Kenapa Bunda dan Suami Memutuskan Anak Banyak
Sepertinya pertanyaan ini sangat klise akan tetapi memang sering kali orang heran dan kaget ketika saya yang biasa di panggil Bunda oleh putera dan puteri kami, menyebut angka 12 sejumlah anak yang di amatkan Allah pada keluarga Muhammad Eko Slamet Riyadi (Alm.)
Tentu saja bila dilihat dari sisi formal kantor BKKBN fenomena keluarga kami adalah sejenis pelanggaran yang sangat dimaklumi dan dimaafkan, iya pasti dimaafkan belum ada sangsi hukum bagi seorang Ibu melahirkan 12 anak di denda atau motornya di tilang.
Memang BKKBN masih terus melakukan penyuluhan, pelatihan dan merealisasikan bermacam – macam program demi peningkatan kualitas Ibu, Anak dan Keluarga yang lebih memenuhi standar termasuk pengendalian penduduk, bahkan belakangan ini di kaji secara serius tentang “bonus demografi” kita rasakan bersama saat ini adalah era kebebasan.
Termasuk bebas melahirkan 12 Anak jika sanggup dan ada “niat”.
Kisahnya silahkan di baca juga :
12 Anak Tak Menghalanginya Meraih Predikat Cum Laude
kita yang aktif daring mafhum bahwa era kebebasan membuat status lebay, status baper dan bahkan status fitnah sekalipun memang mengherankan ya . . . masih ada Ibuk – ibuk mau bersusah – susah, mengandung, melahirkan, menyusui membesarkan dan mengasuh serta mendidiknya hingga ke jenjang yang tinggi.
Bahasa gaulnya kita sering membaca atau mendengar “Amaging” iya menakjubkan, tidaklah akan terwujud kecuali karena kekuatan dari Allah dan limpahan karunia dari Nya sehingga mereka hadir.
12 Anak Dua Belas Pintu Rezeki
Istilah banyak anak dan banyak rezeki jika di buktikan dengan penelitian akan lebih akurat, akan tetapi pemahaman tentang makna rezeki tidak terbatas hanya pada materi. Dalam konteks agama kebebasan, kesehatan, keharmonisan dan macam – macam kenikmatan fisik seperti bisa melihat, bisa berbicara itu juga rezeki, tapi baiklah beberapa alasan dari pertanyaan yang lazim di sampaikan pada Bunda kali ini alasan – dan dasarnya bisa saya kemukakan.