TB Hendra @encykoffee
Sangat mudah menemukan jalan Cihapit 28 Bandung lokasinya sedikit menjorok sekitar dua rumah, Â bangunan masih tampak tua dengan pencahayaan yang cukup temaram.
Ada beberapa tumbuhan yang ditata dan dipelihara lumayan rapih sepintas diantaranya terdapat salah satu jenis see kulen,  biasanya tanaman jenis see kulen atau pedang-pedangan  populer disebut lidah mertua dipajang pada halaman rumah dengan maksud agar menghisap berbagai jenis racun yang melayang di udara dan Kita tidak bisa memantaunya secara kasat mata.
Dinding luar bagian depan dipasang topeng wajah, Â ukiran unik, Â berwarna coklat susu agak kekuningan khas warna kayu yang origin tanpa polesan cat.
Kemudian ada pigura antik berwarna hijau tosca semacam lubang jendela ditempel menyatu sebagai bingkai kedua topeng coklat susu,  relative cukup sederhana minimalnya jika sekejap orang lewat menjadi salah satu center  fokus ketika kemudian pengunjung bisa berjalan perlahan memandangi satu demi satu buku yang ditata sangat rapih, tidak perlu heran jika sebagiannya berdebu mungkin jarang disentuh . . .  kurang populer.
Berbeda dengan para pemburu komik Kho Ping Hoo,  plus  jumlah penggemar yang seakan tidak pernah berkurang hingga komikpun tampak paling lusuh dibanding dengan komik sejenis silat lainnya.  Subhanallah keren penulisnya (kendati banyak juga kontroversi yang merebak terkait berbagai hal.
Lupakan!
Demi mengenang masa dulu penulis meminta Pak Diding mencarikan edisi komik yang sempat diproduksi sebagai  sandiwara radio dengan judul Kiyai Nogo Sostro dan Sabuk Inten.
Tentu saja masa itu telah berlalu sekian puluh tahun yang lalu.