Rendang menjadi salah satu masakan viral di manca negara sebagai kuliner yang mewakili negeri bernama Indonesia selain nasi goreng.
Olahan masakan bernama rendang ini memang  sudah sedemikian populernya di seluruh negeri ini,  salah satu bahan utamanya adalah  daging sapi atau kerbau di negeri asalnya daerah Sumatera - Barat sering digunakan untuk membuat rendang,  biasanya daging bagian paha atau sengkel atau kelapa menjadi pilihan. Â
Ada juga yang memilih daging has untuk rendang, Â meskipun daging has harganya lebih mahal dibandingkan paha luar yang biasanya dimasak untuk rendang. Beda peruntukkannya juga, dilapangan mah bebas ibaratnya tulang mau dibuat rendang ndak ada masalah dan tidak akan yang protes minimal diketawain sama orang Minang.
Satu hal lagi tentang santan !
Penulis  membuktikan bahwa kelapa di Padang - Panjang,  Payakumbuh atau Padang demikian Painan,  Batusangkar kualitas santan  sangat berbobot dan memuaskan jika membuat rendang.  Â
Datanglah ke wilayah lain, misalnya Bandung.
Santan di Bandung tidak seberkualitas kelapa parut  (dibuat santan) di Sumatera - Barat,  artinya ketika memasak menggunakan santan Padang - Panjang atau wilayah - wilayah lainnya di SumBar  itu hasilnya sangat memuaskan mantaplah. Â
Gurihnya agak sulit dideskripsikan kecuali dengan cara bahwa jika makan dengan rendang Padang bisa dipastikan makan itu nambah dan nambah lagi. Â Â Â
Tapi usaha mah perlu untuk membuat rendang yang mirip - mirip produk dari Sumbar, Â dan itu penulis lakukan minimal tentang perbandingan di mana satu kilogram itu untuk 3/4 kg daging.Â
Nikmatnya juga beda, Â cuma waspada cholesterolnya.
Pemilihan daging yang halal juga berkualitas itu adalah prioritas bagi penulis,  Alhamdulillah menemukan tukang jualan daging yang bisa menjamin bahwa daging yang dijualnya memang bersertifikasi halal dari MUI.
Hal yang prinsip dan penting difahami bahwa rendang dimasak dengan waktu yang cukup lama. Artinya harus sabar menunggu hingga berjam - jam apalagi yang dimasak dengan kompor gas rumahan, Â orang Minang pada umumnya memasak menggunakan kayu sehingga aroma bara menjadi kekuatan khusus yang menurut penulis tidak bakal tergantikan tentang ini.
Menjelang lebaran 1441 beberapa hari yang lalu penulis ingin menjajal ingatan tentang Sum Bar, Â tentang masyarakatnya yang ramah, Â tentang alamnya yang sangat indah, sungai - sungai yang airnya jernih mengalir lewat masakan yang melegenda yaitu rendang.
Memasak rendang adalah sharing ilmu dari Uni Upik yang tinggal di Payakumbuh, Â beliau rutin mengajari penulis saat merantau sekitar tahun 1978 beberapa puluh tahun yang lalu, Â berkesempatan dikisahkan adalah salah satu anugerah yang sungguh bersyukur.
Bahan - bahan yang penulis hantarkan di sini adalah improvisasi penulis, Â jadi mereka yang ingin mempraktekkan jika belum pernah membuat, sebaiknya membuat setengah resep dulu agar tingkat mubazirnya (karena belum pengalaman membuat)
Bahan -- bahan :
Daging Sapi  kg  bisa juga 1 kg
Kentang  kg
Kacang merah segar  3 ons
Kelapa parut 1 kg
Garam secukupnya.
Bumbu - bumbu :
Cabe merah tanjung 2 ons
Cabe merah keriting 1 ons
Bawang merah, Â bawang putih
kemiri disangai Â
Ketumbar, baiknya disangai dulu.
Daun kunyit, Â daun jeruk, daun serai daun salam
Lengkuas, sedikit.
Cengkeh, kapolaga.
Cara Membuatnya :
Kelapa parut di buat santan dengan ukuran air kurang lebih dua rantang, Â dan penulis menggunakan air setengah panas agar santan kelapa bisa tereksplorasi dengan maksimal.
Bumbu - bumbu :  garam,  cabe merah, bawang merah, bawang putih, ketumbar dan kemiri  diulek halus.
Santan langsung dimasukkan kedalam kuali dan dimasak, Â ketika santan setengah mendidih masukkan bumbu - bumbu yang telah diulek halus. Sesekali santan diaduk - aduk.
Daging, Â sudah diiris oleh penjual daging dengan potongan yang seratnya sudah diperhitungkan. Disarankan memotong daging untuk rendang itu mengikuti serat yang lurus ahgar tidak mudah hancur ketika di masak.
Masukkan irisan daging, kacang merah dan kentang terakhir sekali.
Masak hingga asat.
Sabar ya Ibu, Bapak, Teteh dan Aa masak rendang hingga serius jadi rendang bukan kaleo !
Selasa, Â 3 Syawwal 1441 Â H Â / Â Â
Senin  25 Mei 2020 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H