Dr. (HC.) Mochtar Riady, selaku penggagas Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH) menyampaikan refleksi singkatnya mengenai cara mempertahankan kejayaan dalam sambutannya pada acara Dies Natalis ke-20 Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan yang dilangsungkan pada Kamis, 29 September 2016, di kampus UPH Karawaci.
Dalam refleksi singkatnya Dr. (HC.) Mochtar Riady mengingatkan agar FH UPH memiliki sensitivitas akan perubahan yang dapat berpengaruh terhadap bidang hukum. Menurutnya hukum sangatlah penting untuk membangun ketertiban dan moral suatu bangsa. “Ilmu hukum mempunyai peranan yang sangat penting. Kalau suatu bangsa makin berkembang, maka peran dan fungsi hukum makin penting. Ketertiban suatu bangsa sangat terletak pada hukum di neraga tersebut. Karena itu UPH ingin mendidik para ahli hukum yang bermoral. Kalau tidak bermoral maka ahli-ahli hukum ini tidak berguna. Jadi apakah hukum itu sesuatu yang pasti, dan tdak pernah berubah? Ini pertanyaan penting bagi kita,” .
Melanjutkan sambutannya, ia juga menyampaikan penjelasan mengenai ketidak sensitifan yang dimiliki oleh negara Jepang yang membuat kekuasaannya dalam bidang teknologi beralih kepada negara Tiongkok. Berjalan dari pandangan tersebut ia berusaha mengajak peserta untuk memikirkan sebuah pertanyaan tentang sensitivitas akan perubahan “FH UPH yang jaya saat ini dapatkah terus bertahan? Banyak perusahaan yang rontok karena tidak sensitive atas perubahan baik perubahan teknologi, ekonomi, dan politik. Untuk itu FH UPH juga perlu sensitif akan perubahan ini,”pesan Dr. Mochtar.
Bicara perubahan, Dr. Mochtar juga menjelaskan perubahan besar yang dihadapi Indonesia saat ini yaitu revolusi teknologi informatika, revolusi bioteknologi, dan revolusi nano-teknologi. Perubahan ini membawa Indonesia memasuki tiga era, yaitu era ekonomi digital, era ekonomi services-oriented, dan era kompetisi total.
Diakhir sambutannya, Dr. Mochtar kembali mengajak FH UPH untuk memikirkan perubahan dalam bidang hukum perdagangan di Indonesia yang mungkin perlu dilakukan. “Ketika FH UPH tidak memikirkan ini, FH UPH akan sulit bertahan. Namun ketika FH UPH dapat memikirkan dan menjadi pelopor, maka saya pikir FH UPH dapat terus berjaya,” jelas Dr. Mochtar mengakhiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI