Mohon tunggu...
Rose Marz
Rose Marz Mohon Tunggu... Tutor - Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Alumni SMAN 7 Padang Alumni FBBS UNP Guru Motivator Literasi 2021 Guru Penggerak 2023 Kpld 2024 Kota Padang Keep Writing On ;)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membuat Peserta Didik Include ke Dalam Setiap Sesi Pembelajaran

19 Oktober 2022   10:11 Diperbarui: 19 Oktober 2022   12:57 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A logically joke. Sumber: whatsapp.com

Membuat peserta didik include ke dalam setiap sesi kegiatan pembelajaran

Include: termasuk, tergabung, terlibat, melebur, terikat

Pembelajaran jaman now

Menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan zaman, sesuai dengan filosofi pendidikan Khi Hadjar Dewantara, sesuai dengan kaidah dan hakikat belajar adalah kewajiban untuk semua guru.

Mengemas pembelajaran yang menarik dan interaktif untuk seluruh peserta didik adalah keharusan. 

Guru zaman sekarang harus memperhatikan kebutuhan siswa sebelum memulai pembelajaran dan mensikronkan dengan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. 

Jika pembelajaran yang akan dilaksanakan tidak mengacu pada kebutuhan, karakteristik dan profil belajar siswa maka bisa dipastikan pembelajaran yang berlangsung berjalan sesuai dengan kemauan guru. 

Jika demikian nilai untuk proses pembelajaran yang dilakukan adalah nol besar. Maka wajar jika si anak lebih suka bermain hp dan berkata kurang ajar kepada gurunya karena konsep dan proses pembelajaran yang missing di kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Missing learning process

Missing or failure in learning adalah kegagalan dalam kegiatan pembelajaran yang tidak saja membuat anak menjadi pembangkang namun juga menjadi apatis dan emosional. 

Maka guru tentu tidak ingin hal ini menjadi berlanjut bukan? Oleh karena itu guru sebelum memulai dan tampil di kelas harus benar-benar memperhatikan apa kebutuhan siswa yang akan di treatment, kondisi dan diagnosis mereka. 

Guru harus membuat benang merah bagaimana kebutuhan siswa terpenuhi dengan mengemas proses pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan masing-masing siswa  serta menyampaikan peserta didik ke tujuan dari pembelajaran yang dilakukan di setiap pertemuan pembelajaran dan mampu merefleksikan kembali akan kegiatan yang telah dilalui.

Beberapa hal yang bisa dilakukan guru untuk membuat anak include ke dalam tahapan pembelajaran seperti di bawah ini antara lain:

Persiapan yang matang dan maksimal

Persiapan adalah bentuk proses mengajar yang harus dilakukan oleh guru terlebih dahulu. Guru harus sibuk menyiapkan perangkat, media, intrument latihan dan bahan ajar sebelum mengajar. 

Tidak itu saja, ketika sampai di sekolah guru harus jinjing laptop serta infocus, dan juga kabel colokan listrik dan speaker sebagai pengeras suara, penuh tangan kiri dan kanan. 

Ada guru yang santai sebelum mengajar mengandalkan buku ajar atau buku paket, satu buku saja dan merencanakan kegiatan di kelas untuk siswa hanya membaca, mencatat serta mengerjakan latihan, maka itu adalah contoh persiapan yang salah. 

Guru harus memikirkan bagaimana tahapan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Persiapan sebelum memulai kelas. Di awal apakah yang wajib disampaikan kepada peserta didik, di tengah kegiatan apa yang harus dikemukakan, apa yang dilakukan guru dan apa yang dikerjakan anak. 

Dengan apa belajar, bagaimana membaca, bagaimana hasil produk dari kegiatan serta penyesuaian waktu di setiap sesi kegiatan pembelajaran. Ya guru harus melakukan semua kegiatan tersebut agar anak masuk dan include ke setiap sesi kegiatan pembelajaran dari awal sampai akhir. 

Persiapan guru mengemas kegiatan pembelajaran yang baik dari awal sampai akhir/penutup akan memutuskan angan-angan anak yang ingin memikirkan sesuatu diluar dari yang ada di depan mata atau apa yang terjadi di sekeliling mereka, akan menghentikan keinginan dalam hati mereka untuk bermain game di hp atau mengobrolkan sesuatu hal diluar pelajaran mereka. 

Pikiran mereka menjadi terarah dan fokus, menjadi terikat dari awal kegiatan sampai ke kegiatan penutup karena diberi guidelines oleh guru di setiap sesinya. 

Sepenuhnya pembelajaran menjadi berpusat pada murid, memenuhi kebutuhan peserta didik, menjawab rasa ingin tahu mereka dan mengantarkan mereka ke pengalaman belajar yang bermakna sesuai profil pelajar pancasila. 

Di ujung kegiatan ada panduan, apa yang harus ditemukan, apa hasil/produk pembelajaran, apa yang harus disamakan dan penutup yang baik dengan melakukan refleksi yang dilakukan oleh murid itu sendiri.

Persiapan sebelum mengajar sangat penting. 

Jika guru no preparation for teaching = failure learning = failure teacher = zonk students

Kalimat operasional dan intruksional yang jelas

Agar tidak terjadi failure learning maka guru harus mempersiapkan kebutuhan mengajar sebaik-baiknya. Ketika dalam pelaksanaan agar tersusun kegiatan yang rapi dari awal sampai akhir, maka guru membuat perencanaan mengajar yang berisi langkah-langkah kegiatan pembelajaran, yang mana perencanaan ini biasa disebut dengan RPP (Rencana pelaksanaan pembelajaran). 

Rpp yang baik adalah rpp yang menyampaikan tujuan pembelajaran dengan langkah kegiatan yang teroganisir secara sederhana, kata-kata intruksi yang jelas dan mudah dipahami serta sesuai dengan keadaan yang dilapangan. 

Rpp yang baik mengandung capaian, tujuan, metode dan model pembelajaran, alokasi waktu, rincian kegiatan, sumber media, penilaian dan lampiran instrumen. 

Contoh kalimat operasional yang jelas di dalam sebuah RPP misalnya di kegiatan awal pembelajaran sebagai berikut:

Siswa menonton video dan menemukan beberapa informasi terkait video dengan melengkapi tabel. Jadi pada kegiatan ini jelas bahwa ketika guru menayangkan video siswa diberi intruksi:

 "silakan menonton dan mencari informasi dengan menuliskan informasi tersebut di dalam tabel". 

Di setiap sesi kegiatan guru memakai kata intruksi yang jelas agar anak mudah menangkap maksud dan melaksanakan kegiatan.

Perangkat/instrumen yang ready siap pakai

Siapa yang menyediakan intrumen tabel untuk diisi anak ketika menonton video? jawabannya tentu guru. Berapa banyak siswa di kelas, atau berapa kelompok siswa yang akan mengisi tabel, maka sebanyak itulah lembaran tabel yang harus disediakan. 

Jika anak diminta akan memajang gambar dengan urutan yang benar, maka guru harus memperbanyak gambar dan membagikan kepada masing-masing kelompok.  

Jika dalam kegiatan anak-anak akan menyusun paragraf dari kalimat acak maka tentu guru harus menyediakan card yang berisi kalimat-kalimat yang lengkap. Dan itu tentu tidak satu, harus ada 5 card yang sama karena mereka di kelas terdiri dari 5 kelompok. 

Jika dalam kegiatan pembelajaran dilakukan diskusi dan presentasi tentu guru harus menyediakan setidaknya kertas koran dan spidol untuk masing-masing kelompok agar ketika pembelajaran berjalan mereka bisa langsung menggunakan dan bekerja.

 Jika anak diminta mengisi tabel secara online, maka tentu guru harus menyediakan formnya di komputer terlebih dahulu dan membagikan link tautannya kepada anak. 

Jika anak tidak memiliki atau ada kendala dalam mengakses link tersebut, maka keharusan bagi guru menyediakan peramban, gadget atau laptop dan hotspot kepada si anak agar bisa melaksanan kegiatan tersebut. Jika ini gagal maka akan terjadi lag, semacam perasaan muak atau down terhadap si anak dan menghilangkan selera dan minat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya. 

Kewajiban guru mampu mengakomodir segala kebutuhan atau perangkat yang diperlukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga anak bisa melanjutkan kegiatan tanpa kendala yang berarti. 

Bahkan sampai hal yang terkecil sekalipun seperti pena, gunting, spidol, rol, tip-ex,stabilo, pensil warna, jika guru membuat benda-benda tersebut available ketika mereka on learning maka mereka sangat senang sekali. 

Menyederhanakan media/sumber belajar

Banyak pendidik yang salah memahami dalam menyediakan media atau sumber belajar. Seperti contoh pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Inggris: tujuan pembelajaran adalah peserta didik mampu mengidentifikasi fungsi sosial dari teks naratif. 

Coba bandingkan di bawah ini manakah Ibu atau Bapak guru yang telah menyederhanakan sumber belajar?

1. Bapak guru Budi meminta anak membaca buku atau mencari sebuah narrative text di internet menemukan pengertian dan fungsi sosial dari teks naratif dan meminta mereka mencatat, mengungkapkan kembali apa fungsi sosial dari teks naratif yang telah mereka baca atau dapatkan dari internet tersebut.

2. Ibu guru Ani memajang beberapa gambar tokoh dalam cerita naratif di depan kelas. Anak diminta mengidentifikasi gambar,  mencocokkan pilihan kata atau kalimat yang disediakan untuk masing-masing gambar dan meminta mereka mengungkapkan hasil pencocokannya serta alasannya terkait hal tersebut. 

Selanjutnya Ibu Guru Ani memberikan sebuah tayangan atau bacaan teks cerita naratif lalu meminta mereka memberikan beberapa pertanyaan terkait teks dan memberi pendapat dari cerita yang di tonton atau dibaca.

Pilihan jawaban pertanyaan di atas tentu tertuju kepada Ibu Guru Ani bukan? 

Ya,, karena Ibu guru Ani telah menyederhanakan sumber/media belajar untuk lebih mudah dicerna oleh anak-anaknya. Tentu pengalaman belajar yang bermakna lebih terasa ketika mengikuti kelas Ibu guru Ani. 

Di kegiatan pembelajaran yang dikelola Ibu guru Ani membuat anak tetap include dan terhubung karena kegiatan pembelajaran yang digelar berpusat pada murid dan menjembatani rasa ingin tahu anak dengan baik.

Jadi Guru jaman now melelahkan

"Ahh, jadi guru melelahkan. Sulit sekali kalau mau jadi guru sekarang ini! "tidak mau lah jadi guru! harus begini, harus begitu!" si Mona adik saya protes dan akhirnya mengambil jurusan teknologi pendidikan karena tidak ingin mengajar, mempersiapkan ini itu. 

Jadi guru memang tidak seperti yang dibayangkan. Jika seorang kakak mengajarkan adik teknik bermain sepeda dan si adik berhasil mendayung pedal, menjaga keseimbangan dan tidak tertabrak di jalanan maka kakak adalah guru, guru yang mengajarkan adiknya sehingga bisa bermain sepeda. 

Guru adalah figur yang perfect baik dari mapel yang diampu maupun secara penyajian dan kepribadian guru itu sendiri.

Guru adalah profesi pilihan

Pekerjaan guru ibarat mengasah batu kali yang bermacam macam bentuk dan kandungan agar dapat memercikkan api. Ketika api sudah terpercik, maka hangat terasa ke sekitar, menjadi kekuatan. 

Bapak ibu dalam mempersiapkan pembelajaran, menjadi guideliner selama proses belajar sampai akhir kegiatan pembelajaran memang melelahkan! 

Sulit di awal namun jika sudah paham cara mengasahnya maka guru akan ketagihan! Semua kelelahan itu terbayarkan jika api sudah terpercik di hati masing-masing peserta didik yang Bapak Ibu guide dari awal sampai akhir pembelajaran. 

Yakinlah api itu akan terus hidup dan berkobar, mereka akan menjadi pembelajar abadi sehingga pembelajaran yang Bapak Ibu sajikan di dalam kelas tidak akan berhenti mereka bahas sampai keluar kelas, di rumah maupun esok, dan esoknya dimana saja diselipkan di atara tawa canda mereka. Menjadi berkesan dan penuh makna. Terus mereka bawa ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Terus semangat Bapak Ibu guru hebat, semangat terus, terus semangat!

Terima kasih sudah membaca,
Salam takzim saya

Rose Marz
Tengah malam dingin, 8 Oktober 2022, 23:59pm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun