Pemandangan tepian sungai, bebatuan alam, sawah, hamparan ladang palawija dan pohon kelapa, wajah bahagia, gelak tawa, senyum simpul malu-malu karena isi piringnya sudah "membulandak" , makan dengan peluh di kening ditingkahi bunyi riak air sungai yang mengalir dan pecah di lubuk, semilir angin sepoi-sepoi khas pegunungan, musik alam pedesaan.Â
Aamboii,,,acara Basantok menjadi kenangan manis untuk sesiapa yang hadir pada waktu itu.
Rasa syukur semakin tercurah tak terhingga kepada sang Pencipta.Â
Setelah acara basantok selesai, maka Ibu-ibu kembali membereskan seluruh sajian. Bapak-bapak keluarga terdekat, Mamak, Tuangku dan Cadiak Pandai, Tungganai kampung pulang membawa lemang dan sajian spesial.Â
Semakin banyak kebaikan, handai tolan dan marwah Bapak-bapak tersebut semakin banyak lemang dan sajian spesial yang dibawa pulang (menandakan tingkat srata sosial yang baik).
Acara basantok adalah acara yang lazim ada dan dilakukan di desa Pinjauan, dusun Kubu Pinjauan Nagari Sungai Rambah, kecamatan Sungai Limau, Kabupaten Padang Pariaman ketika mengadakan peringatan Maulid Nabi. Kegiatan ini merujuk ke adat kebiasaan orang pariaman "urang piaman" atau sering juga di sebut dengan budaya "urang ilie". Â
Badikie
Dilansir dari infopublik.id kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dimulai  dari Zhuhur sampai waktu Ashar esok harinya, jadi menghabiskan 2 hari 1 malam. Rangkaian kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah sudah dimulai dari hari sebelum Basantok tiba.Â
Yaitu di Surau atau Masjid-masjid mengadakan pengajian. Sebelumnya para kaum Ulama, Cadiak candikia, Ustadzh dan Buya Tuangku berkumpul di Surau melakukan acara Badikie. Â
Badikie adalah kegiatan berzikir dan mengucapkan salawat (melambungkan puja dan pujian terhadap Rasurullah). Kegiatan ini dibudayakan oleh paham aliran pengikut agama Islam Sattariyah yang merupakan aliran paham pengajian Tarekat yang mana banyak pengikutnya terdapat di Pariaman, kabupaten Padang Pariaman dan berkembang ke wilayah- wilayah sekitar.Â
Kegiatan badikie digelar sampai malam, diselipi kegiatan mengaji (tadarusan) membaca Al-Qur'an bersama-sama. Kemudian setelah itu kegiatan ditutup dengan ceramah agama peringatan Maulid Nabi dan menteladani ketauladanan Nabi.Â
Tentu Ibu-ibu juga membawa snacks ringan, kue-kue jajanan pasar, kacang randang, air kopi dan teh yang disajikan dalam kegiatan malam badikie dan ceramah agama tersebut.Â
Seingat saya waktu itu saya yang kanak-kanak berlarian di luar Surau bergembira bersama teman-teman. Kami tidak peduli meski hari telah beranjak larut malam. Yang terekam di benak saya ketika peringatan Maulid Nabi di kampung waktu itu, semua orang keluar rumah dan tumpah ruah di Surau.Â
Setelah waktu Zhuhur  sudah banyak yang berdatangan sampai semalam suntuk Seperti pasar malam.
Ramainya! bunyi lantunan salawat terdengar sampai kampung seberang.