Mohon tunggu...
Intan Rosmadewi
Intan Rosmadewi Mohon Tunggu... Guru SMP - Pengajar

Pengajar, Kebaikan yang kita lakukan untuk orang lain ; sesungguhnya adalah kebaikan untuk diri kita sendiri QS. Isra' ( 17 ) : 7

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Khrisna Pabichara, Dan Brown dari Jeneponto

18 Februari 2017   22:15 Diperbarui: 19 Februari 2017   14:11 1335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mas Yudi Irawan  berhasil menggambarkan Natisha,  seperti bayangan banyak orang oiya mirip tidak ya dengan  Andi Meriam Matalatta ? pelantun Lembah Biru yang mendayu – dayu . . .  belok kemana ini teh . . .

Lanjut akh  . . .

Sebagai salah satu tokoh sentral kecelebritisan Natisha adalah ia :

Natisha punya tiga nama.

Natisha nama pertamanya.

Daeng Lebang nama kedua  alias  paddaengang_nya adapun  pakkaraengang Natisha ialah Karaeng Marannu  belakangan nama ketiga jarang digunakan,  sekaligus gelar Kakaraengang. Dia lebih kerap disapa Karaeng Lebang di banding Karaeng Marannu.  Sebagai seorang Karaeng Puli,  tidak seorangpun menyapanya  menggunakan  nama pertama dan nama kedua. ( Natisha, p. 143 )

Ia mempunyai aura dan pesona yang memikat di bandingkan gadis – gadis lain di kampungnya,  yakin ending kisah dikejutkan dengan apa yang tidak  kita perkirakan,  hanya orang cerdas yang bisa nebak nasib akhir Natisha.

Rangka  

Rangka adalah politisi gagal dua kali pemilihan calon anggota dewan dua kali pula tidak berhasil alias zonk   –  dia ingin menjadi Parakang yang sempurna  (p. 327) lelaki pemberang berdada bidang,  makhluk culas dan dengan sengaja menusuk betis Daeng Tutu ketika keluar dari sumur  usai pertarungan pappuli  ia juga penggemar berat Barcelona.

Baik Daeng Tutu, Natisha dan Rangka ketiganya gemar menulis diary dan hobby membaca ini aura yang sangat positif bagi para pembacanya bahwa budaya menulis minimal catatan kejadian harian dan membaca baik komik picisan atau novel murahan bahkan koran merah sekalipun penting menjadi habit,  pada waktunya pembaca komik picisan atau novel murahan juga koran merah akan mengalami kejenuhan. Pasti pada saatnya  akan naik tingkat mencari bacaan yang lebih  berkualitas karena kebutuhan akan membaca adalah fitrah semua hamba Allah yang berfikir.

Kakek Manrawa 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun