Edukasi tersebut merupakan bagian dari program kemitraan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Jawa Barat dalam rangka mendukung percepatan penurunan stunting hingga 14% yang menjadi prioritas pemerintah di tahun 2024.
Edukasi dilakukan dalam bentuk Seminar Nasional secara hybrid diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat pada 11 Agustus 2022.
Acara ini tentu saja dihadiri oleh tokoh -- tokoh penting di dunia Kesehatan diantaranya yaitu :  Ketua Harian YAICI. Arif Hidayat,  Ketua IBI profinsi Jawa -- Barat  Ibu Hj. Eva Riantini Amd. Keb., S.Sos., M.Kes,  Staf.Ahli Gubernur Jawa -- Barat Bidang Ekonomi dan Pembangunan,  dr. Berli Hamdani Gelung Sakti, perwakilan PDUI Jawa -- Barat.,  Alma Lucyati,  M.Kes,M.Si,MH.Kes., menyebutkan prioritas seluruh terutama bidan terkait dalam pencegahan stunting yaitu dengan memprioritaskan remaja, ibu hamil, maupun bayi dan baduta.
Sedangkan Kang Maman menyoroti tentang "literasi" para Ibu Bidan seluruh Indonesia. Terutama mensikapi betapa rendahnya literasi bangsa Indonesia khususnya tentang kental manis.
Kata Kang Maman begini, Â sambil membaca tulisan pada kemasan kental manis :
Perhatian  "Tidak untuk menggantikan ASI.  Tidak cocok untuk bayi sampai usia 12 tahun  tidak dapat digunakan  sebagai satu -- satunya sumber gizi "
Jelas sekali apa yang diungkapkan dalam label kental manis kaleng, Â cuma memang tulisannya kecil dan mungil. Tentu semua Ibu perlu waspada, khususnya Ibu Bidan di seluruh Indonesia. Â Karena mereka yang bakal melayani memberikan penjelasan suatu produk baik atau buruknya di konsumsi.
Himbauan Kang Maman lebih lanjut . . .
-  Baca petunjuk penggunaan suatu produk dengan seksama terkait ingredient  meskipun hurufnya kecil -- kecil  ( bersyukur jika mempunyai kaca pembesar, agar mudah membacanya )  dalam produk  kaleng dan  sejenisnya dengan apalagi para Ibu Bidan karena mereka harus memahami apa yang dimaksudkan oleh produsen
- Fahami  segera kandungan -- kandungan yang kira -- kira berbahaya untuk tumbuh kembang anak.  Karena kasus kental manis ini ada salah persepsi yang berlaku hingga tujuh turunan.
- Â Tukar info dengan rekan seprofesi, Â khususnya para Bidan. Dengan adanya seminar semacam ini akan terkuak berbagai hal yang tersembunyi, dan para Bidanpun tercerahkan.
Inilah bagian kecil dari literasi yang penting dilakukan oleh para Bidan, Â karena jika tidak demikian seperti memahami kental manis, dikira susu padahal lebih banyak kandungan gulanya.