Mohon tunggu...
Rosmiaty Shaari
Rosmiaty Shaari Mohon Tunggu... -

suka puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Alif dan Nun

26 Januari 2012   02:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(buat W yang selalu meragam)

hatiku, kau kata sering meronta
setelah apa yang kupinta hanya sejalur alif
yang hilang di bawah bayang

ketika matahari mulai tenggelam -
aku mencari seteguk air yang jernih
untuk menerangi petunjuk arah rumahMu
aku ingin datang

tanpa kau sedari
aku telah pun menjadi alif
yang mengalir ke dalam air
mencari bebayang yang tenggelam -
dari dasar yang terang
aku melihat kau berupa buih
yang terapung di air yang mendidih

duhai...
andailah aku mampu berubah menjadi nun, akan kukutip buihmu
ke dalam nunku, untuk  kulayari sampai ke negeri fana
dan andai buihmu berubah menjadi alif, akulah nun pertama
yang keluar dari rusukmu
bersedia menjadi makmummu

selagi kau menjadi buih
biarkanlah aku menjadi alif
setidak-tidaknya aku ingin menjadi nun
apabila kau berubah menjadi alif...



26012012
melaka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun