Pandemi Covid-19 menjadi masalah global sejak munculnya pertama kali tahun 2019 di Wuhan, China. Selama hampir dua tahun kita berusaha bangkit dan bertahan serta terus mencari solusi dari segala problema yang dihadapi. Salah satu yang paling terdampak adalah permasalahan dalam bidang pendidikan.Â
Kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan di ruang kelas kemudian dengan terpaksa harus dilakukan di rumah. Menanggapi hal tersebut, tentunya masyarakat terutama di desa tertentu yang notabenenya kesulitan dalam mengakses sistem digital terlebih untuk keperluanpendidikan, maka dalam hal ini selain diperlukannya pengetahuan tentang sistem teknologi digital dalam dunia pendidikan, penting juga untuk kita mengetahui sejarah pandemi yang pernah melanda di masa lalu.Â
Dengan demikian, siswa dapat mempelajari hikmah dari peristiwa sejarah sebagai bentuk evaluasi dalam menanggapi kehidupan di masa kini dan yang akan datang.Â
Nur Rosyidah, mahasiswa peserta KKN back to village UNEJ pada pekan ini melaksanakan prgram Literasi Desa pada masa pandemi Covid-19 yang salah satu kegiatannya adalah belajar sejarah pandemi bersamasiswa-siswi di MA Zainul Anwar.
Lembaga Pendidikan MA Zainul Anwar terletak di Desa Alassumur  Kulon Kecamatan Kraksaan Kabupaten Probolinggo. Pandemi Covid-19 telah mampu mengubah sistem kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.Â
"Beberapa cara telah dipakai untuk tetap melakukan KMB di masa pandemi, diantaranya Online class, dimana semua kegiatannya dilakukan di rumah masing-masing siswa dan guru; Pergantian (shift) atau rolling class, siswa dan guru masuk ke kelas hanya pada hari-hari tertentu saja, dan sekarang kami sudah bisa melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka" Ungkap Achmad Marzuki yang tak lain merupakan Wakil Kepala Sekolah MA Zainul Anwar.
"Dalam percakapan saya dengan pak wakasek menyimpulkan bahwa di sekolah ini ada dualisme status siswa, yaitu santri dan non santri. Di mana akses belajar untuk santri lebih terbatas ketimbang yang non santri khususnya pada saat masa karantina dan PPKM.Â
Jadi, selain melakukan sosialisasi penggunaan aplikasi ataupun website belajar gratis untuk siswa, di sini saya juga tertarik untuk melakukan kegiatan belajar bersama mengenal sejarah pandemi di masa lalu yang pernah melanda dunia" kata Rosyidah yang akrab dipanggil Rossa. "Selain untuk berkontribusi, kegiatan tersebut juga sebagai aplikasi saya dalam mengimplementasikan bidang ilmu yang sedang saya tekuni di jurusan sejarah" imbuhnya.
Menurut Rosyidah, pada realitanya setelah ia melakukan kegiatan pengenalan aplikasi dan website belajar, hanya sedikit dari beberapa siswa yang mengetahui nama-nama aplikasi belajar yang tersedia gratis untuk mereka gunakan. Adapun mengenai sejarah pandemi, para siswa ini cenderung memiliki rasa ingin tau yang rendah. Maka, ia memberikan materi berupa asal muasal pandemi yang terjadi pada abad ke 14 yaitu wabah hitam (black death) dan Flu spanyol 1918.
Selain itu, ia juga mengajak siswa untuk mempelajari sejarah pandemi tersebut melalui media visual yaitu video atau film pendek.Â
"Antusiasme murid-murid sangat bagus untuk memantik rasa keingintahuan mereka tentang sejarah terutama sejarah pandemi ini, karena selama ini mereka cenderung hanya mempelajari sejarah yang ada di buku teks saja, namun kali ini saya mencoba gaya baru, menarik dan tentunya efektif untuk siswa" lanjut Rosyidah (30/10).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H