Dikutip dari www.urbanjabar.com stoicism adalah orang-orang yang belajar tidak pantang menyerah meski diri atau situasi yang dihadapi saat itu adalah ada/berada di titik terendah atau nol.
Dengan ketenangan, ketangguhan dan juga kestabilan emosi dalam menghadapi permasalahan hidup yang tumpang tindih dan acak, kehidupan yang tidak adil dan jahat. Maka terbentuklah pribadi stoic.
Stoic muncul karena keinginan untuk bertahan dan pantang menyerah, harapan yang kuat untuk mewujudkan mimpi dan terus memperbaiki kehidupan untuk menjadi lebih baik.
Asal muasal Stoicism
Stoicism berkembang pada awalnya di Yunani kuno kemudian melebar ke Romawi kuno, yang pengikut filosofi ini terus meluas dan bertambah banyak dari berbagai kalangan dari kaisar sampai budak dan terus berlanjut menjadi semakin terkenal sampai sekarang
Orang-orang stoicism yang tercatat dalam sejarah antara lain adalah Zeno of Citium (332-362 BC) yang mendapat kemalangan karena bencana alam yang melanda sehingga kapal dan seluruh harta benda di dalamnya tenggelam dan musnah.Â
Zeno susah payah bangkit belajar bagaimana menghilangkan rasa frustasi dari dalam pikirannya dan berusaha sekuat tenaga melanjutkan hidup.
Setelah Zeno adalah Epictetus (55-135 BC) dia merupakan seorang budak yang seluruh hidupnya habis dalam kurungan/penjara. Stoicism terus dilanjutkan oleh Seneca (4 BC-35 AD) merupakan seorang politikus Roma, kehidupannya bangkrut dan diasingkan.Â
Stoic berikutnya yang terkenal yaitu Marqus Aurelius (121-180 AD) 19 tahun memimpin perang-perang besar dan kehilangan anak-anaknya. Bapak Frederick the great, Montaigne, George Washington, Thomas Jefferson, Adam Smith, Jhon Stuart Mill dan nama nama inspirator dunia lainnya.
Kenapa paham Stoic terus berkembang?
Karena seorang yang belajar ilmu filosofi Stoicism adalah seorang yang memiliki filosofi hidup pantang menyerah, tidak tergoyahkan, tangguh dalam melawan perasaan, pikiran negatif yang selalu muncul karena mengalami kejadian yang tidak menyenangkan di masa lalu, atau saat sekarang sedang menghadapi permasalahan dan kesusahan hidup yang berat.
Pribadi stoic
Stoic adalah seorang yang tenang dalam menghadapi hiruk pikuk dan tragedi yang terjadi di setiap babak kehidupan yang dilewatinya, tenang dalam menghadapi ketidakadilan yang ditemui dalam perjalanan hidup, tidak ada keluhan yang ada hanya jiwa pejuang (strunggler-pantang menyerah).Â
Stoic berani menghadapi ketakutan yang tumbuh dalam diri dan menghadapi dengan sebaik-baiknya. Stoic berani menghadapi permasalahan/kenyataan dengan tidak menyalahkan siapapun-apapun akan musibah atau masalah yang menimpanya.
Seorang stoic bukan tidak pernah sedih atau marah. Stoic adalah seorang yang bisa memilah situasi kapan harus marah dan sedih.Â
Marah pelepasan emosi yang berujung tindakan sembrono dan membuat keputusan fatal yang menyebabkan penyesalan panjang seumur hidup bukanlah ciri seorang stoic. Orang stoic menyadari marah dan sedih adalah dua hal rasional yang harus dilakukan.Â