Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

7 Menit Jelang Buka, Yuk Ngisi Kultum

4 Mei 2020   23:56 Diperbarui: 4 Mei 2020   23:50 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kreatifitas Team ! (pict : dok. pribadi )

Ngabuburit    adalah bahasa yang sudah loma (akrab ) digunakan oleh masyarakat Sunda,  khususnya para orang tua sebagai upaya menghibur putera dan puteri mereka agar mau bertahan shaum hingga datang azan maghrib.   

Keberadaan istilah   ngabuburit     sudah ada  kira - kira  sejak penulis lahir sekitar tahun 1960 - an  masyarakat Pasundaan ( urang Sunda ) memiliki budaya yang hingga kini bertahan.   

Intinya agar perasaan lapar itu tidak berasa panjang atau lebih tepatnya derita lapar tidak terasa dengan cara menghibur para anak yang tengah berlatih shaum yaitu  dengan cara yang sederhana dan remeh - temeh seperti jalan - jalan disekitaran halaman rumah,   berkunjung ketetangga sebelah rumah,  berkirim takjil atau bernyanyi  shalawatan beramai - ramai bersuka cita menjemput saat Maghrib tiba.

Beberapa tahun kebelakang sebelum terkena wabah pandemi   COVID-19    istilah   ngabuburit    itu menjadi marketable untuk menarik minat masyarakat berkunjung ke hotel - hotel bergengsi, Cafe - cafe atau penyelenggaraan event dengan sasaran anak muda kota baik itu Bandung, Jakarta, Semarang Yogya juga Surabaya dsb.

Kita semua tidak ada yang menyangka bahwa sejak awal Februari 2020  kondisi bangsa ini   semakin banyak tantangan yang musti dicari solusinya dan dunia pendidikan meliburkan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) luring,    kemudian menyusul semua sektor di off - kan demi suksesnya PSBB  (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang kemudian merata melakukan Work From Home  (WFH).

Ngabuburit  Kreatif

Secara dunia nyata saat ini  ngabuburit   dengan acara mengumpulkan orang banyak sudah tidak mungkin lagi.  

Semua ingin sehat juga ingin selamat,  demi menghindari berbagai kemungkinan yang beban resikonya tentu sangat tinggi,   maka pondok pesantren di beberapa wilayah berupaya menyelenggara ceramah umum secara daring  termasuk pondok pesantren al Quran Babussalam sebagai Lembaga Pendidikan dan lembaga dakwah berfikir agar  proses  pendidikan bagi seluruh santri bisa   berkelanjutan tidak terputus,  maka berbagai upaya dilakukan diantaranya mengupayakan program daring bagi guru, santri dan masyarakat.

Salah satu acara yang dirilis, berdasar pemikiran team saat empat belas hari menjelang Ramadan berfikir dan berusaha mencari solusi agar kegiatan santri bermakna dan tidak sia - sia  minimal tujuh menit menjelang buka mereka bisa menyaksikan para gurunya memberi siraman rohani agar Kita dan Kami semua tabah menghadapi situasi asing dan berbeda pada kali ini.

Kajian yang kami persiapkan prioritasnya adalah menggali berbagai ayat al Quran,  termasuk belajar Kitab  secara online (daring),    dengan harapan para santri yang memiliki handphone juga kuota dapat memantau berbagai arahan Bapak Kiyai,  Guru - guru dan Alumni yang kami upayakan juga untuk tampil minimal tujuh menit saja.

Penulis berkesempatan untuk mengisi sesuai dengan keterbatasan kemampuan,  namun demi menyukseskan acara yang kami gagas baru tahun ini.   Sesungguhnya dari sejak dahulu di bulan Ramadan pondok kami lebih mengoptimalkan  kegiatan di lapangan,   kini semua kegiatan secara nyata tergusur seperti Buka Bersama 1000 santri,  Simaan Al Quran,  Mubaligh Hijrah semua . . . menemukan taqdirnya ditiadakan.

Oiya . . .  tentang  kreatifitas,  pada rilis di sini   penulis sampaikan secara kesimpulan nya saja bahwa kreatifitas itu adalah :

Orang dikatakan kreatif jika memiliki pemikiran orisinil, rasa ingin tahu, kerja keras, lincah dan fleksibel dalam berpikir, serta kemandirian.

Siaran daring sesungguhnya jika menyimak media digital   itu banyak sekali bisa kita pilih tinggal klil . . . klik . . .  saja,   namun sama sekali kurang menggerakkan Kami untuk melakukan siaran daring selama Ramadan pada masa - masa yang lalu,  sebagai mana penulis sampai bahwa kegiatan kami banyak yang di lapangan,  sehingga baru tahun ini kami upayakan agar Pak Kiyai, para Ustadz dan Ustadzah tidak teermenung - menung selama masa pandemi ini,   ada yang bisa kami fikirkan untuk mengoptimalkan tenaga, daya di situasi yang tidak memungkinkan bagi kami mengumpulkan jamah juga santri.

Allahu . . .Rabbul 'Alamiin,  Dia adalah pendidik bagi semua alam. Semoga seluruh santri juga para orang tuanya mendapatkan inspirasi bagi perkembangan spiritual putera dan puteri agar menjadi Makhluk yang berguna kelak di masa yang akan datang.

Alhamdulillah.

Ciburial,  Bandung   12Ramadan 1441 H   /    4Mei 2020 M 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun