“Dan berbuat baiklah, sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang berbuat baik” --QS. AlBaqarah (2) : 195
Rasulullah Saw adalah hamba - Nya yang paling sempurna menjadi sumber inspirasi bagi seluruh alam.
Beliau selalu berbuat baik kepada siapapun juga tanpa membeda - bedakan warna kulit, golongan dan kedudukan bahkan berbagai aktribut dunia, yang sesungguhnya tidak penting jika jasad Kita kelak tidak bernyawa lagi.
Yakin bakal kita saksikan seseorang jika telah wafat terputus segala amal solehnya kecuali tiga hal, yaitu : amal jariyah, anak yang soleh kelak mereka akan mendo'akan Ayah dan Bundanya, kemudian ilmu yang bermanfaat.
Sedemikian viralnya kebaikan Nabi Agung Muhammad Saw, maka layak kemudian al Quran menjulukinya sebagai Rahmatan Lil 'Alamiin ; sumber cinta juga kasih sayang bagi seluruh alam.
Kisah istri beliau Ibunda Siti Aisyah Ra mengisahkan betapa sempurna - nya akhlak Nabi, sehingga beliau sempat menyampaikan kepada salah seorang sahabatnya "akhlak Rasulullah adalah alQuran" sempurna !
Berlimpah kisah tentang akhlak Rasulullah terkait budi baiknya kepada para sahabat dekat, baik saat beliau di Mekkah demikian ketika Sang Nabi Agung bermukim di Madinah, tentu saja ini menjadi petunjuk agar kita umatnya mengikuti cara hidup beliau yaitu selau berbuat baik.
Sedekah Mesti Dengan Materi (?)
Pemahaman Kita secara umum saja, jika berbicara sedekah kecenderungannya imajinasi masyarakat sangat terkait dengan materi, memberikan sesuatu berupa hadiah tanda kasih sayang atau merekatkan tali silah arrahim.
Tentu saja jika konsep ini yang menjadi rujukan masyarakat muslim sedunia maka yang bisa memberikan sedekah atau pemberian sesuatu hal hanya mereka yang memiliki harta saja, adapun para guru yang masuk dalam kategori level sekian harta bendanya, atau tukang beca, para penyapu jalan jelas akan susah bersedekah.
Sudah menjadi pengetahuan umum ada tukang becak di Yogyakarta dengan cara setiap hari Jumat membebaskan pembayaran ongkos narik becaknya kepada para penumpang, dengan demikian dia sudah bersedekah dengan tenaganya.
Demikian seorang penyapu jalan di kota Bandung, beliau bersedekah dengan tenaganya menyapu jalan sekitar jalan Cikutra, maka dia sudah bersedekah.
Jadi secara umum bersedekah itu bisa dengan tenaga sebagai mana yang telah penulis paparkan, bahkan kata Pak Kiyai Muchtar Adam di Pondok Pesantren Al Quran Babussalam, kita bisa bersedekah secara senyap yaitu dengan cara mendo'akan mereka (yang mau di bagi sedekah) dengan do'a - do'a pilihan yang kita panjangkaan saat salat malam, atau saat di Masjidil Haram juga di Masjid Nabawi.
Penulis Bersedekah Dengan Ilmu Walau Hanya Dengan Satu Ayat Al Quran
Mengajarkan Al Quran secara rutin di berbagai Majelis Taklim adalah salah satu kiprah penulis semasa kobla (sebelum) pandemi COVID -19 hampir satu bulan penuh, ke utara, selatan, timur dan barat wilayah Bandung utara masuk kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung, gerkan ini seusia putera sulung penulis sekitar 35 tahun.
Menjadi guru PAI, lebih cenderung merupakan sedekah ilmu kepada para santri dari generasi 1990 hingga 2020 dan tersebar alumni di beberapa eilayah Indonesia khususnya Jawa - Barat, sebutlah mereka para santri yang berkesempatan menerima sedikit pengetahuan dan ilmu dari seorang perempuan yang memang ditakdirkan menjadi pengajar.
Apa kabar sekarang setelah pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) . . .
Seluruh kegiatan offline (luring - luar jaringan) tidaklah terhenti secara total, Alhamdulillah penulis belajar memanfaatkan speech note untuk setiap grup pengajian by whatapps memang tidak terlalu efektif sebagai mana jika Kami mengajar secara tatap wajah. Hal ini terkait kuota, waktu dan bulan Ramadan jamaah lebih fokus mengurus kondisi rumah mereka.
Pengajaran online terhadap para santripun untuk wilayah kabupaten Bandung cukup tersendat karena masih ada beberapa santri yang orang tuanya tidak memiliki hand phone, tragis sich tapi itu adalah kenyataan bukan fiksi.
Pemanfaatan you tube untuk merekam kajian - kajian tujuh menit yang kita kenal sebagai kultum itupun penulis lakukan setiap hari dengan banyak harapan, semoga pandemi COVID - 19 segera berlalu karena kurang terbiasa bicara depan kamera, berasa grogi dan aneh saja.
Semoga kedepan berbagi ilmu lewat instaghram dan face book bisa menjadi sesuatu yang memudahkan dalam berbagi wawasan, akan tetapi tetap saja untuk masyarakat di pedesaan butuh kuota.
Dalam keseharian pergaulan penulis dengan semua sahabat, tetangga dan rekan kerja jika momennya tepat maka penting sekali mengingatkan akan datang kematian yang tiba - tiba mungkin saat kita lalai dan lebih asik sibuk dengan hingar bingarnya dunia sehingga wajar saja kemudian kita semua merasa kaget dengan wafatnya Ashraf Sinclair menyusul Glen Fredly dan paling anyar adalah Didi Kempot.
Jalannya penulis adalah bersedekah dengan sedikit ilmu, kini lewat dunia digital.
Ciburial, Bandung
Sabtu 16 Ramadan 1441 H
Jumat, 8 Mei 2020 M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H