Penulis hanya mengikuti satu termin dan dilanjutkan dengan permainan yang hanya membutuhkan ketrampilan tangan juga jari -- jari, Â cukup mengasyikkan, Â namun jika tiba saat adzan dzuhur atau ashar kami harus menghentikan dulu sejenak. Jika tidak kedua orang tua kami akan menegur dengan sangat keras.
Bermain bekel tampaknya kegemaran permainan anak -- anak puteri sedang putera diidentikkan dengan permainan kelereng, Â meskipun ada juga anak putera ikut bermain bekel dan sebaliknya anak puteri tidak jarang ikut bermain kelerengan.
Permainan tanpa handphone sangat banyak hingga dua puluh lima permainan yang lebih mengaktifkan kinestetik putera atau puteri kita.
Pada saat ini berbagai permainan itu terkesah selamat jalan saja meskipun mulai tumbuh berbagi komunitas bermain secara tradisional.
Harapannya memang bermacam permainan ini semoga tidak musnah, disamping sebagai mengisi waktu disaat Ramadan juga ini perlu digali lagi dan diperkenalkan pada generasi selanjutnya agar tidak terlena dengan memegang gawai berlama-lama.
https://azzamaviero.com/permainan-tradisional-indonesia/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H