Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pasca Sarjana

Cerpen pertamanya "Bentuk Sebuah Barokah" memenangkan lomba cerpen se-kabupaten tingkat santri. Cerpennya "Putri Kuning" memenangkan lomba cerpen nasional tingkat mahasiswa. Cerpennya "Mengapa Perempuan Itu Melajang" terbit di media nasional Kompas.id (Rabu, 16 Oktober 2024). Cerpennya "Hutan Larangan Cak Badrun" terbit di Instagram Cerpen Sastra. Tiga kali juara sayembara cerpen di Kompasiana yang diadakan Pulpen. Penikmat sastra (novel; cerpen; esai). Instagram: @rosuljayaraya24

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Pembunuh Bayaran dan Cinta yang Datang Tiba-tiba

27 Oktober 2023   18:40 Diperbarui: 27 Oktober 2023   18:45 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jabar.tribunnews.com/amp/2017/02/18/-racun-mematikan-yang-pernah-dipakai-untuk-membunuh

Saya menyadari matanya indah, berkilauan di bawah lampu temaram. Wajahnya lembut. Senyumnya menggeletarkan jiwa, seketika saat kita telah berhadapan.

"Romantis sekali," katanya dengan ekspresi salah tingkah. 

Mengapa saya diperintah membunuh perempuan cantik ini? Apa hubungannya putri presiden dengan kegagalan kursi jabatan?  Apakah di masa mendatang perempuan yang masih mengenyam bangku kuliah ini akan menjadi cawapres atau capres? Sehingga menghalangi rencana selanjutnya kubu capres yang menyuruh saya. 

Apa peduli saya? Saya tak pernah menanyakan alsaan klien memerintah saya membunuh sebelumnya. Lantas kalau saya tak membunuhnya? Apakah saya bisa hidup bahagia dengan putri presiden ini? Apakah keluarganya akan menerima saya? Bisakah kita menikah? Maukah dia kuajak kawin lari semisal tak direstui? Belum tentu! 

Kubiarkan dia meminum orange juice yang di dalamnya terlarut racun, hati saya pedih. Malam ini begitu sulit berpisah dengannya. Saya pulang, dia juga. Saya berjalan di trotoar tanpa sadar air muka saya sedih sampai apartemen lantas saya menangis. 

Malam selanjutnya, detik-detik sebelum kematian. Dia bercinta dengan saya di kamar apartemen ini.

Syahdan, kalian akan menemukan berita mencengangkan di media soal kematian putri presiden dan seorang kekasihnya yang tak diketahui identitasnya akibat keracunan tanpa tahu bahwa kekasihnyalah dalang di balik semuanya agar mereka bisa hidup bahagia di alam kematian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun