tua ya Pa...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H