Kukira sedang mempersiapkan masa depanmu ...
Tapi bayang wajahmu membuka rasa penyesalan
Rasa sesal setelah mengorbankan kebahagiaanmu ...
Karena ternyata kau marah serasa telah benar ditinggalkan
Maafkan ... ketika air matamu tak kuhapus dari wajahmu
Maafkan ... ketika ceritamu tak kurekam di benakku
Maafkan ... ketika tawamu tak sampai di getaran jiwaku
Maafkan ... ketika gapaian jari tanganmu tak sampai di ragaku
Kini kukatakan padamu dalam tulisan rinduku ...
Senyum diwajahmu adalah penyemangat dalam kesesakan
Rasa sesak karena belum bisa buat kau mengerti keputusanku ...
Karena ternyata keputusanku buatmu merasa terabaikan
Maafkan ... sampai nanti ketika kau juga lihat air mataku
Maafkan ... sampai nanti ceritaku membuatmu mengerti keputusanku
Maafkan ... sampai nanti tawaku mampu menyinari hausnya jiwamu
Maafkan ... sampai nanti jemari kita menyatukan rinduku rindumu
Batam, 16 Juni 2016 just for my Laura "edisikangenberat"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H