Mohon tunggu...
Rosmey Mawar Sari Baene
Rosmey Mawar Sari Baene Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas lancang kuning prodi pendidikan Biologi

Helo there, saya suka Biologi, astronomi dan kamu😚

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pesona Kampar, Kebudayaan Masyarakat Kampar

15 Juni 2024   19:29 Diperbarui: 15 Juni 2024   19:35 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Muhammad Ridwan

Objek wisata budaya dikabupaten kampar terdiri dari:

1. Pekan Budaya Kampar.

Pekan Budaya Kampar, sebuah Event Budaya yang rutin dilaksanakan setiap tahunnya dengan tujuan untuk menggali dan melestarikan nilai-nilai Budaya dan nilai-nilai Adat Istiadat yang senantiasa hidup dan berkembang ditengah-tengah masyarakat Kabupaten Kampar.

2. Balimau Kasai di Desa Batu Belah.

Balimau Kasai adalah sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau untuk menyambut bulan suci Ramadan. Acara ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Upacara tradisional ini selain sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan memasuki bulan puasa, juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri. Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.

Sedangkan kasai adalah wangi- wangian yang dipakai saat berkeramas. Bagi masyarakat Kampar, pengharum rambut ini (kasai) dipercayai dapat mengusir segala macam rasa dengki yang ada dalam kepala, sebelum memasuki bulan puasa.

Sebenarnya upacara bersih diri atau mandi menjelang masuk bulan Ramadan tidak hanya dimiliki masyarakat Kampar saja. Kalau di Kampar upacara ini sering dikenal dengan nama Balimau Kasai, maka di Kota Pelalawan lebih dikenal dengan nama Balimau Kasai Potang Mamogang. Di Sumatera Barat juga dikenal istilah yang hampir mirip, yakni Mandi Balimau. Khusus untuk Kota Pelalawan, tambahan kata potang mamogong mempunyai arti menjelang petang karena menunjuk waktu pelaksanaan acara tersebut.

Tradisi Balimau Kasai di Kampar, konon telah berlangsung berabad- abad lamanya sejak daerah ini masih di bawah kekuasaan kerajaan. Upacara untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan ini dipercayai bermula dari kebiasaan Raja Pelalawan. Namun ada juga anggapan lain yang mengatakan bahwa upacara tradisional ini berasal dari Sumatera Barat. Bagi masyarakat Kampar sendiri upacara Balimau Kasai dianggap sebagai tradisi campuran Hindu- Islam yang telah ada sejak Kerajaan Muara Takus berkuasa.

Keistimewaan Balimau Kasai merupakan acara adat yang mengandung nilai sakral yang khas. Wisatawan yang mengikuti acara ini bisa menyaksikan masyarakat Kampar dan sekitarnya berbondong-bondong menuju pinggir sungai ( Sungai Kampar ) untuk melakukan ritual mandi bersama. Sebelum masyarakat menceburkan diri ke sungai, ritual mandi ini dimulai dengan makan bersama yang oleh masyarakat sering disebut makan majamba.

3. Muawuo Danau Bokuok di Kec. Tambang.

Maawuo Danau Bokuok di Kec. Tambang adalah tradisi menangkap ikan di Danau Bakuok sebagai tanda untuk memeriahkan/menyambut bulan suci Ramadhan yang dilakukan masyarakat setiap tahunnya. Tradisi ini telah dimulai lebih dari 100 tahun lampau. Kegiatan ini biasanya dihadiri oleh berbagai kalangan masyarakat Kampar, bahkan ada diantara mereka yang sengaja mendirikan tenda-tenda untuk menetap selama masa Maawuo. Rata-rata setiap keluarga bertahan satu hingga tujuh hari. Ratusan sampan memenuhi areal danau. Jaring ditebar bersamaan, menimbulkan pemandangan atraktif. Sementara itu di tepian sungai, selain kesibukan menampung dan memasak ikan, juga diramaikan acara hiburan yang sengaja digelar aparat desa setempat. Anggota keluarga laki- laki terus sibuk menjala, sementara kaum perempuan dan anak-anak bersiaga di tepian menyambut hasil tangkapan. Danau Bakuok yang berukuran kurang lebih 1.000 m x 100 m itu merupakan kawasan yang dilindungi hukum adat. Danau ini memiliki kandungan berjenis-jenis ikan, seperti patin, baung, dan ikan air tawar lainnya. Selain itu, di Bakuok terdapat ikan khas, yaitu ikan Motan.

4. Ziarah Kubur Hari Raya Enam di Kec. Bangkinang Seberang.

Ziarah Kubur Hari Raya Enam di Kec. bangkinang Seberang merupakan event budaya yang bernuansa religius, dimana pada hari itu masyarakat bergembira karena telah berhasil melaksanakan puasa bulan Ramadhan dan puasa di awal bulan syawal. Puasa Enam memang menjadi sunat bagi umat muslim namun bagi masyarakat Kampar menjadi ibadah khusus, bahkan dijadikan acara yang semarak dan religius dengan menyajikan berbagai macam hiburan rakyat dan atraksi seperti panjat pinang, hiburan musik disamping kegiatan religius seperti kegiatan ziarah kubur dan pengajian.

5. Pacu Sampan Buluh Cina di Kec. Siak hulu.

Pacu Sampan Buluh Cina di Kec. siak Hulu. Pacu Jalur dikenal di Teluk Kuantan sedangkan di Kampar dikenal dengan Pacu Sampan Buluh Cina. Pacu Sampan Buluh Cina (PSB) yang digelar tiap tanggal 9 Agustus, bertepatan dengan hari jadi Provinsi Riau, berlangsung antara lima sampai tujuh hari, merupakan rangkaian festival Sungai Kampar yang dikelola oleh Pemda Kabupaten Kampar.  PSB berhadiah Piala/Tropi dan uang tunai, adalah satu-satunya Pacu Sampan di Indonesia yang diangkat dari budaya anak negeri yang diikuti mulai masyarakat umum, Pegawai Negeri dan Perusahaan, Tentara dan Polisi, wartawan/karyawan pers sampai atlet dayung dari luar Provinsi Riau dan luar negeri.  Berpacu dalam posisi tegak dan berpacu dengan mata tertutup merupakan atraksi paling unik dan paling menghibur dalam Pacu Sampan Buluh Cina, disamping pameran dari berbagai perusahaan dan menampilkan berbagai bentuk kesenian.

6. Pacu Tongkang di Desa Pulau Belimbing.

Pacu Tongkang di Desa Pulau Belimbing adalah sebuah Event Pacu Sampan ukuran besar (Tongkang) yang dilaksanakan melawan arus Sungai Kampar dan selalu dilaksanakan dalam menyambut Bulan Puasa Ramadhan, sebelum acara Pacu Tongkang dimulai juga dilaksanakan tradisi Bakela yaitu makan bersama dengan Tokoh Pemerintah, Agama dan Tokoh adat.

7. Mancokou Ikan di Kec. Kampar Kiri Hulu.

Mancokou Ikan di Kec. Kampar Kiri Hulu. Adalah sebuah event tradisi masyarakat yang hampir sama dengan Muawuo di Danau Bokuok, tapi disini masyarakatnya turun ke Sungai untuk sama-sama menangkap ikan dengan peralatan seadanya, tidak menggunakan perahu dan jala sebagaimana di Danau Bokuok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun