Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjaga Tidak Tidur Bakda Shalat Subuh

5 Mei 2020   23:45 Diperbarui: 5 Mei 2020   23:45 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Camera super sederhana pada posisi membidik pergerakan lebah dan kupu – kupu yang tengah asik hinggap dari satu bunga krokot ke bunga lainnya, kedua ekor binatang kecil ini menghisap sari bunga dengan  tumakninah   cuek saja ketika penulis akan klik, ternyata dia terbang pergi !

Dugaan penulis tentang ketidak acuhan kupu – kupu mungil berwarna kuning bersih dan lebah yang tampak bahagia kemudian  melesat  saat akan  klik,  itu meleset!  Sepertinya kedua binatang penghisap sari bunga itu  memiliki radar canggih.  Hampir berhari – hari nyaris tiga bulan gagal total tidak berhasil.

Berhasil  tabah mengejar mereka selama ada pagi hari yang segar dengan oksigen yang Subhanallah membuat penulis merasa berlimpah kesehatan, semoga selama hidup dikandung badan kesehatan adalah perhiasan yang terus melekat di keluarga Kami semua.

Maka penulis yakin bahwa untuk membidik mengambil gambar kedua binatang cilik ini musti optimal sabar dan juga fokus, tehnik yang berbeda bahkan perangkat camera yang lebih memiliki kemampuan menipu binatang pagi ini.

Berburu kupu – kupu dan lebah madu untuk diambil gambarnya adalah salah satu kegiatan saat mengisi liburan  pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)  dan Work From Home (WFH).

Jika saja menuruti keinginan badan bahwa bakda Shubuh itu terbayang nikmatnya,  adalah kembali menarik selimut melanjut tidur semalam, dan mendidik diri juga keluarga agar mengisi waktu secara lebih berkualitas hal itu adalah perjuangan tanpa ujung.

Bakda Shubuh Event Yang Paling Strategis Berkegiatan.

 Intensitas penulis selima lebih kurang tiga bulan penuh  nyaris sudah tidak berani ke mana – mana lagi sejak pemberlakuan PSBB dan WFH,  menjaga pondokan Kami di Utara kota Bandung adalah kegiatan yang sungguh menantang untuk dimaknai,  oleh sebab itu adanya COVID – 19  secara langsung adalah event besar untuk menata diri dan keluarga.

krokot putih (pict : dok.pribadi)
krokot putih (pict : dok.pribadi)
(pict.dok.pribadi)
(pict.dok.pribadi)
Membangun kebudayaan keluarga semestinya memang  dari rumah dari kebiasaan bangun subuh sebagai mana keluarga Imran dan keluarga Luqman dalam al Quran menanamkan aqidah yang kokoh dimulai saat seperti malam dan waktu Shubuh datang,  namun dalam  kenyataan nya sangat terasa berat,   jatuh bangun mendidik diri dan putera / puteri Kami.   Sungguh bukan hal yang mudah,   perjalanan panjang membangun dunia lewat SDM.

“Dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing”. (QS At Takwir : 18)

“Katakanlah:ku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasi subuh”. (QS Al Falaq :1)

Seluruh umat Islam itu sesungguhnya sudah diarahkan oleh Nabi – Nya Muhammad Saw, untuk memperhatikan waktu Shubuh, konsepnya sangat jelas namun implementasinya terasa bisa berbulan – bulan bahkan bertahun lamanya mendidik Makhluk bernama manusia mengoptimalkan waktu Shubuh dengan sebaik mungkin.

Keukeuh bagi penulis, mengelola waktu Shubuh itu berat atau teramat berat sekali sehingga salah satu kiat yang telah berjalan hampir tiga bulan ini, penulis berikhtiar seusai bakda shalat subuh menyusun dan menyelesaikan beberapa tugas yang telah terkumpul dalam folder – folder pada laptop.

sutra Bombay (pict:dok.pribadi )
sutra Bombay (pict:dok.pribadi )
Sementara memasak air panas,  mandi pagi.

Tujuaannya mengusir rasa mengantuk yang terus  menggantung di mata, inginnya beranjak ke tempat tidur saja menari selimut.  Masya Allah Gusti melihat tempat tidur dan selimut itu ibarat lagi lapar berat menyaksikan hidangan dan aroma menggiurkan tetapi sungguh tidaklah elok jika Kita makan atau minum hidangan yang sesungguhnya boleh saja,  akan tetapi komitmennya mau di kemanakan ?

Maka kompensasi perasaan yang terus menggantung adalah keluar rumah,  membawa handphon berharga alat mendukung semua kegiatan penulis.

Merambah keluar rumah memandang dedaunan, pepohonan dan jalan yang sepi tanpa suara disanalan burung – burung berkicau bebas, kupu – kupu berterbangan tidak biasanya . . . lebah – lebah kecil bergantian menghisap sari – sari bunga.

Baru kali ini sempat mengisahkan sepintas tentang bunga dan kupu – kupu juga lebah sang penerima wahyu dari Allah Swt, untuk membangun sarangnya di gunung – gunung dan pepohonan.

Selasa,  5 Mei 2020 M

Rabu,   13 Ramadan 1440 M

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun