Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

David Chaliq Duta Wakaf dan Zakat Jumpa Penyuluh Agama Islam Indonesia

6 September 2018   19:24 Diperbarui: 6 September 2018   19:39 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zakat dan wakaf menjadi sentral pembahasan dalam perjumpaan seluruh penyuluh agama Islam honorer (non PNS) yang telah usai diselenggarakan sejak Rabu (29/08/'18) hingga Jum'at (31/08/'18).

Perjumpaan akbar ini adalah salah satu program dari Kasubdit Edukasi Inovasi Kerja Sama Wakaf dan Zakat Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI,  sebagai pengemban amanah bidang ini adalah Wida Sukmawati, pada kesempatan terakhir (31/08/'18) beliau menutup acara Pengembangan Literasi  Zakat dan Wakaf dengan penuh semangat  tidak lupa Wida memperdengarkan  hashtag  yaitu  zakat wakaf kuat,  Indonesia hebat. 

Bagaimanapun rangkaian  kalimat tersebut mengingatkan dan memotivasi seluruh hadirin yang berkesempatan mendapat undangan, harapan panitia tentunya dalam benak masing -- masing  kami seakan dibalik itu semua termaktub kalimat :

"Coba susun kajian -- kajian yang memperkenalkan zakat juga wakaf secara   komprehensif   sehingga umat faham ( teredukasi ) dan sadar bahwa ini bukan sekedar  hablum min annas,  namun ini cara Tuhan agar umat Islam itu eksis dan berdaya."

Tidaklah mengherankan Ditjen Bimas Islam mengundang salah seorang  pesoroh yang kemudian menjadi  brand ambassador  Lembaga zakat Nasional yaitu David Chalik,  untuk memotivasi   dan membagikan pengalamannya.  Tentu sebagian besar pemirsa di Indonesia sudah mengenal presenter acara "Damailah Indonesiaku."

Penyuluh Agama Islam honorer (pict:dok.pribadi)
Penyuluh Agama Islam honorer (pict:dok.pribadi)
David Chaliq Narsum Penguatan Literasi Zakat Pada Gen Milenial (pict:dok.pribadi)
David Chaliq Narsum Penguatan Literasi Zakat Pada Gen Milenial (pict:dok.pribadi)
Penguatan Literasi Zakat Pada Generasi Millenial

David Chaliq memang menjadi salah satu nara sumber yang ditunggu peserta pada siang hari itu  sehingga saat sang pesohor ini muncul maka dengan sangat antusias disambut seluruh peserta dengan cara kekinian selfie plus wiefie antri . . . dilakukan oleh seluruh hadirin  untuk memenuhhi hasrat eksistensi di dunia maya atau media social.

Peserta yang telah hadir  terdiri dari pada Penyuluh Agama Islam non PNS,  perwakilan mahasiswa FOSSEI (Forum Silaturrahmi Study Ekonomi Islam),  Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) kami berhimpun serius menyimak apa yang dipaparkan sang pesinetron

Dalam paparannya David Chaliq mengungkapkan pengalaman awal dalam berzakat yaitu  dengan cara membagikan dalam lingkungan kecilnya termasuk demikian yang menjadi kebiasaan keluarga besarnya,  setelah menjadi duta wakaf salah satu lembaga zakat nasional,  baru disadari oleh David Chalik bahwa dengan membayar zakat kepada lembaga yang terpercaya ( tersertifikasi ) jangkauannya lebih luas dan akan mendapatkan kemudahan -- kemudahan saat membayarkannya.

David sebagai seorang artis yang cukup tenar meskipun ada sebagian peserta dari daerah  yang meragukan jika  David adalah  seorang pesinetron dia melayani juga ramah dan santun melayani berbagai pertanyaan peserta,  yang paling dia tekankan bahwa ada perubahan yang sangat mendasar di jaman kini semuanya mudah dan informasi lengkap  kita butuh beradaptasi dengan para pemegang zaman masa yang akan datang yaitu gen millennial (generasi Y),  sang artis menyampaikan juga bahwa Tahun lahir  1977 -- 1995  Populasi berdasar sensus 2010 ;  81.27 juta jiwa (34.48%),   maknanya cara -- cara atau metode berdakwah mengajak untuk berzakat dan berwakaf harus juga memahami beberapa karakter generasi ini, yaitu

Foto: Tirto.id
Foto: Tirto.id
  • Percaya diri
  • Berorientasi pada kesuksesan
  • Toleran
  • Kompetitif
  • Haus Perhatian

Sehingga metode pendekatan masa lampau yang diangkap kadaluarsa sudah perlu diamandemen atau dikoreksi sehingga tepat metode dan tepat sasaran.

Media social sudah menjadi kemelekatan yang membudaya dan penting untuk seluruh penyuluh agama Islam beradaptasi bersosial media baik menggunakan instagram atau media social lainnya termasuk vlog dan video.

Jangan takut disebut riya karena eksis dimedia social,   manfaatkan tecknologi ini untuk mendekatkan diri pada generasi penggenggam masa yang akan datang dengan cara yang sesuai passion mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun