Membangun digital space yang aman buat anak ini merupakan materi pertemuan pertama, narasumber materi ini adalah om jay.
materi ini sangat penting agar kita sebagai orang tua dan guru bisa melindungi anak-anak kita dari media digital.
Bagaimana cara membangun tempat yang aman untuk anak dalam bermedia digital?
Memang kita harus duduk sebentar menyimak hal ini supaya kita mengerti bahwa membangun digital space buat anak tidaklah mudah.
Sebab gelombang informasi begitu cepat dihadapi anak-anak kita. Banjir informasi tidak bisa dicegah melalui HP anak-anak kita. Kita perlu menjadi pembimbing dan pengawas buat anak-anak kita.
Ada 4 hal dalam literasi digital yang harus kita kuasai, sehingga kita bisa menyampaikannya kepada peserta didik kita, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital.
Materi pertama ini masuk dalam wilayah materi keamanan digital untuk anak, khususnya peserta didik kita dan anak-anak kita di rumah. Materinya, kecakapan digital, budaya digital, etika digital dan keamanan digital.
Membangun Digital Space Yang Aman Untuk Anak. Lalu bagaimana kita membangunnya? Adapun caranya adalah membaca obyek materi berikut.
Mengajak anak untuk memahami perkembangan digital
Anak dan perkembangan dunia digital
Apa saja resiko kejahatan siber pada anak
Bagaiman cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga?
Kita harus mengajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital, kemudian ajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital, lalu beritahu apa saja resiko kejahatan siber kepada anak, dan bagaimana cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga tercinta.
Pertama kita mengajak anak untuk memahami perkembangan dunia digital yang terus berkembang. Kedua kita harus memahami psikologi anak dan perkembangannya dalam dunia digital.
Ketiga, Kita harus menyadarkan anak tentang apa saja resiko kejahatan pada anak dan keempat bagaimana cara aman dan nyaman berinternet bersama keluarga tercinta. OLEH karena anak-anak, mereka akses semua yang tidak aman itu karena ketidak tahuan, dan tugas kita menyadarkannya.
Anak-anak kita adalah anak-anak kelompok yang rentan terhadap berbagai kejahatan digital. Tidak semua orang baik ada dalam dunia digital kita. Salah satunya adalah jangan biarkan anak-anak kita mengumbar data pribadi di media digital atau media sosial. Kita harus bisa menjadi pemandu yang baik untuk anak-anak.
Ketidaktahuan dan ketidakmampuan menggunakan media digital dengan baik dan benar, membuat mereka menjadi korban kejahatan media digital. Bahkan banyak juga orang dewasa yang menjadi korbannya. Kita harus mulai belajar di media digital dan usahakan sudah membuka website https://literasidigital.id.
Saat ini, telah terekspos konten pornografi yang muncul tidak dengan sengaja saat anak mengakses media sosial. Orang tua dan guru harus mampu menjadi pemandu buat anak dan peserta didiknya.
Kalau akses internet di tempat anda cepat, anda bisa membuka link video ini, https://literasidigital.id/video-literasi-digital/
Berikut ini https://youtu.be/42LhUGT90yU, adalah salah satu video yang bagus buat bapak dan ibu guru, semoga bapak ibu guru mau meluangkan waktu untuk menonton videonya sampai habis.
Banyak orang tua saat ini tidak memahami bahkan tidak peduli akan bahaya yang dapat mengancam anak-anak kita. Itulah mengapa kami membuka kelas GMLD, walaupun kominfo yang sekarang berganti nama menjadi KOMDIGI juga telah melaksanakan berbagai webinar literasi digital secara masif di setiap kota dan kabupaten setiap hari di internet.
Kita terkadang dengan mudah saling berbagi informasi termasuk data yang sifatnya pribadi kepada orang yang baru dikenal. Akibatnya data privasi dapat disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Apalagi bila mereka masih anak-anak. Mereka sangat polos di dunia digital bila tak ada pembimbingnya.
Nah data privasi kita dengan mudah diperjual belikan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab di media digital. Wow, data itu bisa digunakan untuk menipu , memeras dan seterusnya... mengerikan juga ya?
CABE itu singkatan dari Cakap, Aman, Budaya, dan Etika digital. Jadi anak-anak kita harus cakap digital, menjaga keamanan digital, melakukan budaya digital, dan memiliki etika digital saat terhubung ke dunia maya.
Dari hasil survey Google bersama Trust dan Safety research pada bula Februari 2021, ada 51 % orang tua di Indonesia merasa khawatir tentang keamanan digital anak. Bahkan ada 42 % orangtua mengkhawatirkan 3 hal yaitu keamanan informasi anak, anak-anak menerima konten yang tdk pantas, dan anak-anak menerima perhatian dari orang yang tidak dikenalnya.
Resiko kejahatan di ruang digital pada anak yang sering terjadi adalah kecanduan games, cyberbully, pelanggaran privasi, kejahatan seksual dan lain-lain yang bisa kita baca di media sosial.
Rata-rata anak mengakses internet selama 4-5 jam per hari. Penggunaannya untuk berbagai tujuan, mulai dari belajar, bermain media sosial, hingga mengakses beraneka konten di jagat maya.
Tanpa pengawasan dan pengaturan berarti, anak-anak sangat berisiko terpapar konten yang tidak sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, orangtua didorong untuk lebih peduli dalam mendampingi anak mengakses internet dan mengatur penggunaannya.
ayangnya, sekitar 74 persen anak yang menggunakan gawai dan internet tidak mempunyai pengaturan dengan orangtuanya. Padahal, dengan pengaturan, anak-anak akan lebih terkawal dan termonitor dalam mengakses internet.
Pengaturan itu dapat diterapkan dengan membatasi durasi anak memakai gawai. Sebagai contoh, anak diberi waktu menggunakan gawai pada hari tertentu seperti pada akhir pekan. Sementara bagi anak usia sekolah yang membutuhkan internet untuk pembelajaran, dapat dibatasi hanya dua jam. Bisakah ini dilakukan?
Nah hal yang lebih menyeramkan adalah Grooming, kasus pelecehan seksual pada anak dengan modus iming iming PDKT, dan Kasus grooming pada anak mulai banyak ditemukan sejak tahun 2019 dan terus bertambah setioap tahunnya. Kita sebagai orang tua dan juga guru harus mulai waspada dan belajar tentang literasi digital.
Beritanya ada di https://id.theasianparent.com/child-grooming, semoga akses internet anda cepat sehingga bisa membuka link beritanya. Anda akan dibuat terkejut dengan pelecehan seksual terhadap anak.
Bagaimana supaya anak-anak kita aman dalam bermedia digital atau mengakses internet?
Web Rujukan Digital Parenting yang sebaiknya anda baca yaitu:
1. literasidigital.id (kumpulan buku, video, infografis tentang literasi digital yang dapat diunduh secara gratis)
2. Smartschoolonline.id (program edukasi terkait pemanfaatan internet yang bisa dibaca dalam laman Sahabatkeluarga.kemendikbud.go.id (artikel, modul, video terkait isu parenting)
3. Website fosi.org (beragam panduan dan tools pengembangan digital parenting
4. Website beinternetawesome.withgoogle.com
Sebaiknya untuk membangun digital space buat anak kita mulai dari:
1. Smart, tidak menyebarkan informasi sensitif seperti nomor telepon, passport/KTP, password, dan alamat rumah
2. Alert, jangan mudah percaya dengan hal yang tidak masuk akal, jauhi phising dengan tidak meng-klik link sembarangan
3. Strong, gunakan password yang sulit agar tidak mudah diretas baik untuk akun maupun gawai, biasakan menggunakan two step authentication
4. Kind, sadari aktivitas online yang kita lakukan, untuk mencegah terbentuknya rekam jejak yang membuat kita rawan jadi target kejahatan digital.
5. Brave, mengenali dan mencegah bentuk-bentuk kejahatan di ruang digital
Demikianlah materi dari pertemuan 1 GMLD.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H