Masih melekat dalam ingatan bangsa Indonesia bahwa Bandung di kenal sebagai kota kembang, aneka jenis tetumbuhan dan bunga – bungaan demikianpun anggrek hidup dengan subur menyenangkan para penggemar dan peminatnya atau hanya sekedar pengagum saja.
Salah satu jenis bunga yang kemudian menjadi ikon kota Bandung dikenalkanlah pada masyarakat yaitu bunga Patrakomala, bahkan dipasang sebagai assesoris cantik di atas stilasi yang sempat kami kunjungi pada program #MapahKaBandung Sabtu 24 Desember 2016.
“Stilasiatau monumen mini merupakan bagian dari konsep seni gambar yang meniru obyek sebenarnya”.
Stilasi tersebut berbentuk prisma tegak segitiga yang terbuat dari beton dengan hiasan bunga Patrakomala yang terbuat dari besi masif, tersebar di beberapa lokasi terkait erat dengan sejarah Bandung Lautan Api (BLA).
Seperti Apakah Bunga Patrakomala
Bunga patrakomala sesungguhnya mudah kita dapati disekitaran kota Bandung, ia tumbuh dengan mudah dimana – mana ada beberapa jenis warna diantaranya kuning, oranye dan merah muda; tanaman ini memiliki nama latin Caesalpinia Pulcherrina berasal dari Amerika Selatan.
Berdasarkan penuturan salah seorang Dosen Biologi Universitas Pajajaran Bandung Bapak Budi Irawan, bahwa bunga Patrakomala salah satu jenis bunga yang eksotis di kota Bandung kadang kita hanya sepintas – sepintas saja mengamatinya, jika sempat menyimak bentuk bunga ini dapat disakksikan dengan jelas bahwa bunga – bunga yang mekar seolah menyerupai ekor merak maka tidak jarang Patrakomala juga biasa di sebut Ki Merak.
Bagaimana bentuknya
Bentuk bunga Patrakomala sebelum mekar pucuk bunga hampir dan mirip lombok rawit tergulung memanjang, jika telah mekar bunga indah sempurna apalagi jika terkena sorotan Matahari pagi, sedangkan bentuk daun tersusun rapi mirip daun petai china akan tetapi dengan bentuk yang cukup besar juga lebar tersusun dengan ranting – ranting lembut dan rapih ciptaan Maha Pencipta Nan Mempesona.
Kenapa jadi simbol
Dalam buku keluaran Departemen Dalam Negeri tahun 1999, pemerintah menetapkan bahwa tiap propinsi di Indonesia harus memiliki flora dan fauna sebagai ikonnya.
Bandung memilih Patrakomala sebagai ikon flora, pemilihan dan penentuan tidak semua warga mengetahuinya mungkin saja karena banyak rumbuh dimana – mana tidak hanya di pinggir jalan bahkan di taman – taman kota bunga Patrakomala menjadi salah satu pilihan.
Adakah khasiatnya
Sebagaimana diuraikan oleh pikiran rakyat.com beberapa bagian tumbuhan yang digunakan sebagai pengobatan, adalah bunga, kulit kayu, akar, daun dan buah. Bunganya digunakan untuk mengatasi haid tidak lancar, luka terpukul, panas, kejang panas pada anak dan mata merah. Kulit kayu digunakan untuk mengatasi diare. Akar digunakan untuk kejang panas pada anak dan demam. Daun untuk perut kembung, hepatitis, sariawan, demam dan penyakit kulit. Sedangkan buahnya digunakan untuk mengatasi diare dan disentri.
Saya, Ibu Maria G. Sumitro dan beberapa kompasianer yang memang tinggal di Bandung pada heran dan bengong saat bunga Patrakomala dikisahkan oleh Bang Aswi please dekh kami para kudeters malu – maluin diri, kata Ambu (Maria G. Sumitro) dengan kata – kata yang terngiang – ngiang :
“Saya magh menjadi orang Bandung bertahun – tahun tinggal di sini yang diketahui Patrakomala itu adalah namanya jalan, berasa konyol banget ternyata itu nama bunga”.
Referensi :
Flora Dan Fauna Maskot Kota Bandung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H