Kita bias menafsirkan bahwa salah satu quote ini minimal sebagai apresiasi dan penghormatan terhadap kepemimpinan Kang Bahar yang sangat dihormati.
Menggali kearifan lokal urang Sunda dari keberhasilan serial sinetron  Preman Pensiun akan kita rasakan bersama tidaklah menjadi  hambatan menembus batas -- batas budaya Nusantara yang cukup beragam.  Sepintas jika membaca komentar -- komentar warga medsos rerata menulis :   "Saya bukan orang Sunda akan tetapi saya suka dan menunggu episode -- episode berikutnya serial sinetron Preman Pensiun.Â
Kang Komar lucu abis."
Masyarakat Sunda yang dikenal luas sangat nsomeah dan ditandai dengan rajin bertegur sapa mereka umumnya tidak pelit tersenyum pada tetangga, sahabat dan kerabat tergambar dari para tokoh -- tokohnya bahwa saling bertegur sapa itu melekat dalam diri warga.
Maka sesungguhnya budaya Sundapun bukan hanya milik urang Sunda tapi milik kita semua bangsa Indonesia terbukti sinetron ini sangat digemari oleh lintas budaya.
Berbagai hal baik dalam serial sinetron demikian pula movie -- nya Preman Pensiun bertutur diantaranya : Â
Tentang Kesetiaan,  dalam film Preman Pensiun penulis scenario yaitu Aris Nugraha  menggaris bawahi bahwa urang Sunda itu sangat setia bukan saja pada mereka yang dihormati dan dituakan tetapi pada saudara,  sahabat dan teman sama saja levelnya.
Gobang  ( Dedi Moch Jamasari)  sebagai salah satu member  preman yang kembali ke kota demi melacak siapa pembunuh suami adiknya dengan ringan meninggalkan tugasnya di kampung sebagai peternak lele dan menyelesaikan seluruh urusannya demi membuktikan kesetiaan urang  Sunda pada adiknya yang jelas sebagai saudara biologis.
Adegan demi adegan mengisahkan betapa seriusnya Gobang memanfaatkan jaringan yang ia miliki meskipun sudah lama tinggal di kampung.
Tentang Amanah, Kang Mus  (Epy Kusnandar)  mengokohkan kesetiaannya pada Kang Bahar yang telah wafat dan berwasiat  pada dirinya dengan quote yang telah penulis  rangkaikan dalam tulisan  di muqoddimah; dari awal hingga akhir film ya melekat dalam dirinya perasaan yang tidak akan beranjak dari amanah Kang Bahar untuk melanjutkan kepemimpinannya,  kendati solusi demi solusi dirasakan oleh Kang Mus sebagai kegagalan dirinya sebagai pemimpin yang tidak sepiawai Kang Bahar.