Kita sebagai makhluk bumi dikasih kesempatan hidup oleh Sang pemilik alam semesta ini salah satu tugas mendasar adalah menebarkan kasih sayang dengan cara apapun juga.
Bahkan mungkin masing - masing dari penduduk bumi yang yakin mengaku beriman kepada Sang pemilik laut, pelangi dan juga hutan -- hutan rimba belantara tidak pernah menghitung dalam hidupnya sehari - hari telah mengucap puluhan ribu kali kata, dari do'a terkesan adalah kalimat ajaib dan sangat mulia ini:
Bismillahirrahmanirrahiim . . . . . .
Bismillahirramahmannirrahiiim . . . . adalah untaian do’a ringkas yang viral diatas viralnya kalimat – kalimat pujangga dunia yang populer sejak dahulu kala; tanpa ada sepercik kesombongan Sang pemilik kasih sayang, dan sang makhluk fakir kasih sayang hanya berharap curahan dari – Nya.
Do’a segala do’a berbagai kegiatan makhluk penghuni semesta raya yang pasti fana, jangan kecil harapan dalam memohon pada Dia.
“Berdo’alah maka Allah akan mengijabah do’a – do’a hamba _ Nya.” (QS. Ghafir /40 : 60 )
Sudah sangat lazim saja dunia dan isinya mafhum do’a ini dalam bahasa Indonesianya bermakna:
“Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Dia adalah sumber kasih sayang dan Dia adalah sumber Yang Maha Rahman dan Maha Rahim.
Jika menelusuri jejak valentine days, berbagai versi muncul tidak apalah salah satu kisah ringkah yang penulis comot saja bahwa :
Bagi penulis tidaklah terlalu masalah memperingati valentine days jika ternyata kemudian banyak hal yang menyimpang dari makna dan cinta hari kasih sayang ketika itu. Toh pada saat ini valentine days populer dengan cara diantaranya berbagi cokelat, tidak lebih dari itu.
Jika toh ada yang dengan gagahnya menentang . . . . kan Kita mah hanya sehari bagi – bagi cokelat itu saja.
Mari kita rayakan dengan menebar cinta dalam konsep agung yang juga tidak kalah beken . . . . dan cuma satu hari saja kemudian berlalu
Kita menjadi sumber kasih sayang, sebagai pengusung konsep rahmatan lil ‘alamiin menjadi sumber kasih sayang bagi alam semesta jagat raya, kenapa mesti repot memperdebatkan sejarahnya, mari kita perbaiki sejarah masa lalu dengan merajut kasih sayang meskipun dia adalah mantan.
Makna “mantan” dalam imaginasi orang banyak adalah seseorang yang pernah menjadi kekasih atau pacar kemudian tidak jadi.
Kecenderungannya kekasih atau pacar yang tidak jadi itu disebut mantan, sedang pemahaman penulis kata “mantan” bisa diperluas.
Suami halal yang Kita cintai bebas saja dimaknai sebagai mantan kekasih artinya sebelum menikahi secara resmi tentu saja boleh dikatakan sebagai kekasih gelap . . . ( silahkan ngakak jika ini lucu ! )
Saat dia masih posisi sebagai calon suami anggap kekasih gelap dan ketika setelah menikah dia adalah mantan kekasih. Iya dia adalah mantan kekasih seorang lelaki romantis, berdedikasi pada keluarga . . . kami rindu dia.
Ya, mantan kekasih pernah mengejar ke Bandung demi menumpahkan rindu.
Penulis merasa kurang nyaman jika kemudian berjumpa, belum membangun ikatan yang sah. Terburu - buru segera berangkat menuju Yogya untuk menghindari pertemuan itu.
Memang pada akhirnya kucing – kucing dikala hand phone belum muncul masih menggunakan tilpon koin yang ada di beberapa lokasi kampus atau toko yang relative cukup ramai pengunjung.
Syarat mutlak :
Boleh dia berjumpa . . . dengan syarat silahkan meminang dan lanjut menikah.
Pernikahan penulis dengan mantan kekasih sekitar 1981, dan kemudian kami memiliki dua belas putera / puteri yang kini yatim karena Ayah telah wafat pada April 2015.
Akan tetapi perjalanan hidup kami seakan masih terasa segar dalam ingatan berpendar – pendar di alam bayangan, meskipun sang mantan kekasih telah wafat menjelang 5 tahun pada bulan April yang akan datang . . . di kala datang rasa yang sebegitu berbeda ingin kembali bersamanya, teringat berteriak kegirangan saat putera – puteri hadir di sekeliling Kami berdua, atau tentang kisah salah satu do’a penulis yang kemudian diijabah oleh-Nya dengan penuh rasa syukur yang berlimpah.
Kasih sayang Allah tidak perlu dibeli, tidaklah mungkin kami bisa melakukan perjalanan ini tanpa do'a dan do'a yang selalu penulis panjangkan demi merasakan kehangatan cinta kami berdua dengan menghindari kesibukan yang terasa aneh.
Kemudian kami bisa berangkat berdua keliling Sumatera – Barat, hanya berdua saja demi merajut kasih sayang yang tiada pernah padam hingga kelak penulispun menutup mata menyusul sang mantan kekasih hati.
Apakah ini pengaruh kehingar – bingaran valentine days yang selama ini hanya ada dalam rasa keseharian muncul gambar – gambar imajinasi meskipun itu tentang perjalan nyata yang telah dilalui sekian tahun.
Baiklah apapun alasannya kemudian penulis berusaha mengingat – ingat perjalan kami yang sebagian kecil tanggal – tanggalnya masih tersimpang sangat rapih dalam file face book . . . sungguh menguntungkan bisa menelusurinya untuk sekedar menyatakan bahwa ini riil bukan dusta.
Pesisir Selatan
Menuju Batang Kapas menjelang tengah malam, Kami diajak untuk merambah perkebunan buah naga. Memang melewati perkebunan tanpa disetting kedua sahabat yang tinggal di Painan.
Rupanya buah naga yang daunnya menjulur panjang semaunya, bunganya bermekaran saat tengah malam tiba serta menebar aroma yang harum semerbak., penulis tentu saja bergandengan tangan untuk saling melindungi agar tidak terjatuh di malam gelap gulita hanya senter kecil sederhana yang menerangi perjalanan.
Penulis bersama mantan kekasih mengeksplorasi beberapa pantai di Painan, ketika itu kami menginap 10 – 13 Mei 2011 terasa kehangatan keluarga urang awak, selurh sanak famili dipanggilnya dan bershilah aarrahim yang sungguh istimewa.
Padang – Panjang
Menginjakkan kaki di Padang - Panjang seakan menjalin ikatan persaudaraan yang lama terputus karena jarak, waktu tiga hari di kota hujan ini membuat Sang Mantan kekasih mengenal rekan - rekan seperjuangan penulis saat mengenyam bangku sekolah di KMM ( Kuliyatul Muballighin Muhammadiyah )
Saat pagi kami kuliner ketupat pingai dan sedikit siang bernostalgia ke beberapa lokasi wisata, ketika itu tentu saja belum ada sentuhan - sentuhan khusus Pemerintah Daerah seperti hal - nya saat ini, di mana destinasi wisata dipersiapkan dengan mantang sehingga membuat betah para pengunjung, akan tetapi rasa bahagia itu terasa membuncah.
Berbagi kisah tentang guru - guru di KMM, tentang beberapa alumni dan bertukal alamat plus nomber tilp.
Sepertinya sangat sederhana, akan tetapi ajaib menjadikan kami seperti mendapat karangan bunga mawar dari Cibeureum Lembang yang ditata dengan indah, demikianpun mengenang perjalanan ini tidak pernah melepas ingatan pada sang mantan yang selalu dihati.
Masing - masing dari kita memiliki kisah yang berbeda, indah dengan rangkaiannya. Sedihpun berpadu dengan ikatan - ikatan batin disekeliling kita semua tidaklah mungkin berdiri sendiri. Bukan hanya hari valentine yang mengingatkan kita pada mantan bahkan hari - hari tertentu dada seakan hendak pecah jika rindu tak pernah tersampaikan.
Ciburial.
Bandung, 19 Februari 2020 M
26 Jumadil Tsani 1441 H
Nama Team:
Kue Balok Syantik
Maria G. Soemitro:
kompasiana.com/mariahardayanto
Tamita Wibisono:
kompasiana.com/tamita_wibisono
Intan Rosmadewi:
kompasiana.com/rosmadewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H