Mohon tunggu...
rosmalia putri
rosmalia putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Minat Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Daring saat Pandemi

18 Desember 2022   00:17 Diperbarui: 18 Desember 2022   00:27 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Rosmalia Putri Handayani

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena dapat mengubah dan menjadikan pribadi seseorang menjadi lebih baik, terarah dan bermoral. Pendidikan juga merupakan salah satu kebutuhan pokok setiap orang dalam meningkatkan pengembangan diri untuk kelangsungan hidupnya. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki individu yang kompetitif, inovatif, kreatif, kolaboratif serta berkarakter.

Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui perbaikan proses pembelajaran. Proses pembelajaran adalah  kegiatan interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan kegiatan belajar dan mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Namun pada saat ini terdapat banyak permasalahan di dunia pendidikan yang dapat menghalangi terlaksananya tujuan pendidikan yang diharapkan. Salah satu permasalahan pendidikan saat ini yaitu menyangkut tentang kualitas pendidikan.

Keadaan pendidikan di Indonesia sejak awal kemunculan wabah Covid-19 hingga saat ini masih menghadapi berbagai tantangan sebagai akibat dari virus itu sendiri. Dengan penyebaran virus yang sangat cepat pemerintah provinsi mengeluarkan suatu kebijakan untuk menekan penyebaran virus Covid-19 yaitu kebijakan belajar dirumah yang dilakukan secara daring. Pelaksanaan aktivitas belajar di rumah menggunakan sistem pembelajaran daring yang menyebabkan guru dan siswa tidak dapat berinteraksi secara langsung di sekolah.

Pembelajaran daring dapat dilaksanakan langsung dalam suatu lingkungan sekolah, berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa. Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh minat belajar siswa. Menurut Ricardo & Meilani (2017) minat belajar adalah faktor pendorong siswa dalam belajar yang didasari atas rasa ketertarikan, rasa senang, perhatian dan keinginan siswa untuk belajar tanpa ada yang menyuruh. Oleh karena itu keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh minat belajar siswa, siswa yang memiliki minat belajar yang besar akan memiliki dorongan yang kuat dan tekun untuk terus belajar, meskipun dengan kondisi belajar di rumah secara daring.

Penelitian tentang minat belajar siswa terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 pernah dilakukan oleh Santika, Sutisnawati, & Uswatun (2020) yang menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 di indonesia membawa dampak terhadap minat belajar siswa, ketika proses pembelajaran beralih dengan pembelajaran daring mengakibatkan minat belajar siswa menurun ditandai dengan kurangnya partisipasi aktif siswa ketika mengikuti pembelajaran.

Lebih lanjut Penelitian yang telah dilakukan oleh Yunitasari & Hanifah (2020) menyatakan bahwa pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa dikarenakan siswa menjadi mudah bosan ketika pembelajaran daring karena tidak bertemu dengan teman dan gurunya secara langsung

Faktanya semua aktivitas yang dikerjakan dari rumah ini bukan hanya berlangsung di Indonesia, melainkan juga di berbagai belahan dunia. Banyak yang berpendapat situasi dan kondisi seperti ini mungkin saja suatu saat bisa menyebabkan chaos atau masalah baru, namun banyak pihak tetap optimis mengerjakan kegiatan apa saja seperti belajar di rumah. Terlebih lagi saat ini sudah banyak teknologi informasi dan komunikasi yang dapat menunjang kebutuhan manusia, kapanpun dan dimanapun tanpa mengenal waktu dan lokasi geografis. Jadi tidak ada lagi alasan untuk menolak kebijakan pemerintah tentang jaga jarak yang sebelumnya dianggap menghambat aktivitas masyarakat.

Dapat kita ketahui di sini bahwa interaksi yang terjalin antara guru dan dosen dengan peserta didik berjalan secara maya. Kedua pihak tersebut berinteraksi dengan memanfaatkan teknologi terkini, sebagai contoh komputer, laptop, maupun telepon genggam yang di dalamnya tersedia berbagai platform yang mendukung pembelajaran daring para peserta didik di berbagai tingkatan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Hal ini memang benar sangat membantu pelaksanaan prosesnya. Namun tak dapat dipungkiri bahwa tetap terdapat banyak kekurangan atau kendala di dalamnya. Beberapa kendala dalam penerapan pembelajaran jarak jauh daring diantaranya yaitu tidak ter biasanya menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang terbarukan, kuota internet yang menghabiskan tidak sedikit dana, serta sinyal yang kurang mendukung terutama di daerah pelosok.

Namun dengan adanya kesulitan tersebut tentu tidak membuat pemerintah lepas tangan begitu saja. Hal ini terbukti dengan diberikannya layanan kuota gratis dari Kemendikbud yang dikirim hampir setiap bulan secara gratis ke nomor gawai para pelajar, baik dari kalangan siswa sampai mahasiswa, hingga pada akhirnya dapat memudahkan mereka mengakses aplikasi atau platform pembelajaran jarak jauh daring menggunakan internet.

Meskipun sudah diberikan beberapa kemudahan tetapi tetap saja guru dan dosen tidak bisa mengawasi peserta didik secara langsung karena terpisah oleh jarak. Hal ini merupakan salah satu faktor mengapa para peserta didik menjadi tidak termotivasi dan kurang berminat dengan materi yang diajar, sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di aplikasi telekonferensi video seperti Zoom dan Google Meet, banyak dari mereka yang pasif dan mematikan kamera agar tidak diperhatikan oleh teman-teman serta guru atau dosen.

Jika dilihat dari pendapat Peter McLaren, pendidikan dalam prosesnya harus fokus pada segi dialog kritis dan analisis dialektik di dalam kelas. Keduanya merupakan pendekatan proses pembelajaran yang biasanya diterapkan baik oleh guru maupun dosen demi menciptakan ruang diskusi dan tanya-jawab yang melibatkan keaktifan peserta didik lalu memacu berkembangnya pengetahuan yang kritis, sistematis, dan logis. 

Model pembelajaran tersebut bisa sangat menyokong pola pikir, perasaan, dan tindakan para peserta didik dalam keseharian mereka. Dialog kritis dan analisis dialektik dipakai untuk menekuni struktur kehidupan sosial suatu kelompok masyarakat yang banyak dipengaruhi oleh paham kapitalisme.

Peter McLaren memandang pedagogi kritis sebagai sebuah cara untuk mengubah hubungan yang terjalin antara ruang kelas, rekonstruksi pengetahuan, sistem kelembagaan sekolah, serta struktur lapisan masyarakat. Oleh karena itu, menurutnya sangat penting bahwa proses pendidikan dalam ruang kelas turut serta memupuk wawasan para peserta didik tentang budaya, etika, demokrasi, ekonomi, politik serta implementasi pendidikan yang menambah partisipasi peserta didik dalam analisis sosial, budaya, dan juga politik.

Metode pembelajaran daring yang digunakan hingga saat ini oleh banyak institusi pendidikan dari berbagai tingkatan semakin lama kehilangan efisiensinya. Pada awalnya memang banyak pihak merasa terbantu dengan metode pembelajaran jarak jauh ini, namun lama kelamaan peserta didik juga mulai merasa jenuh dan bosan. Sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan platform telekonferensi video, para peserta didik banyak yang mematikan kamera webnya dan tidak berinteraksi dengan teman sekelas, juga dengan guru atau dosen mereka. 

Kepasifan para peserta didik yang kehilangan minat belajar dalam kelas daring otomatis membuat kelas menjadi kurang menyenangkan untuk diikuti karena tidak terdapat ruang diskusi aktif di dalamnya. Tenaga pendidik seperti guru dan dosen, tak luput juga para peserta didik harus turut serta mengambil peran masing-masing untuk menciptakan suatu kondisi kelas yang aktif, kreatif, produktif, dan kritis sehingga kegiatan pembelajaran dapat efektif dan tujuannya tercapai dengan baik.

Referensi:

Yunitasari, R., & Hanifah, U. (2020). Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Minat Belajar 

Siswa Pada Masa COVID-19. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(3), 232--243.

Syarifudin, A. S. (2020). Impelementasi Pembelajaran Daring Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social Distancing. Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Metalingua, 5(1), 31--34. https://doi.org/10.21107/metalingua.v5i1.707 2.

Laras, S.A.,& Rifai, A. (2019). Laras, S.A.,& Rifai, A. Pengaruh Minat Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di BBLK Semarang. Jurnal Unitirta, 4(2), 121--130.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun