Saya nervous sekali, and malu lihat tulisan sendiri. Saya coba klik cari icon tong sampah, berharap bisa mendelete itu tulisan.Â
Namun sayang, notifnya muncul "anda hanya bisa mengedit" hiaaaa" pengen nangis kencang.
But ketika di gambar lonceng di pojok saya melihat angka.Â
Buru-buru saya buka,, waduh,, ada beberapa vote yang saya terima dari Bapak-Bapak Penulis, dari status Senior, Fanatik, Penjelajah (Bapak Irwan, Bapak Ali, Bapak Bams n ada lagi ...)Â
Alhamdullilahh,, hati saya bernyanyi-nyanyi.. ini benar-benar penyemangat luar biasa untuk saya yang beginner ini.Â
"Lha kan saya baru aja nulis, belum punya teman, tidak kenal siapa-siapa di kompasiana. Kenapa bisa Bapak-bapak vote saya..?" saya jadi merasa tidak sendirian. Serasa jumpa kenalan lama" :)
Benar benar terima kasih yang tak berhingga saya haturkan kepada Bapak-bapak tersebut. Semoga Allah membalas kebaikan hati Bapak-bapak semua, amiiinn.Â
Terlebih-lebih untuk Bapak Kompasiana yang telah ciptakan platform blog ini. Dan semua crew Kompasiana. Sukses selalu untuk semua.
Salam Literasi Digital
Dengan menulis kita telah bergerak, menggerakkan hati dan pikiran kita, menggerakkan tangan dan seluruh daya cipta, rasa, karsa bersinergi dalam diri membuat sebuah karya besar yaitu sebuah tulisan.Â
Ayoo sahabat semangat nulis. Majukan literasi digital dengan nulis di kompasiana. Tinggalkan jejakmu sahabat dengan tulisan hebat! Â
Bapak Ibnu Khaldun saat menulis Buku Muqaddimah juga tidak akan menyangka bahwa apa yang beliau tuliskan di buku tersebut menjadi booming jauh setelah beliau tiada.
Menjadi buah pemikiran yang besar dan sampai sekarang di millenial ini dari generasi ke generasi masih menjadi acuan ilmu untuk dipedomani. Luar biasa bukan?