Mohon tunggu...
Rosulia Wintari
Rosulia Wintari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fashion

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Penerapan PBL Dalam Membuat Moodboard Di Kelas X Busana SMKN 3 Blitar Pada Elemen DFD

14 Juni 2023   02:32 Diperbarui: 14 Juni 2023   02:42 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar dari rosulia wintari

PENERAPAN PBL DALAM MEMBUAT MOODBOARD
DI KELAS X BUSANA SMKN 3 BLITAR
PADA ELEMEN DFD

1*Rosulia Wintari, 2Tria Agata Estu Rahajeng, 3Sukoco, 4Hapsari Kusumawardani, 5Esin Sintawati
Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 Malang, Jawa Timur, Indonesia
rosulia.wintari.2005446@students.um.ac.id
tria.agata.2005446@students.um.ac.id

Abstrak : Model pembelajaran adalah kerangka kerja yang memberikan gambaran sistematis untuk melaksanakan pembelajaran agar membantu belajar siswa dalam tujuan tertentu yang ingin dicapai. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning yang digunakan dalam membuat moodboard pada elemen Dasar Fashion Design. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh atau tidaknya pemahaman siswa dalam membuat moodboard pada elemen Dasar Fashion Design apabila menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi dan hasil praktikum. Penelitian ini dilakukan di kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Busana SMKN 3 Blitar. Instrumen yang digunakan terdiri dari instrumen penerapan sintaks problem based learning dan tes hasil belajar pada ranah afektif berpikir kritis yang berupa lembar kerja praktik. Hasil dari penelitian ini yaitu penerapan model pembelajaran Problem based learning pada elemen Dasar Fashion Design dalam membuat moodboard dapat mencapai mempengaruhi pemahaman siswa dan mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal di SMKN 3 Blitar dengan kualitas yang baik.
Kata Kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Moodboard,

Abstract : The learning model is a framework that provides a systematic description of implementing learning in order to help students learn in a certain way to achieve. The learning model used in this study is the Problem Based Learning model used in making moodboards on the Basic Elements of Fashion Design. The purpose of this study is to determine whether or not the students' understanding influences the moodboards on the Basic Elements of Fashion Design when using the Problem Based Learning learning method. Data collection methods used in this study include: observation and practical results. This research was conducted in class X Clothing 3 SMKN 3 Blitar. The population in this study were students of class X Fashion SMKN 3 Blitar. The instruments used consist of problem-based learning syntax implementation instruments and learning achievement tests in the affective domain of critical thinking in the form of practice worksheets. The results of this study are the application of the Problem-based learning model on the Basic Elements of Fashion Design in making moodboards that can influence student understanding and achieve a minimum completeness criterion score at SMKN 3 Blitar with good quality.
Keywords: Learning Model, Problem Based Learning, Moodboard

PENDAHULUAN
Menurut Rahmat (2018) bahwa "pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan manifestasi dari kreatifitas seorang guru agar siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran. Model pembelajaran yang efektif dapat digunakan guru untuk mentransfer ilmu dengan baik dan benar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Model pembelajaran akan efisien jika menghasilkan kemampuan siswa seperti yang diharapkan dalam tujuan dan sesuai dengan target perhitungan dalam segi materi dan waktu." Salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Learning.

Menurut Utrifani A dan Turnip M. Betty (2014) Problem Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut serta memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan Kurniasih (2013) menyatakan beberapa kelebihan model pembelajaran berbasis masalah diantaranya; a) mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif peserta didik; b) dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah para peserta didik dengan sendirinya; c) meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar; d) membantu peserta didik belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi yang serba baru; e) dapat mendorong peserta didik mempunyai inisiatif untuk belajar mandiri; f) mendorong kreativitas peserta didik dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan; g) dengan model pembelajaran ini akan terjadi pembelajaran yang bermakna.

Model pembelajaran ini cocok diterapkan pada elemen pembelajaran Dasar Fashion Design. Elemen Dasar Fashion Design (DFD) menurut kurikulum merdeka yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2022 merupakan lingkup pembelajaran yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menciptakan desain mulai dari pemahaman dasar-dasar desain, pemahaman terhadap six basic style dan look, proses mencari bentuk cara menemukan inspirasi hingga membuat desain melalui proses pembuatan kolase hingga pembuatan desain koleksi. Salah satu proses pembelajaran dalam elemen Dasar Fashion Design adalah membuat moodboard.

Media moodboard merupakan saIah satu media aIternatif untuk menunjang dan memecahkan masalah membuat konsep desain busana. Media Moodboard ini merupakan media pembelajaran dengan menyajikan dan membahas suatu konsep fakta atau permasalahan dengan mengembangkan ide yang ingin diwujudkan oleh seseorang, yaitu berupa papan atau bidang datar lainnya dengan berbagai bentuk yang didalamnya berisi guntingan-guntingan gambar yang diperoleh dari media cetak (Majalah dan Koran), Internet, maupun kumpulan gambar-gambar karya desainer sesuai warna dan jenis benda (Kurniarti, 2013). Media Moodboard memiliki kelebihan yaitu: Bersifat sederhana namun dapat menuangkan ide dari beberapa sumber, Melalui lambang-lambang visual, Moodboard secara umum dapat memberikan pemahaman mengenai desain yang akan dibuat, Proses pembuatannya juga terbilang mudah, yakni bisa dilakukan dengan menempel gambar dari berbagai sumber pada papan atau kertas, Tidak sulit untuk menemukan alat -- alat yang akan digunakan (Bestari dan Ishartiwi, 2016). Media ini diterapkan pada jenjang SMK.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah formal yang memegang peranan yang sangat penting dalam memenuhi komitmen mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk menyiapkan tenaga kerja yang berkualitas, dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang sesuai dengan jenis peminatan profesi, tuntutan industri dan dunia usaha. Pelaksanaan pembelajaran di SMK merupakan hal penting yang perlu diperhatikan lebih detail terkait penyampaian pembelajaran yaitu metode pengajaran guru, kurikulum yang digunakan, ruang kelas, sarana, prasarana, dan lain-lain. Oleh karena itu, penting untuk menilai secara spesifik pelaksanaan pembelajaran dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan.

Berdasarkan hasil uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh atau tidaknya penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam membuat moodboard pada elemen Dasar Fashion design di kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar. Diharapkan dari penelitian yang kami lakukan ini akan mengetahui pemahaman siswa dalam membuat moodboard pada elemen Dasar Fashion Design apabila menggunakan metode pembelajaran Problem Based Learning.

METODE
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian PreEksperimental Design dengan menggunakan desain OneShot Case Study. Jenis penelitian One-Shot Case Study adalah suatu kelompok yang diberi treatment/ perlakuan dan selanjutnya diobservasi proses dan hasilnya (Arikunto, 2006:85). Jenis penelitian ini mendeskripsikan tentang uji coba model pembelajaran problem based learning pada elemen Dasar Fashion Design di kelas X Busana 3. Penelitian juga melibatkan satu kelas sebagai kelas eksperimen (perlakuan) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh atau tidaknya penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam membuat moodboard pada elemen Dasar Fashion Design di kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar.

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar.

Populasi dan Sampel

Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Busana SMKN 3 Blitar.

Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini adalah 30 siswa kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar.

Instrument Penelitian
Pada penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari instrumen penerapan sintaks problem based learning dan tes hasil belajar pada ranah afektif berpikir kritis yang berupa lembar kerja praktik. Instrumen penerapan problem based learning ini digunakan untuk lembar observasi kecakapan masalah di lembar pelaksanaan model pembelajaran. Instrument hasil belajar siswa digunakan untuk mengetahui pengaruh atau tidaknya penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dalam membuat moodboard pada elemen Dasar Fashion Design di kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar.

Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
 

sumber gambar dari rosulia wintari
sumber gambar dari rosulia wintari
Rekapan Hasil Belajar Siswa Kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar Mulai Dari Tugas 1, Tugas 2, Tugas 3 

Metode Pengambilan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: observasi dan hasil praktikum. Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan berpikir kritis pada siswa. Hasil pratikum yang diperoleh, didapat dari data selama observasi penelitian. Hasil parktikum digunakan sebagai alat untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan pemecahan masalah siswa setelah diterapkannya model pembelajaran problem based learning. Seluruh data yang telah terkumpul ditampung oleh peneliti dan selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dengan bantuan program software yaitu aplikasi perkantoran. Analisis data yang dipakai adalah teknik analisis data deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Deskriptif kualitatif merupakan menganalisa data dengan cara menjelaskan dan menggambarkan hasil penelitian dengan kata -- kata atau kalimat, sementara deskriptif kuantitatif merupakan data yang diperoleh berupa angka -- angka untuk mengetahui presentase pengaruh atau tidaknya penerapan model pembelajaran problem based learning.Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu validitas isi. Validitas isi menekankan validitas suatu instrumen yang disusun berdasarkan wilayah pengukuran. Validitas isi adalah validasi yang dilakukan dengan menguji kelayakan atau relevansi isi ujian dengan kualifikasi siswa. Jenis validitas ini bersifat subjectif bagi evaluator (guru). Oleh karena itu, sejauh mana kontrak evaluasi guru dapat mendukung tujuan pengukuran dengan instrumen yang valid. Salah satu cara untuk memperoleh validitas ini adalah dengan melihat soal-soal yang diteskan. Jika keseluruhan soal tampak mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak diragukan lagi bahwa validitas isi sudah terpenuhi.

Analisis Data
Analisis data penerapan model pembelajaran problem based learning. Analisis data penerapan penerapan model pembelajaran problem based learning menggunakan analisis deskriptif, dianalisis dengan skala Likert kemudian dicari rata-ratanya. Seluruh data yang telah terkumpul ditampung oleh peneliti dan selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dengan bantuan program software yaitu aplikasi perkantoran.
PenilaianNilai Skala
Sangat Baik (SB)4
Baik (B)3
Cukup Baik (CB)2
Kurang Baik (KB)1
Tabel 1. Skor Skala Likert
Data yang diperoleh akan diolah dalam bentuk skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Skor Akhir = (Jumlah nilai)/(Nilai 1+2+3)           &        Skor Moodboard = (Jumlah skor pertugas)/(Jumlah siswa)
Hasil yang diperoleh dikategorikan sesuai kriteria seperti berikut:
PresentaseKriteria
60%Sangat Kurang
60 -- 70 %Kurang
70 -- 80%Cukup
80 -- 90%Baik
90 -- 100%Sangat Baik

Tabel 2. Kategori Kriteria Nilai Siswa
Menurut Riduwan (2015; 38), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.

Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh informasi yang valid, maka perlu kelengkapan data, kualitas alat pengumpul data dan ketepatan alat analisisnya. Adapun data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagai berikut :
Beberapa jadwal pelajaran yang ditetapkan sekolah
Hasil tugas praktik siswa kelas X Busana 3 pada elemen Dasar Fashion Design.
Hasil lembar kerja praktik siswa dijadikan subjek penelitian mengenai pengaruh atau tidaknya penerapan model pembelajaran problem based learning.
Hasil dokumentasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, kegiatan ini bertujuan untuk merekam kegiatan peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.

HASIL & PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan merupakan PreEksperimental Design dengan menggunakan desain OneShot Case Study dimana peneliti hanya melakukan satu kali treatment yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh untuk kemudian diadakan post-test. Hasil penelitian ini dari post test, lembar kerja praktikum dan observasi.
Hasil penelitian pada kegiatan post test, dapat dilihat dalam diagram dibawah ini:
Tabel 1. Hasil Post Test Siswa
 
Dilihat dari diagram diatas, rata-rata hasil post test yang telah dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning memperoleh skor 88, sehingga menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat menuntaskan KKM siswa pada elemen Dasar Fashion Design kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar yang memiliki KKM 80.
Tabel 2. Skor Rata-rata Hasil Belajar
 
Dilihat dari diagram diatas, rata-rata hasil belajar membuat moodboard setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning pada tugas 1 memperoleh skor 88, tugas 2 memperoleh skor 80 dan tugas 3 memperoleh skor 89, dan dari ketiga tugas memperoleh skor rata-rata 85,667. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat menuntaskan KKM siswa pada elemen Dasar Fashion Design kelas X Busana 3 SMKN 3 Blitar yang memiliki KKM 80.
Tabel 3. Presentase Hasil Belajar
 
Dilihat dari tabel diatas, presentase rata-rata hasil belajar keseluruhan siswa menunjukan presentase tertinggi pada presentase  90-100 diperoleh 26 nilai siswa, sedangkan rata-rata keseluruhan nilai terendah pada presentase <60% diperoleh 3 siswa, sedangkan KKM siswa pada elemen Dasar Fashion Design kelas X Busana 3 yaitu 80, sehingga rata-rata kriteria presentase nilai pada siswa kelas X Busana 3 memperoleh kriteria sangat baik.
Tabel 4. Hasil Observasi dan Lembar Kerja Praktik
 
Dilihat dari diagram diatas, nilai skala lembar kerja praktikum yang diperoleh dengan cara observasi siswa disaat melaksanakan praktikum yaitu kegiatan praktikum tertinggi nilai skala 4 pada kategori siswa mampu mencari literasi untuk diguanakan sebagai bahan perencanaan sebanyak 25 siswa, sedangkan nilai skala terendah yaitu 1 pada kategori cepat atau lambat dalam mengerjakan, menemukan inspirasi, dan   mampu mencari literasi untuk diguanakan sebagai bahan perencanaan bahan, Sehingga., dapat disimpukan bahwa mencari literasi untuk diguanakan sebagai bahan perencanaan bahan memperoleh kategori penilaian sangat baik.

SIMPULAN
Dari penelitian penerapan Penelitian dengan judul "Penerapan Pbl Dalam Membuat Moodboard Di Kelas X Busana Smkn 3 Blitar Pada Elemen Dfd" model pembelajaran Problem Based Learning pada elemen Dasar Fashion Design membuat kolase kelas X Busana 3 di SMKN 3 Blitar yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada elemen Dasar Fashion Design membuat Moodboard kelas Busana 3 di SMKN 3 Blitar dilakukan siswa dengan sangat baik dan dapat terlaksana dengan kualitas sangat baik, hasil belajar membuat moodboard setelah diterapkan model pembelajaran Problem Based Learning dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal di SMKN 3 Blitar. Selain itu, model pembelajaran problem based learning mempengaruhi pemahaman siswa kelas X Busana 3 dalam membuat moodboard dan hasil akhirnya dengan kualitas sangat baik

DAFTAR RUJUKAN
Rahmat. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Pretasi Belajar Siswa. Bandung: Jurnal Penelitian Pendidikan.
Kurniasih. (2013). Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013. Jakarta: Kata Pena.
Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok  Kinematika Gerak Lurus Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P 2013/2014, Jurnal Inpafi vol. 2(2), Mei 2014.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. (2022). Jurnal Dikbud, vol.4(2), 127-222. Jakarta 2019
Kurniati, A. (2013).Pengembangan Media Moodboard Busana Pesta Pada Mata Diklat Menggambar Busana Oleh Mahasiswa Kelas XI di SMK Muhammadiyah Yogyakarta. SKRIPSI: Universitas Negeri Yogyakarta.
Bestari, A., Ghurub., & Ishartiwi. (2016). Pengaruh Penggunaan Media Mood Board Terhadap Pengetahuan Desain Busana Pada Mahasiswa Pendidikan Teknik Busana. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan Vol. 3(2): 121-137.
Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta.
Riduwan. (2015). Dasar -- Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun