Yuk seseruan kesini . . .
Menikmati Keseruan Acara Kompasiana Visit Hut RI ke 72 Bersama BUMN Di Pangalengan
Tradisi  Minum Teh Masyarakat Jabar
Jika Bapak Aki dan Emak Nini minum teh tawar jarang sekali memakai gula putih begitupun gula merah atau berbagai jenis gula lainnya yang kemudian menular pada anak cucunya, Â dan tentu berbeda dengan kebiasaan sebagian masyarakat Yogyakarta yang selalu memakai gula batu kemudian penulis dapat menelusuri tradisi "nyaneut" Â di kaki gunung Cikuray.
Nyaneut adalah salah satu tradisi minum teh dengan mencampurkan potongan gula merah dengan tujuan menghangatkan tubuh khusus di wilayah Cigedug Bayongbong.
Kebiasaan ini rupanya sudah ada sejak abad ke 19 yang dimulai oleh salah seorang  ilmuwan bernama  Karel Frederik Hole yang menanam dan meliki kebun teh daerah Cigedug dan Bayongbong -- Garut.
Paling tidak masyarakat Jawa -- Barat pada umumnya lebih senang meminum teh tawar baik dalam bentuk serbuk, daun atau serbuk, di Yogya minum teh dengan gula batu dan di Garut dengan gula merah.
Bukan improvisasi kemudian ada yang menambahkan dengan lemon, madu dan sebagainya itulah bhineka tunggal ikanya Nusantara dalam tradisi minum teh.
Suatu saat kelak ingin kembali ke Pangalengan menikmati khasnya teh Malabar karena beberapa kali menghirup teh minuman yang kami nikmati tetap teh celup produk sibiru.
*keler  =  semacam botol dengan diameter yang lebih besar
*bubuy  =  biasanya singkong atau ubi ditimbun bara api