Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan bahwa tantangan menghayati Pancasila sebagai Entitas dan Identitas bangsa Indonesia pada abad 21 adalah terletak pada bagimana pendidikan menyesuaikan dengan perkembangan zaman terutama arus globalisasi yng semakin pesat,pada saat ini seseorang termasuk peserta didik dapat dengan mudah terpengaruh dengan budaya asing dari berbagai penjuru dunia terutama pada segi makanan,musik,bahsa dan pakaian contohnya budaya korea seperti K-Pop yang sudah menggantikan lagu daerah,wajib dan lagu pop atau rock dari Indonesia,makanan yang bersifat korean foods dimana peserta didik sudah tidak mengenal dan tahu tentang makanan khas derah nya masing,dan pakian yang sudah mengikuti tren kebarat-baratan,dikarenakan kurangnya usaha memfilter pengaruh budaya asing,dikarenakan kita hanya meniru dan menerima secara utuh dengan hanya mempertimbangkan pada aspek pembaharuan nya saja tanpa di selaraskan dengan nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia terutama budaya khas di lingkungan peserta didik,faktor lain yang menjadi tantangan pancasila sebagai entitas dan identitas pada penerapan pembelajaran abad 21 adalah belum merata nya penggunaan teknologi terutama di sekolah 3T,dan kemelekan terhadap teknologi di Indonesia yang masih tertinggal sehingga negara Indonesia terkadang selalu diremehkan dan dipandang sebelah mata oleh negara lain.Â
Selain itu implementasi Profil Pelajar Pancasila sebagai pembelajaran yang berpihak pada peserta didik abad 21,belum semuanya dapat diimplementasikan dengan optimal,karena guru -guru di sekolah masih mengalami kebingungan tentang bagaimana melaksanakan nya dikarenakan ukuran parameter ketercapaian projek P5 ini yang tidak jelas,akurat,valid dan ssitematis ,dan projek yang dilakukan baru sebagian yang disesuaikan dengan kondisi sekolah.Â
Berdasakan Hasil Observasi di ekosistem sekolah (Kelas) di kelas VII B dan D di SMPN 29 BANDUNG. Guru dapat melakukan kegiatan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui enam elemen yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.Â
a. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak yang mulia dapat d iimplementasikan.Hubungan dengan Tuhan dapat diimplementasikan mela lui membiasakan peserta didik dengan doa sebelum dan sesudah pembelajaran,membaca surat-surat pendek, sholat dhuhur berjamaah, pelaksanaan pembiasaan mengaji dan sholat dhua berjamaah,sholat jumat berjamaah,, infaq jum'at dan lain sebagainya. Hubungan dengan sesama manusia dapat dilakukan dengan menyapa dan menghormati guru, bertegur sapa dengan sesama teman, tidak melakukan tindakan kekerasan dan bullying.Hubungan dengan alam menjaga kebersihan kelas dan sekolah seperti tidak membuang sampah sembarangan dan mampu mengelola mana sampah organik dan an organik sebagai bagian dari projek bijak penggunaan sampahÂ
b. Berkebhinekaan global, dapat diimplementasikan dengan mengunakan pendekatan Cultural Responsive Teaching pada proses pembelajaran dengan mengaitkan konsep materi pada kebudayaan siswa dan memperkenalkan budaya yang ada di Indonesia sebagai upaya menjaga dan mempertahankan kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga peserta didik dapat memfilter sendiri mana unsur kebudayaan yang sesuai dengan kebudayaan Indonesia terutama nilai-nilai luhur kebudayaaan yang ada dilingkungan tempat tinggalnya.dan menyediakan ekskul kesenian dan tarian tradisional .Â
c. Mandiri, dapat diimplementasikan dengan membiasakan anak untuk mengerjakan tugasnya sendiri dengan baik dengan tidak mencontek pekerj aan teman,percaya pada kemampuan sendiri dan tidak bergantung pada orang lain.Â
d. Bergotong royong, dapat diimplementasikan dengan memberikan kegiatan berdiskusi pada saat pembelajaran berlangsung, membuat piket kelas, mem biasakankegiatan jum;at bersih dengan melakukan kebersihah bersama dili ngkungan sekolah. Hal ini nantinya akan menumbuhkan jiwa rasa semangat dan bekerjasamapada peserta didik.Â
e. Bernalar kritis, dapat diberikan dengan memberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan kritis peserta didik yang dapat menyediakan sebuah permasalahan belajar yang bersifat kompleks dengan penyelesaian masalah yang bersifat menantang karena harus menggunakan berbagai sudut pandang dan harus memberikan contoh kongkret yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
f. Kreatif dapat dilakukan dengan memberikan tes kinerja atau projek menggunakan model pembelajaran Projek Based Learning,seperti pembuatan info grafis,poster,ppt dan video pendek sehingga peserta dapat dituntun untuk mengembangkan kreatif sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H