Mohon tunggu...
Rosul Jaya Raya
Rosul Jaya Raya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Syaichona Moh. Cholil Bangkalan

Membaca adalah bagian dari hidup saya, terutama karya-karya sastra.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Benarkah Orang Madura Seperti Video Ibu-ibu Viral Tersebut?

29 Mei 2023   12:03 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:34 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.tiktok.com/t/ZSLLR4qeC/?t=1

Melihat ibu-ibu yang menghadiri resepsi pernikahan di sebuah video dalam akun TikTok @FuadFahRozi yang dibagikan pada hari Rabu (16-05-23), membuat kepala saya bergeleng-geleng.

Tentu saja di setiap momen kondangan, tamu undangan datang dengan penampilan yang necis dan menawan. Bahkan banyak yang hadir memakai busana mewah dan glamour. Begitulah, penampilan ibu-ibu yang ada di video tersebut juga memakai busana mewah dan glamour.

Bukan hanya pakaian, tetapi seabrek gelang dan cincin emas yang dikenakan, kalung emas yang besar sampai menutupi dada, tas mahal yang dijinjing, model rambut yang modis, buket besar berisi banyak uang, payung yang dipegang seorang ibu-ibu dan di sisinya uang 50 ribuan tersulur dan tergantung dibungkus plastik, menarik perhatian warganet.

Baru lima hari di-publish, video tersebut telah tayang lebih dari 3 juta kali. Warganet banyak melontarkan komentar takjub dan heran. Tidak sedikit juga yang berharap agar diberi kekayaan seperti mereka.

"Wes koyok pemeran Mahabarata," komentar George Brush.

"Kumpulan para sultan Madura. . Rejekinya semoga nular," harap lia_lia.

Kalau video tersebut membuat kepala saya bergeleng-geleng, maka beberapa komentar warganet terhadap orang Madura membuat saya berpikir dan merenung. Benarkah orang Madura banyak yang sukses? Dan benarkah seperti itu sikap orang Madura? Sebagaimana yang mereka katakan.

https://www.tiktok.com/t/ZSLLR4qeC/?t=1
https://www.tiktok.com/t/ZSLLR4qeC/?t=1

Orang Madura di Tanahnya Sendiri

Sebagai masyarakat agraris, bertani, berkebun, berternak, masih banyak ditekuni sebagai profesi pilihan penduduk Madura. Jikalau yang tinggal di pesisir, masih banyak yang berprofesi nelayan tradisional. Namun, kendati sawah di Madura membentang, banyak juga yang berprofesi lainnya seperti berdagang.

Biasanya, orang Madura yang kaya raya adalah mereka yang meninggalkan tanahnya sendiri. Terus-menerus mengadu nasib di kampung tidak akan mengubah hidup. Tentu tidak akan kaya-kaya.

Di daerah Kabupaten Bangkalan saja (di sana tempat saya bermukim) tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa 43.259 jiwa hidup dalam kemiskinan ekstrem dari 958.237 jiwa.

Seperti yang saya sampaikan, orang Madura menjadi kaya saat dia bekerja di luar pulau. Karena di sana sangat besar peluang usaha agar menghasilkan uang apalagi di kota-kota besar. Saudara-saudara saya banyak yang merantau. Ada yang berdomisili dan bekerja di Surabaya, Jakarta, Bekasi, bahkan di luar negeri yaitu di Arab Saudi, Korea, Jepang, Malaysia.

Penghasilan yang mereka dapatkan dikirim ke keluarga di kampung halaman. Bahkan, lazimnya, penduduk yang rumahnya besar di Madura, karena ada di antara keluarganya yang bekerja di kota besar, luar negeri, pelayaran.

Orang Madura di Tanah Rantau

Saya sepakat dengan komentar banyak orang yang menyebut masyarakat Madura itu pekerja keras. Pantang menyerah. Mereka giat bekerja. Sehingga tak ayal kalau banyak orang Madura yang sukses di perantauan.

Saya tak perlu jauh-jauh mencontohkan. Ayah dan ibu dahulu pergi merantau (2000 M) ke Kota Bekasi Timur. Dengan membawa modal sekitar 2 jutaan. Ayah memulai bisnis besi tua sedangkan ibu berdagang.

Pada tahun 2002 saya lahir di tanah rantau itu. Kerja keras ayah dan ibu membuahkan banyak hasil. Setiap hari, ibu dibantu ayah selalu sibuk di dapur untuk mempersiapkan dagangan yang dijual di warung makan kami. Karena kawasan kami strategis untuk usaha tersebut sekaligus menjadi satu-satunya warung makan di kawasan itu. Maka dagangan ibu dan ayah senantiasa laris manis.

Warung makan kami punya banyak pelanggan tetap. Para tetangga, pedagang keliling, buruh pabrik, warga sekitar. Nasib kami sangat baik. Alhamdulillah, rezeki kami lebih berlimpah daripada tetangga yang merantau dari Medan, Sunda, Ambon, Jawa. Bahkan kami sampai punya beberapa kamar kontrakan dan uang simpanan yang ditaruh di bawah kasur mencapai sekitar 100 juta.

Warung makan kami tidak besar, biasa-biasa saja, tetapi pelanggannya selalu ramai. Ibu sendirilah yang melayani mereka, sementara tugas ayah membantu memasak. Mereka tidak mengangkat pembantu. Meski nampak kerepotan, mereka terus bekerja. Kemudian lambat-laun kami mempunyai motor, mobil, rumah yang lebar, beberapa kontrakan, bisa mudik setiap tahun, membagi-bagikan uang di kampung.

Keluarga kami di antara manifestasi bagaimana tekunnya orang Madura kalau bekerja di perantauan sehingga tak ayal harta bergelimangan mampu didapat. Meski sebenarnya tidak semua. Banyak pula orang Madura yang hidup di rantau pas-pasan bahkan kekurangan sebab biaya hidup di tanah rantau tidak sedikit.

Orang Madura dalam Bersikap

Banyak yang bilang orang Madura kasar-kasar. Di antaranya hanya karena mereka mendengar kalau orang Madura bercakap-cakap, suaranya meninggi seperti sedang marah-marah. Anggapan itu sangat keliru. Coba saja mereka yang mengatakan itu, bermukim satu minggu saja di Madura, maka akan menyimpulkan bahwa orang Madura itu sangat beretika dan paling bisa menghormati orang lain, artinya ramah-ramah.

Namun orang Madura bisa sangat bengis ketika harga dirinya dijatuhkan. Kasus carok (sebuah tantangan untuk duel menggunakan clurit sampai mati atau menyerang agar membunuh target dari belakang, tanpa adanya pemberitahuan) di masyarakat Madura biasanya terjadi lantaran harga diri yang diinjak-injak.

Lantas sebagaimana di video viral tersebut, apakah ibu-ibu di Madura memang 

sedemikian sombong-sombong? Sebetulnya, pamer perhiasan yang diperlihatkan dalam video itu untuk menunjukkan tingginya status sosial mereka.

Ibu-ibu yang berkumpul dan ditangannya selalu memakai gelang emas, lalu suatu ketika kekayaannya hangus semisal, sehingga tidak memakai perhiasan mewah itu lagi, maka saat akan berkumpul tanpa gelang emas pasti mereka akan malu. Entahlah, tetapi kejadian seperti ini kaprah di desa saya, di Madura.

Namun tidak semuanya begitu!

Kesimpulan

Benarkah orang Madura banyak yang sukses? Dan benarkah seperti itu sikap orang Madura? Jawabannya rata-rata mereka yang sukses karena ada di antara pihak keluarganya yang bekerja di luar pulau Madura. Sedangkan bekerja di Madura tidak akan banyak mengubah nasib. Lalu kalau dikatakan dalam video tersebut merepresentasikan sikap ibu-ibu di Madura, maka ada benarnya juga tetapi tidak semuanya begitu! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun