Oleh :Â
1. Jundana Yahya Anas (1405620032)
2. Rosmalia Putri Handayani (1405620089)
3. Tamara Fitri Cahyani (1405620041)
Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, manusia dapat menjalankan kehidupannya dengan lebih baik. Menurut Somantri (2001: 56), menegaskan bahwa education as power yang bisa meningkatkan kualitas hidup, bahkan sebagai director of power. Selain itu, pendidikan juga dapat dikatakan sebagai suatu proses untuk memanusiakan manusia.
Pada era globalisasi seperti saat ini, telah banyak segala aspek yang sudah merambah ke kehidupan manusia. Pengaruh tersebut memunculkan banyak masalah sosial yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya menimbulkan kekhawatiran yaitu seperti sikap individualis, egois, rendahnya empati, kurangnya rasa tanggung jawab, kurang kerjasama dan berinteraksi di dalam kehidupan bermasyarakat.
Permasalahan sosial dikalangan peserta didik merupakan masalah yang harus diselesaikan oleh seluruh kalangan, termasuk dalam institusi pendidikan yaitu sekolah. Dalam proses pembelajarannya, peserta didik dituntut untuk dapat menanamkan keterampilan sosial dalam hidup bermasyarakat. Tentu hal ini menjadi sebuah tanggung jawab sekolah agar mampu mempersiapkan siswa dapat berpartisipasi aktif di era globalisasi.
Dalam pembelajarannya agar peserta didik dapat menanamkan sikap keterampilan sosial, hal ini bisa didapatkan dari mata pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). IPS adalah bagian penting dari pembelajaran di sekolah yang berfungsi untuk menanamkan sikap peserta didik agar memelihara martabat masyarakat melalui pendidikan nilai, Fokus dalam pendidikan IPS ini ialah pada nilai kemanusiaan dalam suatu tatanan dan hubungan baik manusia antar manusia maupun manusia dengan lingkungannya.
Pendidikan IPS itu sendiri memiliki tujuan dan fungsi penting yaitu memunculkan keterampilan yang harus dimiliki siswa di era globalisasi, termasuk keterampilan sosial, termasuk keterampilan kolaboratif, keterampilan interpersonal, keterampilan interaksi sosial dan antarbudaya, Tanggung jawab pribadi dan sosial, interaksi, literasi budaya dan kesadaran global.
Dalam sistem pendidikan kita pengajaran IPS diajarkan dari mulai tingkatan Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi. Sudah barang tentu ada perbedaan penekanan sesuai dengan levelnya. IPS, khususnya di Sekolah Dasar, diperlukan untuk menumbuhkan kemampuan siswa, keberanian, dan imaginasi yang dapat membawa mereka ke suatu tindakan yang didasari atas pertimbangan personal dan sosial. Dari sejak dini proses belajar mengajar harus dikembangkan secara sistematis untuk membekali kemampuan pengamatan siswa yang terorganisir, dan membentuk konsep yang terstruktur yang didasarkan atas ilmu-imu sosial. (Depdikbud, 1994).
Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh setiap warga negara Indonesia, termasuk siswa di zaman ini, berimplikasi pada dunia pendidikan yang dapat mempersiapkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat global. Meitri Group mengemukakan empat keterampilan utama pada era globalisasi sekarang ini yaitu meliputi literasi zaman digital, berpikir inventif modal intelektual, komunikasi interaktif keterampilan sosial dan personal, dan hasil-hasil berkualitas dan terkini (Ginanjar, 2016). Dengan banyaknya keterampilan yang harus dikuasai, sekolah terpaksa menyesuaikan proses pembelajaran agar siswa dapat menguasai beberapa keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan masyarakat di zaman sekarang yang meliputi perilaku sosial dan tanggung jawab sosial dengan meningkatkan keterampilan sosial dan kompetensi sosial siswa.
IPS merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mendidik siswa menjadi warga negara yang baik, menjadi warga negara yang mampu hidup demokratis, rukun dan berinteraksi secara positif dengan sesama, sejalan dengan tujuan IPS. menurut National Council of the Social Studies (NCSS) yaitu help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world" (NCSS, 1994). Hal ini juga diperkuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Mata Pelajaran IPS yaitu: (a) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (b) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (c) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; dan (d) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, dan global (Ginanjar, 2016).
Dari beberapa penjelasan di atas maka perlu dirumuskan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan melalui mata pelajaran IPS. Menurut James Bank, kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa melalui mata pelajaran IPS yaitu pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, dan praktik warga negara. Siswa perlu menguasai pengetahuan yg bermanfaat pada menciptakan keputusan & berinteraksi secara aktif & efektif pada masyarakat. Siswa perlu menguasai keterampilan akademik & keterampilan sosial sebagai akibatnya anak didik selain cerdas pada aspek kognitif, namun pula cerdas pada aspek afektif (nilai). Siswa perlu berbagi perilaku & komitmen yg menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis & humanisme sebagai akibatnya bisa sebagai masyarakat negara yg memiliki nilai-nilai yg selaras menggunakan ideologi negara.
Siswa mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mengembangkan keterampilan sosial mahasiswa dalam mata kuliah IPS. Keterampilan sosial mencakup banyak aspek perasaan dan emosi yang bersifat afektif. Berinteraksi dalam masyarakat, semuanya tidak pernah lepas dari nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat. Keterampilan dan nilai sosial merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam interaksi sosial di masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS berbasis nilai sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Terkait dengan ini Wayan Lasmawan menjelaskan adanya tiga kompetensi dalam pembelajaran IPS, yakni kompetensi personal, kompetensi sosial dan kompetensi intelektual. Kompetensi personal ialah kemampuan dasar yang berkaitan dengan pembentukan dan pengembangan kepribadian diri siswa sebagai makhluk individu yang merupakan hak dan tanggung jawab personalnya. Orientasi dasar pembentukan dan pengembangan kompetensi personal ini ditekankan pada upaya pengenalan diri dan pembangunan kesadaran diri siswa sebagai pribadi atau individu dengan segala potensi, keunikan dan keutuhan pribadinya yang dinamis (Wayan, 2009). Sejumlah kompetensi personal dalam pendidikan IPS yang perlu dikembangkan seperti, pembentukan konsep dan pengertian diri, sikap objektif terhadap diri sendiri, aktualisasi diri, kreativitas diri, kemandirian itu sendiri, termasuk bagaimana menumbuhkembangkan budi pekerti luhur, disiplin, jujur dan kerja keras serta sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME, sehingga perlu menumbuhkembangkan dan memantapkan keimanan dan ketaqwaannya (A.M, 2010).
      Kompetensi sosial ialah kemampuan dasar yang berkaitan dengan pengembangan kesadaran sebagai makhluk sosial dan makhluk yang berbudaya. Sejumlah kompetensi dasar yang dikembangkan ialah kesadaran dirinya sebagai anggota masyarakat sehingga perlu saling menghormati dan menghargai; toleransi, pemahaman dan kesadaran atas kesantunan hidup bermasyarakat dan berbangsa; kemampuan berkomunikasi dan kerjasama antara sesama; sikap prososial; kemampuan dan kepedulian sosial pada lingkungan; memperkokoh semangat kebangsaan, pemahaman tentang perbedaan dan kesederajatan. Salah satu prinsip pembelajaran yang memiliki kekuatan yaitu berbasis nilai (value-based). Prinsip ini pula berlaku dalam pengembangan keterampilan sosial peserta didik dalam pembelajaran IPS (Ginanjar, 2016).
      Dengan berinteraksi dalam masyarakat, maka segala sesuatu tidak akan pernah lepas dari nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Keterampilan dan nilai sosial merupakan dua hal yang tidak terpisahkan dalam komunikasi sosial di masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS berbasis nilai sangat penting untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Kompetensi intelektual adalah kemampuan berpikir berdasarkan persepsi atau keyakinan terhadap sesuatu yang baik secara fisik, sosial, maupun psikis, bermakna bagi diri sendiri dan orang lain. Kemampuan intelektual dasar ini terkait dengan perkembangan jati diri siswa sebagai makhluk berpikir yang kemampuan berpikirnya adalah menerima, mengolah, dan mengkonstruksi pengetahuan, nilai, dan sikap, sikap, serta tindakannya dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.
Dari beberapa penjelasan di atas dapat dijelaskan bahwa dalam membentuk perilaku sosial dan tanggung jawab sosial siswa melalui mata pelajaran sosial perlu dikembangkan kapasitas personal, kompetensi sosial dan kompetensi sosial intelektual, karena seiring dengan kapasitas personal, maka kemampuan dasar yang berorientasi pada pembinaan dan pengembangan peserta didik lebih diletakkan pada upaya pemahaman diri dan pengembangan persepsi diri peserta didik sebagai pribadi atau individu dengan segala potensi dinamis, keunikan dan integritas individu serta kompetensi sosialnya. Beberapa keterampilan dasar yang terbentuk dalam diri siswa adalah kesadaran bahwa dirinya adalah anggota masyarakat, sehingga harus ada rasa hormat dan saling menghargai; toleransi, pengertian dan rasa peradaban dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa; kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama antara lain; sikap sosial; kemampuan dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan; memperkokoh semangat kebangsaan, pemahaman perbedaan dan persamaan, serta kompetensi intelektual. Kompetensi dasar yang dikembangkan dalam kapasitas intelektual ini terkait erat dengan pengembangan jati diri siswa seperti makhluk berpikir yang kemampuan berpikirnya menerima, mengolah, dan mengkonstruksi pengetahuan, nilai , dan sikap, serta bertindak baik dalam kehidupan pribadi dan sosialnya.
Selain itu paradigma pendidikan pada saat ini yaitu guru bukan lagi menjadi satu-satunya sumber belajar, tetapi guru juga bertransformasi menjadi fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pengembangan keterampilan sosial, guru dapat berperan sebagai contoh/modelling dalam penerapan keterampilan sosial. Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam rangka pengembangan keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS, yaitu:
1. Memahami tujuan dari IPS, yaitu seorang guru harus benar-benar paham bahwa IPS bukan hanya sekedar mata pelajaran yang berupa hafalan atau sekedar transfer fakta-fakta, konsep dan teori dari ilmu-ilmu sosial yang bersifat kognitif saja, tetapi pembelajaran IPS harus terpadu dan mengembangkan bukan hanya ranah kognitif saja, juga meliputi ranah afektif dan keterampilan peserta didik, termasuk didalamnya keterampilan sosial.
2. Menguasai keterampilan sosial, yaitu seorang guru tidak hanya menjadi pendorong peserta didik untuk menguasai keterampilan sosial, tetapi seorang guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan sosial tersebut, karena guru merupakan contoh/modelling dari peserta didiknya.
3. Mengintegrasikan keterampilan sosial ke dalam RPP, yaitu seorang guru harus dapat mengintegrasikan keterampilan sosial ke dalam perangkat pembelajaran, dalam hal ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusunnya. Lalu pada aspek penilaian, seorang guru harus dapat menentukan bagaimana cara mengukur dan menilai kemampuan peserta didik yang berkaitan dengan keterampilan sosial tersebut.Â
4. Menggali nilai-nilai dari materi pelajaran, yaitu seorang guru harus mampu menggali pesan atau nilai-nilai apa yang terdapat pada setiap materi pelajaran IPS, dari pesan atau nilai-nilai tersebut guru dapat menentukan keterampilan sosial apa yang dapat dikembangkan dari sebuah materi pelajaran IPS.Â
5. Menentukan metode pembelajaran, artinya seorang guru harus dapat memilih metode pembelajaran apa yang tepat digunakan dalam rangka mengembangkan keterampilan sosial peserta didik.
KesimpulanÂ
Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang wajib dikuasai oleh peserta didik dalam era globalisasi saat ini. Dalam meningkatkan keterampilan sosial tersebut peserta didik dalam proses pembelajaran IPS tidak hanya cukup dengan mengembangkan kemampuan kognitif  seperti transfer fakta, konsep, teori saja, tetapi proses pembelajaran IPS juga harus dapat mengembangkan kemampuan peserta didik secara terpadu baik dalam ranah kognitif, afektif dan keterampilan, termasuk didalamnya keterampilan sosial yang saat ini merupakan kemampuan yang dituntut untuk dikuasai dalam rangka menghadapi era globalisasi, sehingga peserta didik dapat ikut berpartisipasi secara aktif dan positif dalam kehidupan masyarakat lokal, nasional maupun global.Â
Para guru juga berperan sangat penting dalam meningkatkan keterampilan peserta didik. Guru harus dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didik dengan cara memahami dengan benar tujuan dari IPS sebagai mata pelajaran terpadu yang dapat mengembangkan berbagai kemampuan peserta didik, seorang guru juga harus mampu mengintegrasikan keterampilan sosial ke dalam RPP yang disusunya dan dapat mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran. Guru juga harus menjadi contoh/modelling bagi peserta didiknya, oleh karena itu guru juga dituntut untuk menguasai keterampilan sosial, sehingga dapat mengembangkan keterampilan sosial peserta didiknya.
Daftar Pustaka
A.M, S. (2010). Revitalisasi Peran Pembelajaran Ips Dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Cakrawala Pendidikan.
Ginanjar, A. (2016). Penguatan Peran Ips Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik. Harmony, 1.
Ellena. 2022. Peran Pendidikan IPS dalam Pembentukan Perilaku Sosial di Abad 21. Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Muslim. PERAN PENDIDIKAN IPS DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL ERA ABAD 21. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Journal of social Studies. Vol. 01, No. 01, Juni 2020
NCSS. (1994). Curriculum Standard for Social Studies. DC: NCSS
Sahma Nada Afifah Ekaprasetya, Shalwa Rizkya Salsabila, dkk. Peran Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai. Volume 6 Nomor 1 Tahun 2022 Halaman 3987-3992
Wayan, L. (2009). Merekonstruksi Ke-IPS-an Berdasarkan Paradigma Teknohumanistik. Pendidikan IPS.
. Revitalisasi Peran Pembelajaran Ips Dalam Pembentukan Karakter Bangsa. Cakrawala Pendidikan.
Ginanjar, A. (2016). Penguatan Peran Ips Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik. Harmony, 1.
Ellena. 2022. Peran Pendidikan IPS dalam Pembentukan Perilaku Sosial di Abad 21. Pusat Publikasi S-1 Pendidikan IPS FKIP ULM
Muslim. PERAN PENDIDIKAN IPS DALAM PEMBENTUKAN PERILAKU SOSIAL DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL ERA ABAD 21. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Journal of social Studies. Vol. 01, No. 01, Juni 2020
NCSS. (1994). Curriculum Standard for Social Studies. DC: NCSS
Sahma Nada Afifah Ekaprasetya, Shalwa Rizkya Salsabila, dkk. Peran Pembelajaran IPS dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Tambusai. Volume 6 Nomor 1 Tahun 2022 Halaman 3987-3992
Wayan, L. (2009). Merekonstruksi Ke-IPS-an Berdasarkan Paradigma Teknohumanistik. Pendidikan IPS.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI