Indonesia merupakan negara yang jumlah penduduknya 266.534.836 jiwa dengan beragam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakatnya.
Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dan menjadi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, dengan jumlah 86,7% yang beragama Islam, 7,6% Kristen Protestan, 3,12% Kristen Katolik, 1,74% Hindu, 0,77% Buddha, 0,03% Konghucu, dan 0,04% agama lainnya.
Bebagai macam perbedaan, baik suku bangsa, warna kulit, bahasa, adat-istiadat, budaya, bahasa, serta agama di Indonesia merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi ketetapan Tuhan.
Dengan adanya perbedaan tersebut, seharusnya kerukunan antar umat bergama dapat terjalin dengan baik, namun Dalam beberapa tahun terakhir ini sangat banyak muncul konflik antar agama, intoleransi dan kekerasan atas nama agama.
Sehingga realitas kehidupan beragama yang muncul adalah saling curiga mencurigai, saling tidak percaya, dan hidup dalam ketidak harmonisan.
Apa itu toleransi?
Toleransi berasal dari bahasa latin, “tolerar” yang berarti menahan diri, bersikap sabar, menghargai orang lain berpendapat lain, berhati lapang dan tenggang rasa terhadap orang yang berlainan pandangan atau agama. Secara terminologi, toleransi merupakan suatu sikap menghargai kepercayaan dan perbuatan orang lain meskipun hal tersebut adalah sesuatu yang keliru menurut pandangan kita (Abu A’la Maududi).
Menurut Umar Hasyim, toleransi diartikan sebagai pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau kepada semua warga masyarakat untuk menjalankan keyakinannya atau aturan hidupnya dalam menentukan nasibnya masing-masing, selama di dalam menjalankan dan menentukan sikapnya itu tidak melanggar dan tidak bertentangan dengan syarat-syarat asas terciptanya ketertiban dan perdamaian masyarakat.
Rasa toleransi dapat menjadi kunci utama perdamaian dan pemersatu bangsa, mengingat Indonesia mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam.
Tanpa ada toleransi, kehidupan yang penuh peredaan dan kemajemukan ini tidak akan pernah bersatu. Maka kita sebagai umat bergama yang lahir dan tumbuh di Indonesia, tentu harus senantiasa menciptakan kerukunan dan memberi rasa aman kepada orang lain.
Sikap toleransi yang selalu kita tanamkan dalam diri dapat membuat minim terjadinya konflik dan perpecahan antarindividu maupun kelompok.
Dalam kehidupan yang toleran, keseimbangan dalam hidup mendapatkan prioritasnya. Keanekaragaman seharusnya tidak diposisikan sebagai ancaman, namun justru peluang untuk saling bersinergi secara positif.
Pada saat ini, dimana zaman terus maju, teknologi semakin canggih dan pemikiran manusia yang semakin pintar membuat pandangan yang mengatakan bahwa semua agama itu sama muncul, dapat kita sebut sebagai Pluralisme.
Apa itu Pluralisme? Pluralisme adalah paham yang menghargai adanya perbedaan dalam suatu masyarakat dan memperbolehkan kelompok yang berbeda tersebut untuk tetap menjaga keunikan budayanya masing-masing.
Pluralisme agama sudah disadari dan diakui oleh Islam sebagai kodrat yang diciptakan oleh Allah pada diri setiap manusia, bahwa setiap orang secara naluriah memang memiliki kecenderungan berbeda. Allah Yang Maha Kuasa tidak menciptakan dan memaksa manusia harus seragam dan bersatu dalam satu agama, melainkan memberikan kebebasan kepada manusia untuk menentukan pilihan yang saling berbeda.
Pluralisme juga sudah diterapkan di Indonesia loh, dengan tujuan agar masyarakat saling menghargai satu sama lain dan untuk meminimalisir terjadinya konflik dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H