Mohon tunggu...
Rossi Dhotulummah
Rossi Dhotulummah Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA SEMESTER 1

Hobi adalah menulis novel,mengotak ngatik leptop ,belajar dan berorganisasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Bulliying terhadap Mental Anak

19 September 2024   13:46 Diperbarui: 19 September 2024   13:53 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

     Bullying, atau perundungan, merupakan masalah serius yang dapat berdampak buruk pada mental anak.  Perilaku ini melibatkan kekerasan fisik, verbal, atau emosional yang berulang dan tidak seimbang, dilakukan oleh individu atau kelompok yang lebih kuat terhadap individu yang lebih lemah.  Psikologi memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana bullying dapat memengaruhi perkembangan mental anak, baik secara emosional, sosial, maupun akademis.

Dampak Emosional Bullying
 
Bullying dapat menyebabkan berbagai dampak emosional negatif pada anak, termasuk:

  • Penurunan Percaya Diri: Anak yang sering di-bully cenderung merasa tidak berharga, tidak aman, dan kurang percaya diri. Mereka mungkin merasa tidak mampu menghadapi situasi sosial, takut untuk berinteraksi dengan orang lain, dan merasa terisolasi.
  • Kecemasan dan Depresi: Bullying dapat memicu rasa takut, cemas, dan depresi pada anak. Mereka mungkin mengalami gangguan tidur, kehilangan minat dalam kegiatan yang mereka sukai, dan memiliki kesulitan berkonsentrasi.
  • Kemarahan dan Agresivitas:  Anak yang di-bully mungkin merespon dengan kemarahan, agresivitas, dan perilaku destruktif. Mereka mungkin merasa frustrasi, marah, dan sulit untuk mengendalikan emosi mereka.
  • Perasaan Bersalah dan Malu:  Anak yang di-bully mungkin merasa bersalah atas apa yang terjadi dan menyalahkan diri sendiri. Mereka mungkin merasa malu dan takut untuk menceritakan pengalaman mereka kepada orang lain.

Dampak Sosial Bullying
 
Bullying juga dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial anak, seperti:

  • Isolasi Sosial: Anak yang di-bully seringkali merasa terisolasi dan sulit untuk menjalin hubungan sosial yang sehat. Mereka mungkin menghindari interaksi sosial, merasa tidak diterima, dan kesulitan membangun kepercayaan dengan orang lain.
  • Kesulitan Beradaptasi: Bullying dapat membuat anak sulit beradaptasi dengan lingkungan sosial baru. Mereka mungkin merasa tidak aman, takut untuk berinteraksi dengan orang lain, dan kesulitan untuk membangun hubungan yang positif.
  • Perubahan Perilaku: Anak yang di-bully mungkin mengalami perubahan perilaku yang signifikan, seperti menjadi lebih pendiam, menarik diri, atau menunjukkan perilaku agresif. Mereka mungkin mencoba untuk menghindari situasi yang membuat mereka merasa tidak aman.

Dampak Akademis Bullying
 
Bullying juga dapat memengaruhi prestasi akademis anak, seperti:

  • Penurunan Konsentrasi: Anak yang di-bully seringkali mengalami kesulitan berkonsentrasi di kelas. Mereka mungkin merasa cemas, takut, dan sulit untuk fokus pada pelajaran.
  • Penurunan Motivasi: Bullying dapat menyebabkan anak kehilangan motivasi untuk belajar. Mereka mungkin merasa tidak berharga, tidak mampu, dan tidak yakin akan kemampuan mereka untuk berhasil di sekolah
  • Ketidakhadiran Sekolah: Anak yang di-bully mungkin menghindari sekolah karena takut menghadapi pelaku bullying. Mereka mungkin mengalami gangguan tidur, kehilangan minat dalam kegiatan yang mereka sukai, dan memiliki kesulitan berkonsentrasi.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dampak Bullying
 
Dampak bullying pada mental anak dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, termasuk:

  • Frekuensi dan Intensitas Bullying: Semakin sering dan intens bullying terjadi, semakin besar kemungkinan anak mengalami dampak negatif.
  • Durasi Bullying: Bullying yang berlangsung lama dapat menyebabkan dampak yang lebih serius dan sulit diatasi.
  • Jenis Bullying: Bullying fisik cenderung memiliki dampak yang lebih langsung dan terlihat, sementara bullying verbal dan emosional dapat memiliki dampak yang lebih tersembunyi namun tidak kalah serius.
  • Dukungan Sosial: Anak yang memiliki dukungan sosial yang kuat dari keluarga, teman, dan guru cenderung lebih tahan terhadap dampak bullying.
  • Karakteristik Anak:  Anak yang memiliki sifat pemalu, sensitif, atau kurang percaya diri mungkin lebih rentan terhadap dampak bullying.

Mengatasi Dampak Bullying
 
Penting untuk memahami bahwa bullying adalah masalah serius yang memerlukan penanganan yang tepat.  Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengatasi dampak bullying:

  • Berikan Dukungan:  Orang tua, guru, dan teman sebaya harus memberikan dukungan emosional kepada anak yang di-bully. Bersikaplah empati, dengarkan cerita mereka, dan yakinkan mereka bahwa mereka tidak sendirian.
  • Cari Bantuan Profesional:  Jika anak menunjukkan tanda-tanda depresi, kecemasan, atau gangguan perilaku yang serius, penting untuk mencari bantuan profesional dari psikolog atau konselor.
  • Lapor ke Pihak Berwenang:  Jika bullying terjadi di sekolah, laporkan kepada guru atau kepala sekolah. Jika bullying terjadi di luar sekolah, laporkan kepada polisi atau lembaga perlindungan anak.
  •  Ajarkan Strategi Coping:  Ajarkan anak strategi coping untuk menghadapi bullying, seperti teknik relaksasi, afirmasi positif, dan cara untuk membangun kepercayaan diri.
  • Kembangkan Keterampilan Sosial:  Bantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang dapat membantu mereka untuk berinteraksi dengan orang lain dengan lebih percaya diri dan asertif.

Kesimpulan
 
Bullying adalah masalah serius yang dapat berdampak buruk pada mental anak.  Penting untuk memahami dampak bullying dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah ini.  Dengan dukungan dan penanganan yang tepat, anak yang di-bully dapat pulih dari trauma bullying dan membangun kehidupan yang sehat dan positif.

Mengatasi orang yang melakukan bullying juga harus dilakukan sebagai langkah menghentikan tindakan atau sikap bullying. Selain korban, pelaku juga harus diberikan treatment supaya tidak terus terulang. Perlu bagi guru dan juga sekolah membuat peraturan yang ketat tentang bullying. Peraturan-peraturan ini bisa dimulai dari level peraturan kelas hingga peraturan sekolah. Dengan demikian, semua orang akan tahu konsekuensi yang didapat ketika terjadi pembullyan. Nah, dengan begini para pembully akan menjadi jera dan tidak melakukan pembullyan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun