Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mungkinkah Merencanakan ke Baitullah Bersama Danamon Mewujudkan Esensi Haji

1 Januari 2019   21:40 Diperbarui: 1 Januari 2019   21:53 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyimak khutbah Arafah ternyata bisa dilaksanakan  satu  tenda (jumlah jamaah sangat bervariasi, ada yang 300 atau 600 orang) bahkan bisa juga  beberapa tenda disatukan sehingga yang menyimak khutbah Arafah bisa mencapai ribuan jamaah,  adapun  secara teknis dilapangan adalah maktab  masing -  masing yang melakukannya dengan  saling berkoordinasi.

Jadi satu khutbah Arafah untuk seluruh maktab,  di sini persatuan nampak  nyata dan begitu indah,  kami seluruh jama'ah haji dapat dengan khusyu'  mendengar penjelasan khotib.

Pada tahun 2011 maasha   Allah masing - masing tenda dengan satu khutbah Arafah sehingga telinga kami semua calon haji  harus membagi konsentrasi ke kanan dan ke kiri,  ke depan dan ke belakang, otomatis  dalam pemahaman penulis esensi haji yang  seharus   seluruh dunia atau paling tidak se -  Indonesia Raya bisa satu khutbah Arafah namun pada kenyataannya hanya se Jawa -  Barat saja di Arafah saling mempertontonkan  egonya mengusung organisasi dan kepopuleran tokoh dengan cara yang kurang mencontohkan rasa persatuan   yaitu : 

Satu Tenda satu Khutbah sehingga menimbulkan  kesedihan  dan prihatin yang cukup mendalam.

Jika khutbah Arafah pada tahun 1996  khusyu' dan merasakan suasana  alam  Malakut . . .  yang sedemikian  istimewa di mana dalam hadis diungkapkan bahwa    saat yaumul  Arafah ribuan Malaikat turun ke bumi.

Khutbah Arafah 2011 nangis . . .   merasa percuma ikut khutbah Arafah  juga  sedihlah menyaksikan  bangsa ini seperti tidak perlu bersatu  tercerai berai saat wukuf,     yang mengusung  nama besar organisasi  NU melaksanakan  khutbahnya sendiri  yang bangga dengan  Muhammadiyah     khutbah Arafah sendiri dan jamaah yang fanatik terhadap  Persis melaksungkan khutbahnya sendiri juga rasa keblinger . . .   semoga pengalaman yang mengecewakan seperti ini menjadi catatan bagi Kemenag untuk mengatur hari Arafah sesuai nilai dan ketentuan rukun - rukun haji.

Kisah lainnya bisa   Jabal Nuor Dan Kenangan Mendaki Gunung Cahaya

Saatnya Persiapan Haji Sedini Mungkin 

Saat berhaji     tiba   tidaklah mungkin  sim salabim abakadadbra   kemudian berangkat  menuju tanah suci.

Ibadah haji adalah perjalanan menuju Allah,    disimbolkan dengan berkunjung  atau berziarah pada dua Masjid yang dimuliakan (Haramain) sehingga segala sesuatunya harus dipersiapkan  sedini mungkin terkait persiapan ilmu, mental dan bekal perjalanan.

Sebagaimana telah penulis uraikan diatas bahwa  haji adalah  ibadah fisik dan cukup berat terutama Arafah,  Mudzdalifah,    Mina  dan  Thawaf Ifadhah  alangkah lebih utama dilaksanakan saat usia kita masih muda rentang  30 tahun,  40 tahun,  dan  50 tahun   maksimal 60 tahun  jika sudah diatas usia enam puluh  tahun rasa -  rasanya masuk dalam kategori resting atau resiko tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun