Mohon tunggu...
Rose Marz
Rose Marz Mohon Tunggu... Tutor - Unlimited Love Edition :) Kesederhanaan dalam Kebersamaan Itu Penting Bacalah, Menulislah, Bacalah, Tuliskan, maka itu akan mengantarkan ke depan pintu-pintu gerbang kebahagiaan hidup sepanjang hayat

Alumni SMAN 7 Padang Alumni FBBS UNP Guru Motivator Literasi 2021 Guru Penggerak 2023 Pld (Penggerak Literasi Daerah) 2024 Kota Padang Keep Writing On ;)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nan Tiado Tulang Tagok

21 Juli 2022   11:31 Diperbarui: 2 Agustus 2022   09:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi Nan Tiado Tulang Tagok. Sumber: Dokpri

Nan Tiado Tulang  Tagok

Ibu
Maafkan aku
Karena aku
Belum bisa membatu

Di balik telepon Ibu berkata
"Atok rumah Amak bocor nak"

Aku menangis
Tersedu

Ibu apalah dayaku
Badan sedang sakit
Uang tak ada

" Bialah, rumah ko ndak ka di bao mati do "

Aku menangis
Pilu
Karena ku tahu
Saat ini
Ibuku butuh pertolongan
Butuh uluran tangan

Namun aku
Di sini
Hanya termanggu
Tidak tahu
Harus bagaimana
Mau seperti apa
Bicara kepada siapa
Agar bisa meringankan beban Ibu

" Yo, Amak ndak lai tulang tagok doh "

Kata-kata Ibu
Di telinga ku
Hati ku kelu
Air mata membeku
Ibu maafkan aku
Penderitaan Ibu
Di setiap waktu
Menghantui ku

Terima kasih sudah membaca
Salam Takzim saya,
Rose  Marz
Disudut luka, 2 Juni 2022

Glosarium

Baca juga: Puisi: Aku Ghosting

Nan tiado tulang tagok                                            : Tidak ada tulang kuat (tidak memiliki tenaga/Tulang kuat)

Tulang Tagok                                                               : Tulang kuat untuk perumpamaan Lelaki/anak lelaki

"Atok rumah Amak bocor nak"                           : "Atap rumah Ibu bocor nak"

"Bialah, rumah ko ndak ka di bao mati do"   : "Biarlah, rumah ini tidak akan dibawa mati"

"Yo, Amak ndak lai tulang tagok doh"             : "Iya, Ibu tidak punya tulang yang kuat"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun